Laba Bersih Limas Indonesia Tumbuh 23,86%
A
A
A
JAKARTA - PT Limas Indonesia Makmur Tbk (LMAS) membukukan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik perusahaan sebesar Rp1,22 miliar pada 2017. Capaian itu tumbuh 23,86% dibanding pada 2016 yang senilai Rp989,123 juta.
Direktur LMAS Edwin Lim mengatakan, kenaikan laba bersih tersebut seiring penurunan beban keuangan sebesar 10,89% dari Rp19,92 miliar menjadi Rp17,75 miliar. Adapun penjualan bersih LMAS selama tahun lalu Rp189,23 miliar, turun 8,9% dibanding tahun sebelumnya sebesar Rp207,75 miliar.
"Penjualan perseroan berasal dari layanan data dan informasi keuangan StockWatch, Limas Mobile, Limas Feed dan portal keuangan e-Bursa," ujarnya di Jakarta, Senin (4/6/2018).
Edwin menyampaikan, beban pokok penjualan perseroan mengalami penurunan sebesar 14,38%, dari sebelumnya Rp153,54 miliar pada 2016 menjadi Rp131,46 miliar pada 2017.
Kemudian, beban pokok perseroan yang lebih rendah pada 2017 dibandingkan pada 2016 disebabkan oleh penurunan beban pokok penjualan perangkat keras dan lunak, jasa teknis dan pemeliharaan, serta penurunan biaya penyusutan.
Menurutnya, penurunan beban pokok penjualan berdampak positif terhadap laba bruto perseroan yang pada 2017 mencapai Rp57,77 miliar atau mengalami pertumbuhan 6,56% dari Rp54,22 miliar pada 2016. Seiring pertumbuhan tersebut, marjin laba bruto juga meningkat menjadi 30,53% pada 2017 dari 26,10% pada 2016.
"Kami yakin kegiatan di pasar saham, pasar utang serta pasar keuangan lainnya akan tetap membutuhkan layanan data dan informasi yang handal dan seketika pada tahun-tahun mendatang. Kebutuhan ini akan berjalan seiring dengan peningkatan aktivitas transaksi dan perdagangan saham dan efek lainnya di pasar saham Indonesia," pungkas Edwin.
Direktur LMAS Edwin Lim mengatakan, kenaikan laba bersih tersebut seiring penurunan beban keuangan sebesar 10,89% dari Rp19,92 miliar menjadi Rp17,75 miliar. Adapun penjualan bersih LMAS selama tahun lalu Rp189,23 miliar, turun 8,9% dibanding tahun sebelumnya sebesar Rp207,75 miliar.
"Penjualan perseroan berasal dari layanan data dan informasi keuangan StockWatch, Limas Mobile, Limas Feed dan portal keuangan e-Bursa," ujarnya di Jakarta, Senin (4/6/2018).
Edwin menyampaikan, beban pokok penjualan perseroan mengalami penurunan sebesar 14,38%, dari sebelumnya Rp153,54 miliar pada 2016 menjadi Rp131,46 miliar pada 2017.
Kemudian, beban pokok perseroan yang lebih rendah pada 2017 dibandingkan pada 2016 disebabkan oleh penurunan beban pokok penjualan perangkat keras dan lunak, jasa teknis dan pemeliharaan, serta penurunan biaya penyusutan.
Menurutnya, penurunan beban pokok penjualan berdampak positif terhadap laba bruto perseroan yang pada 2017 mencapai Rp57,77 miliar atau mengalami pertumbuhan 6,56% dari Rp54,22 miliar pada 2016. Seiring pertumbuhan tersebut, marjin laba bruto juga meningkat menjadi 30,53% pada 2017 dari 26,10% pada 2016.
"Kami yakin kegiatan di pasar saham, pasar utang serta pasar keuangan lainnya akan tetap membutuhkan layanan data dan informasi yang handal dan seketika pada tahun-tahun mendatang. Kebutuhan ini akan berjalan seiring dengan peningkatan aktivitas transaksi dan perdagangan saham dan efek lainnya di pasar saham Indonesia," pungkas Edwin.
(akr)