Bisnis Mayora Tak Terpengaruh Oleh Pelemahan Rupiah
A
A
A
KARAWACI - Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) hingga mencapai Rp14.100/USD diakui tidak banyak berpengaruh terhadap bisnis PT Mayora Indah Tbk (MYOR).
Direktur Utama Mayora Indah Andre Sukendra Atmadja mengatakan, dampak gejolak rupiah tersebut dapat diminimalisir dengan besarnya jumlah ekspor.
"Fluktuasi lebih ke ketidakpastian hitungan harga pokok produksi karena ada fluktuasi, tapi kita ekspor 45%. Ini seperti natural hedge, tidak berpengaruh banyak ke nilai tukar," ujarnya di sela Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Mayora di Karawaci, Tangerang, Jumat (25/5/2018).
Sementara, Andre menyampaikan, porsi impor bahan baku saat ini sebesar 20%, sehingga pada masa mendatang harus diimbangi dengan peningkatan ekspor agar fluktuasi rupiah bisa diimbangi pendapatan dari USD. "Porsi ekspor dengan domestik 50:50 ke depannya. Kita tingkatkan ekspor, tapi di Indonesia perkembangan cukup baik," katanya.
Di tempat yang sama, Direktur Keuangan Mayora Indah Hendrik Polisar menambahkan, ada satu hal lagi selain porsi ekspor sebesar 45% yang menahan dampak melemahnya rupiah bagi kinerja perseroan, yakni Mayora tidak punya utang dalam mata uang USD.
"Kami prudent, enggak punya mata uang asing. Enggak punya risiko dari nilai tukar yang berfluktuasi," pungkasnya.
Direktur Utama Mayora Indah Andre Sukendra Atmadja mengatakan, dampak gejolak rupiah tersebut dapat diminimalisir dengan besarnya jumlah ekspor.
"Fluktuasi lebih ke ketidakpastian hitungan harga pokok produksi karena ada fluktuasi, tapi kita ekspor 45%. Ini seperti natural hedge, tidak berpengaruh banyak ke nilai tukar," ujarnya di sela Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Mayora di Karawaci, Tangerang, Jumat (25/5/2018).
Sementara, Andre menyampaikan, porsi impor bahan baku saat ini sebesar 20%, sehingga pada masa mendatang harus diimbangi dengan peningkatan ekspor agar fluktuasi rupiah bisa diimbangi pendapatan dari USD. "Porsi ekspor dengan domestik 50:50 ke depannya. Kita tingkatkan ekspor, tapi di Indonesia perkembangan cukup baik," katanya.
Di tempat yang sama, Direktur Keuangan Mayora Indah Hendrik Polisar menambahkan, ada satu hal lagi selain porsi ekspor sebesar 45% yang menahan dampak melemahnya rupiah bagi kinerja perseroan, yakni Mayora tidak punya utang dalam mata uang USD.
"Kami prudent, enggak punya mata uang asing. Enggak punya risiko dari nilai tukar yang berfluktuasi," pungkasnya.
(fjo)