Rupiah Melemah, Menkeu Akui Dampak Kebijakan AS dan China
A
A
A
JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada perdagangan, Senin (25/6/2018) berakhir merosot tajam mendekati level Rp14.200 per USD. Kejatuhan rupiah terjadi saat euro tergelincir seiring ketegangan antara Amerika Serikat dan Uni Eropa yang semakin meruncing.
Menanggapi ini, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan terus merespon pelemahan rupiah. Pelemahan rupiah, kata dia, dikarenakan kebijakan Amerika Serikat terhadap China.
"Karena ini setiap hari ada pemicunya, apakah hari ini Presiden Trump bilang ini, kemudian kebijakan terhadap Republik Rakyat China yang baru-baru ini terjadi. Jadi ini akan terus dinamis yang akan harus kita terus respon, tidak harian, tapi kita jaga dari sisi yang disebut jangka menengah panjang," ujar Sri Mulyani di Jakarta, Senin (25/6/2018).
Menurutnya, pelemahan rupiah tidak akan terlalu berdampak besar pada pelaksanaan APBN. Karena itu, dia optimistis pelaksanan APBN bakal berjalan secara baik dan momentum pertumbuhan ekonomi tetap akan dijaga. Untuk itu, Sri Mulyani akan memantau dan mengevaluasi setiap isu yang berkembang.
"Kita akan melihat banyak sekali segi itu. Jadi kita tidak merespon setiap hari. Namun kita melakukan apa yang disebut monitoring evaluasi dan reaksinya secara bersama-sama," katanya.
Menanggapi ini, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan terus merespon pelemahan rupiah. Pelemahan rupiah, kata dia, dikarenakan kebijakan Amerika Serikat terhadap China.
"Karena ini setiap hari ada pemicunya, apakah hari ini Presiden Trump bilang ini, kemudian kebijakan terhadap Republik Rakyat China yang baru-baru ini terjadi. Jadi ini akan terus dinamis yang akan harus kita terus respon, tidak harian, tapi kita jaga dari sisi yang disebut jangka menengah panjang," ujar Sri Mulyani di Jakarta, Senin (25/6/2018).
Menurutnya, pelemahan rupiah tidak akan terlalu berdampak besar pada pelaksanaan APBN. Karena itu, dia optimistis pelaksanan APBN bakal berjalan secara baik dan momentum pertumbuhan ekonomi tetap akan dijaga. Untuk itu, Sri Mulyani akan memantau dan mengevaluasi setiap isu yang berkembang.
"Kita akan melihat banyak sekali segi itu. Jadi kita tidak merespon setiap hari. Namun kita melakukan apa yang disebut monitoring evaluasi dan reaksinya secara bersama-sama," katanya.
(ven)