Bappenas Usulkan Skema Pengembangan EBT Berbiaya Rendah
A
A
A
JAKARTA - Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) saat ini tengah menyusun skema pembiayaan pengembangan pembangkit listrik bersumber energi baru terbarukan (EBT) dengan biaya yang rendah (low cost financing). Hal ini mengingat pengembangan EBT masih kurang diminati lantaran pembiayaannya yang terbilang tinggi.
Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengatakan, skema low cost financing yang dirancangnya akan mencampurkan antara pembiayaan komersial dengan lembaga nonkomersial. Selama ini, pengusaha EBT menggunakan pembiayaan dari perbankan yang cenderung berbunga tinggi.
"Ini kita bikin low cost financing dengan blended, dicampur dengan yang nonkomersial," katanya di Gedung Bappenas, Jakarta, Selasa (22/5/2018).
Menurutnya, dengan skema low cost financing yang mencampurkan dengan lembaga non-komersial maka pengembang akan mendapatkan bunga yang lebih rendah.
Adapun skema low cost financing yang saat ini tengah dirintis Bappenas adalah antara PINA (Pembiayaan Investasi Non-Anggaran) dan International Credit Finance and Trade (ICTF). "Kalau komersial kan ketinggian. Makannya kita campur supaya bunganya rendah," tandasnya.
Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengatakan, skema low cost financing yang dirancangnya akan mencampurkan antara pembiayaan komersial dengan lembaga nonkomersial. Selama ini, pengusaha EBT menggunakan pembiayaan dari perbankan yang cenderung berbunga tinggi.
"Ini kita bikin low cost financing dengan blended, dicampur dengan yang nonkomersial," katanya di Gedung Bappenas, Jakarta, Selasa (22/5/2018).
Menurutnya, dengan skema low cost financing yang mencampurkan dengan lembaga non-komersial maka pengembang akan mendapatkan bunga yang lebih rendah.
Adapun skema low cost financing yang saat ini tengah dirintis Bappenas adalah antara PINA (Pembiayaan Investasi Non-Anggaran) dan International Credit Finance and Trade (ICTF). "Kalau komersial kan ketinggian. Makannya kita campur supaya bunganya rendah," tandasnya.
(fjo)