Program Kredit Perkakas Permudah Pelaku IKM
A
A
A
JAKARTA - Perusahaan penyedia perkakas asal Amerika Serikat, Stanley Black & Decker mendorong penggunaan perkakas canggih dan tepat guna untuk para pelaku industri kecil dan menengah (IKM). Sehingga akan mempermudah akses para pelaku IKM dengan menyediakan program kredit perkakas.
Country Director Stanley Black & Decker Indonesia King Hartono Hamidjaja menyampaikan, inovasi ini terbilang baru. Jika sebelumnya program cicilan hanya untuk barang-barang konsumtif, perusahaan menyediakan program cicilan untuk barang produktif.
"Belum ada produsen perkakas yang menyediakan penjualan dengan cara dicicil," ujarnya di Jakarta, Selasa (15/5/2018).
Menurut King, para pelaku industri IKM yang memiliki keterbatasan modal bisa menjangkau perkakas yang tepat guna dengan lebih mudah. Selain itu, juga bisa menyimpan modal mereka untuk keperluan lainnya.
"Buat para pelaku industri yang baru memulai usaha, membeli perkakas dan peralatan bisa menghabiskan separuh modal. Dengan mencicil, bisa menjadikan modal untuk keperluan lain yang lebih produktif," katanya.
King menargetkan, inovasi program cicilan untuk perkakas Stanley di Indonesia akan menambah 25% penjualan perkakas Stanley Black & Decker di Tanah Air.
"Kami gelar gathering bersama para distributor di Jakarta yang bekerja sama dengan Tokopedia tentang kampanye 'Mulai Aja Dulu' untuk para pelaku industri IKM yang baru merintis usahanya dan anak-anak muda yang berminat berwirausaha," pungkasnya.
Sekadar informasi, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menargetkan hingga 2019, akan ada sebanyak 10.000 IKM yang ikut dalam program e-Smart IKM. Pertumbuhan jumlah IKM tersebut didorong oleh potensi pasar Indonesia yang terus berkembang.
Sementara, berdasarkan data Asosiasi e-Commerce Indonesia (IdeA), jumlah pengguna internet Tanah Air mencapai lebih dari 90,5 juta jiwa, serta pengguna aktif yang berbelanja secara online sebanyak 26,3 juta jiwa.
Country Director Stanley Black & Decker Indonesia King Hartono Hamidjaja menyampaikan, inovasi ini terbilang baru. Jika sebelumnya program cicilan hanya untuk barang-barang konsumtif, perusahaan menyediakan program cicilan untuk barang produktif.
"Belum ada produsen perkakas yang menyediakan penjualan dengan cara dicicil," ujarnya di Jakarta, Selasa (15/5/2018).
Menurut King, para pelaku industri IKM yang memiliki keterbatasan modal bisa menjangkau perkakas yang tepat guna dengan lebih mudah. Selain itu, juga bisa menyimpan modal mereka untuk keperluan lainnya.
"Buat para pelaku industri yang baru memulai usaha, membeli perkakas dan peralatan bisa menghabiskan separuh modal. Dengan mencicil, bisa menjadikan modal untuk keperluan lain yang lebih produktif," katanya.
King menargetkan, inovasi program cicilan untuk perkakas Stanley di Indonesia akan menambah 25% penjualan perkakas Stanley Black & Decker di Tanah Air.
"Kami gelar gathering bersama para distributor di Jakarta yang bekerja sama dengan Tokopedia tentang kampanye 'Mulai Aja Dulu' untuk para pelaku industri IKM yang baru merintis usahanya dan anak-anak muda yang berminat berwirausaha," pungkasnya.
Sekadar informasi, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menargetkan hingga 2019, akan ada sebanyak 10.000 IKM yang ikut dalam program e-Smart IKM. Pertumbuhan jumlah IKM tersebut didorong oleh potensi pasar Indonesia yang terus berkembang.
Sementara, berdasarkan data Asosiasi e-Commerce Indonesia (IdeA), jumlah pengguna internet Tanah Air mencapai lebih dari 90,5 juta jiwa, serta pengguna aktif yang berbelanja secara online sebanyak 26,3 juta jiwa.
(ven)