Ini Merek yang Paling Banyak Dipilih di Dunia
A
A
A
JAKARTA - Kantar Worldpanel merilis hasil riset ranking global merek yang paling disukai dalam Brand Footprint 2018. Coca Cola terdaftar sebagai merek yang paling banyak dipilih di dunia. Setidaknya merek ini dibeli sebanyak sekali dalam sebulan oleh 41% populasi dunia dalam satu tahun terakhir. Coca Cola berhasil mencapai posisi teratas di 7 negara, termasuk Amerika Serikat, Spanyol, Argentina dan Amerika Tengah.
Brand Footprint merupakan studi tahunan yang dirilis oleh Kantar Worldpanel, mengukur pilihan konsumen melalui metrik CRP (Consumer Reach Point) yang mengobservasi jumlah pembelian rumah tangga dari sebuah brand (penetrasi pasar) dan seberapa sering merek dibeli (frekuensi).
Studi ini merepresentasikan kekuatan merek-merek di 43 negara pada 5 benua, mencakup 18.000 merek makanan, minuman, produk susu serta olahannya, produk kecantikan dan kesehatan, juga produk perawatan rumah tangga.
Ranking Brand Footprint menunjukkan, sebagian besar dari merek-merek yang berhasil tumbuh pesat adalah merek-merek yang juga mampu memperbesar basis pembelinya. "Strategi pemasaran yang bertujuan untuk memperoleh konsumen baru secara konsisten, lebih berhasil daripada yang hanya menyasar pada peningkatan loyalitas dan frekuensi konsumsi," ujar Venu Madhav, general manager Kantar Worldpanel Indonesia di Jakarta, Kamis (24/5/2018).
Ranking Indonesia Urban juga dirilis secara ekslusif oleh Brand Footprint, mencakup 7.400 rumah tangga yang merepresentasikan 28 juta atau 85% dari total rumah tangga di area urban Indonesia. Sorotan utama dari hasil Brand Footprint 2018 di Indonesia Urban.
Indomie kembali menjadi merek fast moving consumer goods (FMCG) yang paling banyak dipilih oleh rumah tangga Indonesia dalam 6 tahun berturut-turut. Hampir seluruh rumah tangga Indonesia membeli merek ini dengan frekuensi mencapai 4 kali dalam satu bulan.
Studi ini juga menunjukkan bahwa merek-merek lokal berhasil menempati kehadiran yang kuat pada rumah tangga Indonesia. Hal ini ditunjukkan dari 60% merek yang berhasil menunjukkan pertumbuhan pada urutan 50 teratas merupakan produk dari produsen lokal.
Kemampuan para pemain lokal untuk beradaptasi dengan cepat terhadap tren konsumen terbaru, mendukungnya untuk lebih produktif dalam meluncurkan inovasi baru pada pasar lokal. Hal ini menyoroti maraknya merek lokal yang memenagkan pangsa pasar dari para pemain global.
"Para pelaku bisnis yang ingin berkembang perlu memposisikan pembeli baru sebagai prioritas," imbuh Fanny Murhayati, direktur new business development, Kantar Worldpanel Indonesia.
Brand Footprint dapat mendukung pemain FMCG dalam merancang strategi pertumbuhan dengan lebih akurat. Studi ini juga membantu pelaku industri FMCG dalam menentukan strategi pemasaran yang tepat untuk meningkatkan performa merek pada pasar yang terus berubah.
Fanny juga menegaskan bahwa untuk mendorong konsumen agar membeli lebih sering merupakan faktor yang tak kalah penting dalam meningkatkan kinerja penjualan, di samping lewat peningkatan jumlah pembeli merek.
Brand Footprint merupakan studi tahunan yang dirilis oleh Kantar Worldpanel, mengukur pilihan konsumen melalui metrik CRP (Consumer Reach Point) yang mengobservasi jumlah pembelian rumah tangga dari sebuah brand (penetrasi pasar) dan seberapa sering merek dibeli (frekuensi).
Studi ini merepresentasikan kekuatan merek-merek di 43 negara pada 5 benua, mencakup 18.000 merek makanan, minuman, produk susu serta olahannya, produk kecantikan dan kesehatan, juga produk perawatan rumah tangga.
Ranking Brand Footprint menunjukkan, sebagian besar dari merek-merek yang berhasil tumbuh pesat adalah merek-merek yang juga mampu memperbesar basis pembelinya. "Strategi pemasaran yang bertujuan untuk memperoleh konsumen baru secara konsisten, lebih berhasil daripada yang hanya menyasar pada peningkatan loyalitas dan frekuensi konsumsi," ujar Venu Madhav, general manager Kantar Worldpanel Indonesia di Jakarta, Kamis (24/5/2018).
Ranking Indonesia Urban juga dirilis secara ekslusif oleh Brand Footprint, mencakup 7.400 rumah tangga yang merepresentasikan 28 juta atau 85% dari total rumah tangga di area urban Indonesia. Sorotan utama dari hasil Brand Footprint 2018 di Indonesia Urban.
Indomie kembali menjadi merek fast moving consumer goods (FMCG) yang paling banyak dipilih oleh rumah tangga Indonesia dalam 6 tahun berturut-turut. Hampir seluruh rumah tangga Indonesia membeli merek ini dengan frekuensi mencapai 4 kali dalam satu bulan.
Studi ini juga menunjukkan bahwa merek-merek lokal berhasil menempati kehadiran yang kuat pada rumah tangga Indonesia. Hal ini ditunjukkan dari 60% merek yang berhasil menunjukkan pertumbuhan pada urutan 50 teratas merupakan produk dari produsen lokal.
Kemampuan para pemain lokal untuk beradaptasi dengan cepat terhadap tren konsumen terbaru, mendukungnya untuk lebih produktif dalam meluncurkan inovasi baru pada pasar lokal. Hal ini menyoroti maraknya merek lokal yang memenagkan pangsa pasar dari para pemain global.
"Para pelaku bisnis yang ingin berkembang perlu memposisikan pembeli baru sebagai prioritas," imbuh Fanny Murhayati, direktur new business development, Kantar Worldpanel Indonesia.
Brand Footprint dapat mendukung pemain FMCG dalam merancang strategi pertumbuhan dengan lebih akurat. Studi ini juga membantu pelaku industri FMCG dalam menentukan strategi pemasaran yang tepat untuk meningkatkan performa merek pada pasar yang terus berubah.
Fanny juga menegaskan bahwa untuk mendorong konsumen agar membeli lebih sering merupakan faktor yang tak kalah penting dalam meningkatkan kinerja penjualan, di samping lewat peningkatan jumlah pembeli merek.
(ven)