Industri Farmasi Lakukan Efisiensi Terimbas Kejatuhan Rupiah
A
A
A
CIKARANG - Industri farmasi turut merasakan pengaruh pelemahan rupiah yang masih terjadi. Hal ini dikarenakan hampir 90% bahan baku dari industri farmasi masih didominasi impor.
Direktur Utama PT Dexa Medica Ferry Soetikno mengatakan, masih banyak bahan baku obat yang belum bisa diproduksi di dalam negeri. Untuk itu, perusahaan melakukan efisiensi di tengah pelemahan rupiah ini.
"Impor terhadap dolar pengaruhnya signifikan. Jadi beban lah. KIta harus lebih efisien, kencangkan ikat pinggang, mengambil langkah supaya bisa meningkatkan efisien dengan pengetatan tali pinggang tadi," ujarnya di Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, Kamis (5/7/2018).
Meski begitu, lanjut Ferry, pihaknya belum melakukan penyesuaian harga pada produk-produk Dexa Medica di pasaran. Ia menuturkan, pihaknya secara bertahap juga berupaya mengurangi penggunaan bahan baku impor melalui pusat riset yang dimiliki perusahaan.
Melalui tim peneliti, perusahaan mengembangkan pemanfaatan bahan lokal dan bahan herbal sebagai bahan baku obat. "Ada satu teknologi di mana obat ini untuk injeksi bisa diproduksi sendiri. Saya kira bagus karena bisa mengurangi impor. Semua mesti bertahap," ungkapnya.
Menurut Ferry, tahapan riset yang panjang bagi industri farmasi membutuhkan biaya yang cukup besar. Untuk itu, diharapkan pemerintah bisa memberi insentif bagi perusahaan farmasi yang melakukan kegiatan pengembangan dan penelitian. "Riset dananya banyak. Oleh karena itu, insentif untuk kegiatan riset sangat dibutuhkan, bagaimana kita bisa menggunakan insentif pemerintah supaya bisa memacu kegiatan penelitian dan pengembangan," jelasnya.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan, pemerintah tengah menyusun roadmap mengenai Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) bagi industri farmasi. Seperti diketahui, industri farmasi merupakan salah satu industri andalan dalam revolusi industri keempat. "Roadmap TKDN farmasi kita sedang dorong untuk bahan baku active ingredients sehingga bisa diproduksi di dalam negeri," ujarnya.
Airlangga menuturkan, dengan adanya roadmap atau peta jalan mengenai TKDN farmasi diharapkan bisa mengurangi impor. Saat ini pembahasan mengenai roadmap tersebut masih berlangsung di tingkat Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. "Tentu tujuannya untuk mengurangi impor, menghemat devisa agar rupiah stabil," tuturnya.
Direktur Utama PT Dexa Medica Ferry Soetikno mengatakan, masih banyak bahan baku obat yang belum bisa diproduksi di dalam negeri. Untuk itu, perusahaan melakukan efisiensi di tengah pelemahan rupiah ini.
"Impor terhadap dolar pengaruhnya signifikan. Jadi beban lah. KIta harus lebih efisien, kencangkan ikat pinggang, mengambil langkah supaya bisa meningkatkan efisien dengan pengetatan tali pinggang tadi," ujarnya di Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, Kamis (5/7/2018).
Meski begitu, lanjut Ferry, pihaknya belum melakukan penyesuaian harga pada produk-produk Dexa Medica di pasaran. Ia menuturkan, pihaknya secara bertahap juga berupaya mengurangi penggunaan bahan baku impor melalui pusat riset yang dimiliki perusahaan.
Melalui tim peneliti, perusahaan mengembangkan pemanfaatan bahan lokal dan bahan herbal sebagai bahan baku obat. "Ada satu teknologi di mana obat ini untuk injeksi bisa diproduksi sendiri. Saya kira bagus karena bisa mengurangi impor. Semua mesti bertahap," ungkapnya.
Menurut Ferry, tahapan riset yang panjang bagi industri farmasi membutuhkan biaya yang cukup besar. Untuk itu, diharapkan pemerintah bisa memberi insentif bagi perusahaan farmasi yang melakukan kegiatan pengembangan dan penelitian. "Riset dananya banyak. Oleh karena itu, insentif untuk kegiatan riset sangat dibutuhkan, bagaimana kita bisa menggunakan insentif pemerintah supaya bisa memacu kegiatan penelitian dan pengembangan," jelasnya.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan, pemerintah tengah menyusun roadmap mengenai Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) bagi industri farmasi. Seperti diketahui, industri farmasi merupakan salah satu industri andalan dalam revolusi industri keempat. "Roadmap TKDN farmasi kita sedang dorong untuk bahan baku active ingredients sehingga bisa diproduksi di dalam negeri," ujarnya.
Airlangga menuturkan, dengan adanya roadmap atau peta jalan mengenai TKDN farmasi diharapkan bisa mengurangi impor. Saat ini pembahasan mengenai roadmap tersebut masih berlangsung di tingkat Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. "Tentu tujuannya untuk mengurangi impor, menghemat devisa agar rupiah stabil," tuturnya.
(akr)