Sri Mulyani Alokasikan Dana Rp2,5 Triliun untuk Kredit Ultra Mikro
A
A
A
JAKARTA - Kredit Ultra Mikro (UMi) ialah program pembiayaan untuk menjangkau usaha mikro yang tidak terjamah oleh program Kredit Usaha Rakyat (KUR). Mereka yang tidak terafiliasi oleh KUR ini, jumlahnya cukup banyak. Data Kementerian Keuangan menyebut ada 44 juta usaha atau lebih 72,1% dari jumlah Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).
Dan kebanyakan pelaku usaha mikro ini adalah para pedagang pasar. Dalam blusukannya ke Pasar Telukan di Sukoharjo, Jawa Tengah, Menteri Keuangan Sri Mulyani ingin meningkatkan alokasi dana untuk Kredit UMi di seluruh Indonesia melalui berbagai macam lembaga.
Bila sebelumnya, alokasi dana untuk Kredit UMi sebesar Rp1,5 triliun, kini Sri Mulyani menyatakan alokasi dana untuk UMi meningkat menjadi Rp2,5 triliun.
"Hari ini saya ke pasar dan seperti biasa kalau ke beberapa kota, saya melihat perkembangan Kredit Usaha Mikro dan Ultra Mikro. Tadi ada pegadaian yang menggunakan Bahana Artha Ventura, kemudian disalurkannya ke koperasi di sini yaitu Koperasi BUS (Bina Umat Sejahtera). Jadi para anggota koperasi ini mendapatkan bantuan melalui pemerintah, yaitu dana APBN yang disalurkan," katanya dalam siaran pers, Minggu (27/5/2018).
Lanjut Sri Mulyani, untuk bunga pinjamannya sangat rendah dibandingkan kalau mereka meminjam dari tempat yang lain. Dan tujuan dari Kredit UMi ini, yaitu dana bergulir dari pemerintah yang menyasar segmen masyarakat kecil yang tidak bisa dijangkau oleh Kredit Usaha Rakyat (KUR).
"Kalau pedagang-pedagang ini tadi butuhnya hanya Rp1 juta, Rp2 juta bahkan Rp5 juta maksimal. Mereka itu tidak bisa masuk ke bank. Kalau Kredit Usaha Rakyat adalah melalui bank, dimana total KUR mencapai Rp100 triliun. Tapi itu untuk volume yang di atas (Rp5 juta) sehingga masyarakat kecil ini tidak terjamah. Jadi memang segmen yang berbeda," ucap Sri Mulyani.
Menkeu menegaskan peningkatan alokasi dana ke Kredit UMi ini sebagai salah satu upaya pemerintah untuk menjaga stabilitas ekonomi.
"Bagus melihat kegiatan ekonomi masyarakat yang terus bergulir dan tentu pemerintah terus menginginkan agar ekonomi dan masyarakat bisa terus bekerja secara baik," tegasnya.
Dan kebanyakan pelaku usaha mikro ini adalah para pedagang pasar. Dalam blusukannya ke Pasar Telukan di Sukoharjo, Jawa Tengah, Menteri Keuangan Sri Mulyani ingin meningkatkan alokasi dana untuk Kredit UMi di seluruh Indonesia melalui berbagai macam lembaga.
Bila sebelumnya, alokasi dana untuk Kredit UMi sebesar Rp1,5 triliun, kini Sri Mulyani menyatakan alokasi dana untuk UMi meningkat menjadi Rp2,5 triliun.
"Hari ini saya ke pasar dan seperti biasa kalau ke beberapa kota, saya melihat perkembangan Kredit Usaha Mikro dan Ultra Mikro. Tadi ada pegadaian yang menggunakan Bahana Artha Ventura, kemudian disalurkannya ke koperasi di sini yaitu Koperasi BUS (Bina Umat Sejahtera). Jadi para anggota koperasi ini mendapatkan bantuan melalui pemerintah, yaitu dana APBN yang disalurkan," katanya dalam siaran pers, Minggu (27/5/2018).
Lanjut Sri Mulyani, untuk bunga pinjamannya sangat rendah dibandingkan kalau mereka meminjam dari tempat yang lain. Dan tujuan dari Kredit UMi ini, yaitu dana bergulir dari pemerintah yang menyasar segmen masyarakat kecil yang tidak bisa dijangkau oleh Kredit Usaha Rakyat (KUR).
"Kalau pedagang-pedagang ini tadi butuhnya hanya Rp1 juta, Rp2 juta bahkan Rp5 juta maksimal. Mereka itu tidak bisa masuk ke bank. Kalau Kredit Usaha Rakyat adalah melalui bank, dimana total KUR mencapai Rp100 triliun. Tapi itu untuk volume yang di atas (Rp5 juta) sehingga masyarakat kecil ini tidak terjamah. Jadi memang segmen yang berbeda," ucap Sri Mulyani.
Menkeu menegaskan peningkatan alokasi dana ke Kredit UMi ini sebagai salah satu upaya pemerintah untuk menjaga stabilitas ekonomi.
"Bagus melihat kegiatan ekonomi masyarakat yang terus bergulir dan tentu pemerintah terus menginginkan agar ekonomi dan masyarakat bisa terus bekerja secara baik," tegasnya.
(ven)