OCBC Nisp Targetkan Pertumbuhan Penyaluran Kredit 15%
A
A
A
JAKARTA - PT Bank OCBC NISP Tbk menargetkan penyaluran kredit sampai akhir tahun dapat tumbuh kisaran 10% sampai 15%. Sementara, hingga kuartal I/2018, pertumbuhan kredit (gross) sebesar 17% (YoY) mencapai Rp110,7 triliun dari Rp94,5 triliun pada periode yang sama tahun 2017.
Presiden Direktur OCBC NISP Parwati Surjaudaja mengatakan, perseroan tidak melakukan revisi target pertumbuhan kredit di tahun ini meski melihat kondisi saat ini pertumbuhan kredit cenderung belum terlalu tinggi.
"Kami lebih ke mid point ya, target 10%-15% tetapi harapannya mendekati 15%. Kalau pendapatan domestik bruto (PDB) Indonesia lebih tinggi dari 5,1% harapannya kredit bisa naik juga," kata Parwati di Jakarta.
Pertumbuhan kredit perseroan diikuti dengan kemampuan menjaga kualitas kredit dengan mencatatkan rasio kredit bermasalah atau Non-Performing Loan (NPL) gross sebesar 1,7% dan nett sebesar 0,7%. Berdasarkan jenis penggunaannya, porsi kontribusi kredit modal kerja 45%, kredit investasi 42% dan kredit konsumsi 13%.
Parwati menuturkan, pertumbuhan kredit diperkirakan akan meningkat di kuartal II ini. Selain itu, momen Ramadhan dan Lebaran juga akan mendongkrak permintaan kredit.
Oleh karena itu, Bank OCBC NISP optimistis dapat membukukan pertumbuhan kredit sesuai rencana. Adapun target pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK), dirinya menargetkan masih bisa tumbuh sekitar 10% pada kuartal II ini.
Hingga kuartal I, perseroan berhasil membukukan DPK sebesar Rp121,1 triliun atau tumbuh 10% dari Rp109,7 triliun. "Kalau kami cukup optimistis, sampai kuartal I masih cukup baik pertumbuhannya. Rasanya itu masih cukup konsisten selalu double digit tumbuhnya dan tumbuhnya cukup merata baik dari segmen korporasi maupun ritel tumbuh double digit," urainya.
Di sisi lain, pihaknya juga telah menyiapkan sejumlah dana sebagai persiapan menyambut Lebaran. Untuk tahun ini, perseroan menyiapkan dana tunai sebesar Rp2 triliun untuk keperluan Lebaran nasabah perseroan.
Dana tunai tahun ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan dana tunai persiapan lebran tahun lalu yang hanya di kisaran Rp800-900 miliar. "Ini sudah di siapkan, apalagi liburnya banyak. Sekitar Rp2 triliun untuk keperluan lebaran," ungkapnya.
Presiden Direktur OCBC NISP Parwati Surjaudaja mengatakan, perseroan tidak melakukan revisi target pertumbuhan kredit di tahun ini meski melihat kondisi saat ini pertumbuhan kredit cenderung belum terlalu tinggi.
"Kami lebih ke mid point ya, target 10%-15% tetapi harapannya mendekati 15%. Kalau pendapatan domestik bruto (PDB) Indonesia lebih tinggi dari 5,1% harapannya kredit bisa naik juga," kata Parwati di Jakarta.
Pertumbuhan kredit perseroan diikuti dengan kemampuan menjaga kualitas kredit dengan mencatatkan rasio kredit bermasalah atau Non-Performing Loan (NPL) gross sebesar 1,7% dan nett sebesar 0,7%. Berdasarkan jenis penggunaannya, porsi kontribusi kredit modal kerja 45%, kredit investasi 42% dan kredit konsumsi 13%.
Parwati menuturkan, pertumbuhan kredit diperkirakan akan meningkat di kuartal II ini. Selain itu, momen Ramadhan dan Lebaran juga akan mendongkrak permintaan kredit.
Oleh karena itu, Bank OCBC NISP optimistis dapat membukukan pertumbuhan kredit sesuai rencana. Adapun target pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK), dirinya menargetkan masih bisa tumbuh sekitar 10% pada kuartal II ini.
Hingga kuartal I, perseroan berhasil membukukan DPK sebesar Rp121,1 triliun atau tumbuh 10% dari Rp109,7 triliun. "Kalau kami cukup optimistis, sampai kuartal I masih cukup baik pertumbuhannya. Rasanya itu masih cukup konsisten selalu double digit tumbuhnya dan tumbuhnya cukup merata baik dari segmen korporasi maupun ritel tumbuh double digit," urainya.
Di sisi lain, pihaknya juga telah menyiapkan sejumlah dana sebagai persiapan menyambut Lebaran. Untuk tahun ini, perseroan menyiapkan dana tunai sebesar Rp2 triliun untuk keperluan Lebaran nasabah perseroan.
Dana tunai tahun ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan dana tunai persiapan lebran tahun lalu yang hanya di kisaran Rp800-900 miliar. "Ini sudah di siapkan, apalagi liburnya banyak. Sekitar Rp2 triliun untuk keperluan lebaran," ungkapnya.
(fjo)