Makin Kompetitif, Ekspor Industri Kerajinan Capai USD776 Juta
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memacu daya saing industri kerajinan nasional agar semakin kompetitif di kancah global. Untuk itu, Kemenperin menetapkan industri kerajinan sebagai salah satu sektor yang diprioritaskan pengembangannya.
Pasalnya, produk unggulan kriya dari Indonesia cukup banyak diminati oleh konsumen mancanengara jika dilihat dari data nilai ekspor yang dihasilkan tahun 2017 sebesar USD776 juta, lebih tinggi dibanding capaian tahun sebelumnya di angka USD747 juta.
"Terlebih lagi industri kerajinan merupakan sektor padat karya berorientasi ekspor," kata Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto pada pembukaan Pameran Industri Kreatif 2018 di Plasa Pameran Industri, Kementerian Perindustrian, Jakarta, Selasa (22/5/2018).
Menurut Menperin, para pelaku industri kerajinan nasional perlu memperhatikan beberapa hal penting agar produknya dapat memiliki nilai jual yang tinggi, di antaranya adalah mengikuti selera pasar saat ini, menerapkan standardisasi, serta penguatan di aspek kemasan dan merek. "Sedangkan, dalam upaya memasuki era revolusi industri 4.0, harus memanfaatkan platform digital," tambahnya.
Kemenperin telah mengajak para pelaku industri kecil dan menengah (IKM) nasional supaya ikut serta dalam program e-Smart IKM. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan perluasan pasar bagi produk IKM lokal hingga mampu menembus pintu ekspor.
Kemenperin pun telah menjalankan berbagai program dalam upaya peningkatan kompetensi para perajin nasional. Misalnya, mendorong perajin agar menggunakan teknologi terkini sehingga mampu menciptakan kreativitas dan inovasi produk.
Pada pembukaan pameran tersebut, Menperin memberikan apresiasi kepada Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi) yang turut berperan mendorong pengembangan IKM nasional.
Pameran yang dilaksanakan selama empat hari, mulai tanggal 22-25 Mei 2018 ini diikuti sebanyak 44 pelaku IKM binaan Pemerintah Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Berbagai rangkaian kegiatan yang ditampilkan selain pameran produk kreatif,yakni acara diskusi, peragaan busana, dan kesenian Campur Sari.
Pasalnya, produk unggulan kriya dari Indonesia cukup banyak diminati oleh konsumen mancanengara jika dilihat dari data nilai ekspor yang dihasilkan tahun 2017 sebesar USD776 juta, lebih tinggi dibanding capaian tahun sebelumnya di angka USD747 juta.
"Terlebih lagi industri kerajinan merupakan sektor padat karya berorientasi ekspor," kata Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto pada pembukaan Pameran Industri Kreatif 2018 di Plasa Pameran Industri, Kementerian Perindustrian, Jakarta, Selasa (22/5/2018).
Menurut Menperin, para pelaku industri kerajinan nasional perlu memperhatikan beberapa hal penting agar produknya dapat memiliki nilai jual yang tinggi, di antaranya adalah mengikuti selera pasar saat ini, menerapkan standardisasi, serta penguatan di aspek kemasan dan merek. "Sedangkan, dalam upaya memasuki era revolusi industri 4.0, harus memanfaatkan platform digital," tambahnya.
Kemenperin telah mengajak para pelaku industri kecil dan menengah (IKM) nasional supaya ikut serta dalam program e-Smart IKM. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan perluasan pasar bagi produk IKM lokal hingga mampu menembus pintu ekspor.
Kemenperin pun telah menjalankan berbagai program dalam upaya peningkatan kompetensi para perajin nasional. Misalnya, mendorong perajin agar menggunakan teknologi terkini sehingga mampu menciptakan kreativitas dan inovasi produk.
Pada pembukaan pameran tersebut, Menperin memberikan apresiasi kepada Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi) yang turut berperan mendorong pengembangan IKM nasional.
Pameran yang dilaksanakan selama empat hari, mulai tanggal 22-25 Mei 2018 ini diikuti sebanyak 44 pelaku IKM binaan Pemerintah Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Berbagai rangkaian kegiatan yang ditampilkan selain pameran produk kreatif,yakni acara diskusi, peragaan busana, dan kesenian Campur Sari.
(fjo)