Menteri Rini Dorong Kehadiran BUMN Dukung Wirausaha Petani
A
A
A
INDRAMAYU - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini M. Soemarno mengatakan, Mitra Badan Usaha Milik Desa ( BUMDes) Bersama atau disebut juga MBB di Sliyeg, Indramayu yang menjadi salah satu program percontohan digitalisasi pertanian menjadi bukti nyata kehadiran BUMN dalam mendorong peningkatan produktivitas beras dan kesejahteraan petani.
(Baca Juga: Resmikan Program Digitalisasi Pertanian, Jokowi Ingin Petani SejahteraMBB merupakan korporasi yang dikelola dengan sistem yang lebih efektif dan menguntungkan dengan menyediakan layanan yang bertujuan untuk mendukung kemajuan dan kemakmuran petani. “Apresiasi saya bagi BUMN dan Pemda yang telah berkolaborasi. Terima kasih Telkom Indonesia yang memiliki mitra binaan di sini," ujar Menteri Rini saat mendampingi Presiden Jokowi untuk meresmikan program digitalisasi sistem pertanian, di Indramayu, Jawa Barat, Kamis (7/6/2018).
Melalui keberadaan MBB, Ia berharap para petani yang sebelumnya hanya sebagai penanam yang menghasilkan padi, juga bisa menjadi wirausaha yang unggul sehingga hidupnya lebih sejahtera. Keberadaan MBB, terang dia harus terus dijaga dan dikembangkan.
Menteri Rini juga menegaskan, kehadiran MBB Sliyeg juga merupakan sebuah bentuk sinergi BUMN dalam mendorong peningkatan produktivitas dan kesejahteraan petani Sliyeg. MBB Sliyeg merupakan mitra bersama dengan kepemilikan saham mayoritas (51%) dimiliki oleh 7 BUMN yaitu BULOG, Danareksa, Pertamina, PTPN, RNI, PIHC dan PPI dan sisanya dimiliki oleh Perkumpulan BUMDes Bersama dan Perkumpulan Gapoktan (49%). Meski memiliki saham mayoritas, 80% keuntungan akan diserahkan kepada petani.
“Ini merupakan Sinergi BUMN dalam mendukung wirausaha petani untuk meningkatkan kesejahteraan petani. Saya yakin petani di sini akan sejahtera dan saya akan terus mendorong BUMN-BUMN untuk terus bersinergi memberikan pelayanan terbaik bagi petani. Ini wujud dari peran BUMN sebagai agen pembangunan dan semoga semangat 'BUMN Hadir Untuk Negeri' juga dirasakan oleh para petani,” tegas Rini.
Sementara itu, tahap tanam dengan penyediaan benih, distribusi pupuk dan pendampingan merupakan wujud sinergi PT Pupuk Indonesia, PT Syang Hiang Seri/SHS, PT Pertani (Persero), dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM) Persero. Untuk tahap panen dengan penyimpanan hasil panen dan resi gudang dijalankan oleh PT Pegadaian dan tahap pasca panen berupa penjualan dan distribusi hasil tani, merupakan wujud sinergi Perum Bulog dan PT Pupuk Indonesia Pangan.
Dalam kunjungan ini Presiden dan rombongan mengunjungi langsung Mitra Badan Usaha Milik Desa Bersama (MBB) binaan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk di Kecamatan Sliyeg, Kabupaten Indramayu. MBB Sliyeg tercatat memiliki 1 Badan Usaha Milik Desa/BUMDes Kecamatan (terdiri dari 14 BUMDes) dan satu Perkumpulan Gabungan Kelompok Tani/Gapoktan (yang terdiri dari 127 Poktan dan 7009 Petani). Jumlah produksi padi tercatat 54.000 ton per tahun dengan total luas lahan sebesar 4.384 Ha.
MMB Sliyeg merupakan salah satu pilot project kewirausahaan petani yang menerapkan sistem digitalisasi pertanian di mana digitalisasi dilakukan dengan sebuah aplikasi “Logistik Tani’/LOGTAN sebagai platform digital yang mengintegrasikan empat siklus pertanian (pratanam, tanam, panen, pasca panen) sehingga akan meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani. Jenis layanan MBB antara lain pembiayaan Kredit Usaha Rakyat (KUR/Non-KUR), penyaluran pupuk dan marketplace holtikultura dengan pelanggan utama petani dan BUMDes.
