BI-Pemerintah Perkuat Koordinasi Pengendalian Inflasi

Rabu, 06 Juni 2018 - 06:01 WIB
BI-Pemerintah Perkuat...
BI-Pemerintah Perkuat Koordinasi Pengendalian Inflasi
A A A
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) dan pemerintah memperkuat koordinasi dalam pengendalian inflasi menjelang Idul Fitri melalui Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP) dan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID). Koordinasi dilakukan untuk pengendalian harga dan menjaga ketersediaan pangan pokok di tingkat masyarakat terutama menjelang Idul Fitri.

Direktur DKEM BI Reza Anglingkusumo mengatakan, terkendalinya inflasi pangan didukung oleh kebijakan penguatan regulasi yang mencakup kebijakan pemerintah dalam pengendalian inflasi di antaranya, penguatan regulasi Tanda Daftar Pelaku Usaha Distribusi (TDPUD), kebijakan pasokan, kebijakan stabilisasi harga bagi pelaku usaha di pasar untuk beberapa komoditas, penataan dan pembinaan gudang melalui pengecekan kondisi stok/pasokan di gudang Bulog/pelaku usaha serta perdagangan antar pulau.

Kemudian, koordinasi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, institusi terkait dan pelaku usaha untuk membahas upaya pemenuhan stok, evaluasi harga pangan dan kebijakan yang ditempuh dalam pengendalian harga serta fasilitasi perdagangan antarpelaku usaha dan Bulog dalam rangka mendorong peningkatan volume perdagangan antarwilayah.

"Lalu ketiga, pemantauan dan pengawasan stabilisasi bahan pokok di seluruh wilayah Indonesia untuk memastikan ketersediaan pasokan dan stabilisasi harga, termasuk pendistribusian bahan pokok," kata Reza di Jakarta, Selasa (5/6/2018).

Langkah selanjutnya, melakukan penetrasi pasar dalam bentuk pasar murah di pasar tradisional, pasar modern dan gedung pemerintah. "Terkendalinya inflasi pangan kerja sama pemerintah pusat daerah dan BI. Di pusat Kemendag keluarkan berbagai kebijakan terkait penguatan regulasi," paparnya.

Adapun menjelang Idul Fitri, inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Mei 2018 tetap terkendali sebesar 3,23% (yoy), lebih rendah dari inflasi bulan lalu sebesar 3,41% (yoy). Terkendalinya inflasi IHK didukung oleh tetap rendahnya inflasi inti sebesar 2,75% (yoy) dan melambatnya inflasi administered price dan volatile food masing-masing sebesar 3,61% (yoy) dan 4,33% (yoy).

Menurut Reza, terkendalinya inflasi inti tidak terlepas dari konsistensi kebijakan yang ditempuh BI dalam mengarahkan ekspektasi inflasi termasuk menjaga pergerakan nilai tukar sesuai fundamentalnya.

"Inflasi administered price terutama didorong oleh kenaikan inflasi angkutan udara menjelang Idul Fitri, sedangkan inflasi volatile food terutama bersumber dari komoditas daging ayam ras dan telur, sementara komoditas cabai merah, bawang putih, beras dan cabai rawit mencatat deflasi seiring dengan stabilnya pasokan," papar dia.

Asisten Deputi Moneter Kemenko Perekonomian Edi P Pambudi juga sangat optimistis menjelang Idul Fitri nanti inflasi bisa lebih terkendali. Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan menurutnya juga sudah berusaha untuk melakukan perubahan secara struktur.

"Artinya, ke depan tidak hanya akan mengandalkan operasi-operasi pasar tapi jauh-jauh hari sudah dilakukan konsolidasi dengan para asosiasi pelaku usaha untuk melakukan perencanaan penyediaan pasokan. Sehingga, tidak lagi mendekati Hari Raya harus selalu melakukan operasi pasar, karena operasi pasar ini sifatnya sangat sementara," jelasnya.
(fjo)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1236 seconds (0.1#10.140)