IPO, MNC Studios Roadshow ke Tiga Negara
A
A
A
JAKARTA - Dalam rangka penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) PT MNC Studios International (MSIN) melakukan roadshow hingga ke luar negeri. Tiga negara Asia disambangi yakni Singapura, Malaysia dan Hong Kong.
"Roadshow ke luar negeri sudah dilakukan di Singapura, Malaysia dan Hong Kong," ujar Presiden Direktur MNC Studios International Ella Kartika di Jakarta, Rabu (30/5/2018).
Ella menyampaikan, hasil dari roadshow tersebut, banyak investor di luar negeri yang berminat untuk berinvestasi di saham MNC Studios International. "Peminatnya di luar negeri sangat baik dan banyak yang berminat investasi di saham PT MNC Studios International," katanya.
Sebelumnya, periode book building dilakukan pada 7-17 Mei. Kemudian, pernyataan efektif Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 25 Mei, masa penawaran umum 30 Mei-4 Juni dan jadwal listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 8 Juni 2018.
Perusahaan menggunakan dana yang diperoleh dari penawaran umum untuk mengakuisisi bisnis channels, pelunasan atas MTN Syariah Ijarah l MNC Pictures Tahun 2018, pengembangan movie land di kawasan Lido dan sisanya akan digunakan perusahaan atau entitas anak untuk mengakusisi membentuk rumah produksi melalui joint venture (kerja sama dengan pihak lain).
Di bagian lain, Director Head of Investment Banking Mandiri Sekuritas Primonanto Budi Atmodjo menyatakan, meski pasar saat ini sedang bergejolak, tetap ada peluang yang bisa didapat oleh investor. "Pasar ya memang sedang fluktuasi, tapi ini tergantung strategi perusahaan kalau namanya kisaran (harga) besar atau kecil," ujarnya.
Menurut Primonanto, beberapa perusahaan membatalkan niat IPO karena permintaan yang ada di bawah harga penawaran, namun itu tidak berlaku terhadap saham MSIN dengan banyaknya peminat. "Ada yang membatalkan karena kisaran ternyata ada di bawah harga," katanya.
Sementara, Director Head of Investment Banking MNC Sekuritas Dadang Suryanto menambahkan, harga yang ditawarkan yakni Rp500 per saham disesuaikan dengan permintaan yang masuk.
"Batas bawah sesuai supply dan demand karena kita mengerti kondisi market seperti ini. Padahal kondisi industri sedang bagus, tapi market seperti itu," pungkasnya.
"Roadshow ke luar negeri sudah dilakukan di Singapura, Malaysia dan Hong Kong," ujar Presiden Direktur MNC Studios International Ella Kartika di Jakarta, Rabu (30/5/2018).
Ella menyampaikan, hasil dari roadshow tersebut, banyak investor di luar negeri yang berminat untuk berinvestasi di saham MNC Studios International. "Peminatnya di luar negeri sangat baik dan banyak yang berminat investasi di saham PT MNC Studios International," katanya.
Sebelumnya, periode book building dilakukan pada 7-17 Mei. Kemudian, pernyataan efektif Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 25 Mei, masa penawaran umum 30 Mei-4 Juni dan jadwal listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 8 Juni 2018.
Perusahaan menggunakan dana yang diperoleh dari penawaran umum untuk mengakuisisi bisnis channels, pelunasan atas MTN Syariah Ijarah l MNC Pictures Tahun 2018, pengembangan movie land di kawasan Lido dan sisanya akan digunakan perusahaan atau entitas anak untuk mengakusisi membentuk rumah produksi melalui joint venture (kerja sama dengan pihak lain).
Di bagian lain, Director Head of Investment Banking Mandiri Sekuritas Primonanto Budi Atmodjo menyatakan, meski pasar saat ini sedang bergejolak, tetap ada peluang yang bisa didapat oleh investor. "Pasar ya memang sedang fluktuasi, tapi ini tergantung strategi perusahaan kalau namanya kisaran (harga) besar atau kecil," ujarnya.
Menurut Primonanto, beberapa perusahaan membatalkan niat IPO karena permintaan yang ada di bawah harga penawaran, namun itu tidak berlaku terhadap saham MSIN dengan banyaknya peminat. "Ada yang membatalkan karena kisaran ternyata ada di bawah harga," katanya.
Sementara, Director Head of Investment Banking MNC Sekuritas Dadang Suryanto menambahkan, harga yang ditawarkan yakni Rp500 per saham disesuaikan dengan permintaan yang masuk.
"Batas bawah sesuai supply dan demand karena kita mengerti kondisi market seperti ini. Padahal kondisi industri sedang bagus, tapi market seperti itu," pungkasnya.
(fjo)