Jasa Marga Gunakan Pendanaan Reksadana Penyertaan Terbatas
A
A
A
JAKARTA - PT Jasa Marga (Persero) Tbk untuk kali keempat kembali melakukan inovasi dalam bidang pendanaan untuk percepatan pembangunan infrastruktur jalan tol yang dikelola oleh Jasa Marga serta Kelompok Usahanya, dan juga untuk memperkuat struktur permodalan Perseroan. Kali ini, Jasa Marga menempuh alternatif produk pendanaan melalui skema Reksadana Penyertaan Terbatas (RDPT).
RDPT ini merupakan pendanaan bersifat ekuitas sehingga Perseroan dapat mengurangi ketergantungan terhadap pendanaan yang bersifat hutang. Dengan demikian, Perseroan dapat menjaga kesehatan finansial perusahaan di tengah ekspansi yang dilakukan.
Direktur Utama Jasa Marga Desi Arryani mengatakan, RDPT ini merupakan bagian dari komitmen dan upaya Perseroan dalam inovasi alternatif pendanaan untuk mendukung investasi masif yang dilakukan oleh Perseroan.
“Tentunya, alternatif-alternatif pendanaan ini diperlukan di tengah investasi masif yang dilakukan. Tahun ini saja kami menargetkan sekitar 300 km panjang tol baru yang beroperasi. Jadi, tentu saja dibutuhkan penguatan modal," ujar Desi di Jakarta, Jumat (6/7/2018).
Sementara itu, Deputi Bidang Restrukturisasi dan Pengembangan Usaha Kementerian BUMN Aloysius Kiik Ro berharap peluncuran produk-produk alternatif pendanaan semacam ini, khususnya di bidang infrastruktur, tidak berakhir di sini. Ia berharap, alternatif-alternatif pendanaan seperti ini mampu menjadikan Bangsa Indonesia menjadi bangsa yang lebih kompetitif sehingga dapat mendorong peningkatan perekonomian Indonesia.
Tak lupa, ia juga mengucapkan terima kasih dan apresiasi kepada seluruh pihak, terutama investor, yang terlibat dalam kerjasama investasi ini. "Terima kasih untuk Jasa Marga yang came up dengan inovasi-inovasinya, bersama investor masuk di timing tepat. Sekali lagi, selamat kepada Jasa Marga dan semua pihak yang terlibat," ucap Alloysius.
Dalam skema RDPT ini, investor menempatkan dana pada RDPT yang dikelola oleh manajer investasi. Selanjutnya, manajer investasi melakukan akusisi terhadap 20% kepemilikan saham di tiga Anak Perusahaan Jalan Tol (APJT) yang dimiliki oleh Jasa Marga yaitu PT Jasamarga Semarang Batang (JSB), PT Jasamarga Solo Ngawi (JSN), dan PT Jasamarga Ngawi Kertosono Kediri (JNKK) melalui Special Purpose Company (SPC).
Untuk pelaksanaan RDPT, Jasa Marga bekerjasama dengan Mandiri Manajemen Investasi (MMI), Manajer Investasi yang mengelola RDPT atas ketiga APJT tersebut. Sebelumnya pada tahun 2017, Jasa Marga telah bekerjasama dengan MMI saat meluncurkan produk KIK-EBA Mandiri Pendapatan Tol Jagorawi, yang merupakan KIK-EBA pertama di Indonesia dengan aset dasar hak atas pendapatan tol di masa mendatang (future cash flow).
Saat ini, Perseroan telah memiliki konsesi jalan tol sepanjang 1.527 km. Pada tahun 2018, Perseroan berhasil menambah panjang jalan tol baru beroperasi sepanjang 61,25 km yang terdiri dari Jalan Tol Ngawi-Kertosono-Kediri Seksi Klitik (Ngawi)-Wilangan sepanjang 48 km, Jalan Tol Solo-Ngawi Segmen Simpang Susun (SS) Ngawi-Klitik (Ngawi) sepanjang 4 km, Jalan Tol Bogor Ring Road Seksi Kedung Badak-Simpang Yasmin sepanjang 2,65 km, dan Jalan Tol Gempol-Pasuruan Segmen Rembang-Pasuruan sepanjang 6,6 Km. Dengan demikian hingga saat ini Jasa Marga telah memiliki 741 km jalan tol beroperasi.
Perseroan terus mendukung percepatan pembangunan infrastruktur jalan tol di Indonesia, salah satunya melalui inovasi pendanaan. Dengan diterbitkan RDPT ini, Perseroan telah membuka potensi pasar baru dalam bidang pendanaan untuk mendukung ekspansi yang dilakukan oleh Perseroan.