(Baca Juga: Resmikan Program Digitalisasi Pertanian, Jokowi Ingin Petani SejahteraMBB merupakan korporasi yang dikelola dengan sistem yang lebih efektif dan menguntungkan dengan menyediakan layanan yang bertujuan untuk mendukung kemajuan dan kemakmuran petani. “Apresiasi saya bagi BUMN dan Pemda yang telah berkolaborasi. Terima kasih Telkom Indonesia yang memiliki mitra binaan di sini," ujar Menteri Rini saat mendampingi Presiden Jokowi untuk meresmikan program digitalisasi sistem pertanian, di Indramayu, Jawa Barat, Kamis (7/6/2018).
Melalui keberadaan MBB, Ia berharap para petani yang sebelumnya hanya sebagai penanam yang menghasilkan padi, juga bisa menjadi wirausaha yang unggul sehingga hidupnya lebih sejahtera. Keberadaan MBB, terang dia harus terus dijaga dan dikembangkan.
Menteri Rini juga menegaskan, kehadiran MBB Sliyeg juga merupakan sebuah bentuk sinergi BUMN dalam mendorong peningkatan produktivitas dan kesejahteraan petani Sliyeg. MBB Sliyeg merupakan mitra bersama dengan kepemilikan saham mayoritas (51%) dimiliki oleh 7 BUMN yaitu BULOG, Danareksa, Pertamina, PTPN, RNI, PIHC dan PPI dan sisanya dimiliki oleh Perkumpulan BUMDes Bersama dan Perkumpulan Gapoktan (49%). Meski memiliki saham mayoritas, 80% keuntungan akan diserahkan kepada petani.
“Ini merupakan Sinergi BUMN dalam mendukung wirausaha petani untuk meningkatkan kesejahteraan petani. Saya yakin petani di sini akan sejahtera dan saya akan terus mendorong BUMN-BUMN untuk terus bersinergi memberikan pelayanan terbaik bagi petani. Ini wujud dari peran BUMN sebagai agen pembangunan dan semoga semangat 'BUMN Hadir Untuk Negeri' juga dirasakan oleh para petani,” tegas Rini.
Sementara itu, tahap tanam dengan penyediaan benih, distribusi pupuk dan pendampingan merupakan wujud sinergi PT Pupuk Indonesia, PT Syang Hiang Seri/SHS, PT Pertani (Persero), dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM) Persero. Untuk tahap panen dengan penyimpanan hasil panen dan resi gudang dijalankan oleh PT Pegadaian dan tahap pasca panen berupa penjualan dan distribusi hasil tani, merupakan wujud sinergi Perum Bulog dan PT Pupuk Indonesia Pangan.
Dalam kunjungan ini Presiden dan rombongan mengunjungi langsung Mitra Badan Usaha Milik Desa Bersama (MBB) binaan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk di Kecamatan Sliyeg, Kabupaten Indramayu. MBB Sliyeg tercatat memiliki 1 Badan Usaha Milik Desa/BUMDes Kecamatan (terdiri dari 14 BUMDes) dan satu Perkumpulan Gabungan Kelompok Tani/Gapoktan (yang terdiri dari 127 Poktan dan 7009 Petani). Jumlah produksi padi tercatat 54.000 ton per tahun dengan total luas lahan sebesar 4.384 Ha.
MMB Sliyeg merupakan salah satu pilot project kewirausahaan petani yang menerapkan sistem digitalisasi pertanian di mana digitalisasi dilakukan dengan sebuah aplikasi “Logistik Tani’/LOGTAN sebagai platform digital yang mengintegrasikan empat siklus pertanian (pratanam, tanam, panen, pasca panen) sehingga akan meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani. Jenis layanan MBB antara lain pembiayaan Kredit Usaha Rakyat (KUR/Non-KUR), penyaluran pupuk dan marketplace holtikultura dengan pelanggan utama petani dan BUMDes.
(akr)