Sri Mulyani Patok Kurs Rupiah Rp15.300 di Tahun Depan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Keuangan telah menetapkan beberapa target asumsi perekonomian di 2021. Salah satunya, asumsi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan, asumsi dasar dalam dokumen kerangka ekonomi makro dan pokok-pokok kebijakan fiskal (KEM-PPKF) kembali berubah, khususnya pada nilai tukar rupiah dan suku bunga.
"Kami ingin sampaikan untuk outlook 2020 dan 2021 memang ada revisi yang kita sampaikan," kata Sri Mulyani di Gedung DPR, Jakarta, Senin (22/6/2020).
Dia melanjutkan, nilai tukar rupiah diasumsikan ada di kisaran Rp14.900 sampai Rp15.300 per dolar Amerika Serikat (AS) di 2021. Selanjutnya, perubahan suku bunga SBN 10 tahun di kisaran 6,29-8,29%. Sementara suku bunga SBN 5 tahunnya sebesar 5,88-7,88%.
Sedangkan inflasi dan pertumbuhan ekonomi tidak berubah. Inflasi tetap dipasang di level 3% plus minus 1%, atau atau 2-4%. Lalu pertumbuhan ekonomi pada kisaran 4,5-5,5%. ( Baca:Antisipasi Ekonomi Nasional, Sri Mulyani Pantau Corona Global )
"Asumsi itu diharapkan bisa menimbulkan confident bagi kita untuk melihat proyeksi tahun 2021," katanya.
Dia menegaskan akan menggenjot pemulihan ekonomi di 2021. Serta pada kuartal III tahun ini agar menggairahkan sektor ekonomi Indonesia.
"Inilah yang sekarang menjadi fokus pemerintah dalam menggunakan instrumen kebijakan," jelasnya.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan, asumsi dasar dalam dokumen kerangka ekonomi makro dan pokok-pokok kebijakan fiskal (KEM-PPKF) kembali berubah, khususnya pada nilai tukar rupiah dan suku bunga.
"Kami ingin sampaikan untuk outlook 2020 dan 2021 memang ada revisi yang kita sampaikan," kata Sri Mulyani di Gedung DPR, Jakarta, Senin (22/6/2020).
Dia melanjutkan, nilai tukar rupiah diasumsikan ada di kisaran Rp14.900 sampai Rp15.300 per dolar Amerika Serikat (AS) di 2021. Selanjutnya, perubahan suku bunga SBN 10 tahun di kisaran 6,29-8,29%. Sementara suku bunga SBN 5 tahunnya sebesar 5,88-7,88%.
Sedangkan inflasi dan pertumbuhan ekonomi tidak berubah. Inflasi tetap dipasang di level 3% plus minus 1%, atau atau 2-4%. Lalu pertumbuhan ekonomi pada kisaran 4,5-5,5%. ( Baca:Antisipasi Ekonomi Nasional, Sri Mulyani Pantau Corona Global )
"Asumsi itu diharapkan bisa menimbulkan confident bagi kita untuk melihat proyeksi tahun 2021," katanya.
Dia menegaskan akan menggenjot pemulihan ekonomi di 2021. Serta pada kuartal III tahun ini agar menggairahkan sektor ekonomi Indonesia.
"Inilah yang sekarang menjadi fokus pemerintah dalam menggunakan instrumen kebijakan," jelasnya.
(uka)