Sebelumnya, pada tahun 2017, Perseroan telah sukses melakukan tiga terobosan alternatif pendanaan yaitu Sekuritisasi Pendapatan Tol Ruas Jagorawi, Project Bond Ruas JORR W2 Utara dan Global IDR Bond (Komodo Bond).
RDPT ini merupakan pendanaan bersifat ekuitas sehingga Perseroan dapat mengurangi ketergantungan terhadap pendanaan yang bersifat hutang. Dengan demikian, Perseroan dapat menjaga kesehatan finansial perusahaan di tengah ekspansi yang dilakukan.
Direktur Utama Jasa Marga Desi Arryani mengatakan, RDPT ini merupakan bagian dari komitmen dan upaya Perseroan dalam inovasi alternatif pendanaan untuk mendukung investasi masif yang dilakukan oleh Perseroan.
“Tentunya, alternatif-alternatif pendanaan ini diperlukan di tengah investasi masif yang dilakukan. Tahun ini saja kami menargetkan sekitar 300 km panjang tol baru yang beroperasi. Jadi, tentu saja dibutuhkan penguatan modal," ujar Desi di Jakarta, Jumat (6/7/2018).
Sementara itu, Deputi Bidang Restrukturisasi dan Pengembangan Usaha Kementerian BUMN Aloysius Kiik Ro berharap peluncuran produk-produk alternatif pendanaan semacam ini, khususnya di bidang infrastruktur, tidak berakhir di sini. Ia berharap, alternatif-alternatif pendanaan seperti ini mampu menjadikan Bangsa Indonesia menjadi bangsa yang lebih kompetitif sehingga dapat mendorong peningkatan perekonomian Indonesia.
Tak lupa, ia juga mengucapkan terima kasih dan apresiasi kepada seluruh pihak, terutama investor, yang terlibat dalam kerjasama investasi ini. "Terima kasih untuk Jasa Marga yang came up dengan inovasi-inovasinya, bersama investor masuk di timing tepat. Sekali lagi, selamat kepada Jasa Marga dan semua pihak yang terlibat," ucap Alloysius.
Dalam skema RDPT ini, investor menempatkan dana pada RDPT yang dikelola oleh manajer investasi. Selanjutnya, manajer investasi melakukan akusisi terhadap 20% kepemilikan saham di tiga Anak Perusahaan Jalan Tol (APJT) yang dimiliki oleh Jasa Marga yaitu PT Jasamarga Semarang Batang (JSB), PT Jasamarga Solo Ngawi (JSN), dan PT Jasamarga Ngawi Kertosono Kediri (JNKK) melalui Special Purpose Company (SPC).
Untuk pelaksanaan RDPT, Jasa Marga bekerjasama dengan Mandiri Manajemen Investasi (MMI), Manajer Investasi yang mengelola RDPT atas ketiga APJT tersebut. Sebelumnya pada tahun 2017, Jasa Marga telah bekerjasama dengan MMI saat meluncurkan produk KIK-EBA Mandiri Pendapatan Tol Jagorawi, yang merupakan KIK-EBA pertama di Indonesia dengan aset dasar hak atas pendapatan tol di masa mendatang (future cash flow).
Saat ini, Perseroan telah memiliki konsesi jalan tol sepanjang 1.527 km. Pada tahun 2018, Perseroan berhasil menambah panjang jalan tol baru beroperasi sepanjang 61,25 km yang terdiri dari Jalan Tol Ngawi-Kertosono-Kediri Seksi Klitik (Ngawi)-Wilangan sepanjang 48 km, Jalan Tol Solo-Ngawi Segmen Simpang Susun (SS) Ngawi-Klitik (Ngawi) sepanjang 4 km, Jalan Tol Bogor Ring Road Seksi Kedung Badak-Simpang Yasmin sepanjang 2,65 km, dan Jalan Tol Gempol-Pasuruan Segmen Rembang-Pasuruan sepanjang 6,6 Km. Dengan demikian hingga saat ini Jasa Marga telah memiliki 741 km jalan tol beroperasi.
Perseroan terus mendukung percepatan pembangunan infrastruktur jalan tol di Indonesia, salah satunya melalui inovasi pendanaan. Dengan diterbitkan RDPT ini, Perseroan telah membuka potensi pasar baru dalam bidang pendanaan untuk mendukung ekspansi yang dilakukan oleh Perseroan.
Sebelumnya, pada tahun 2017, Perseroan telah sukses melakukan tiga terobosan alternatif pendanaan yaitu Sekuritisasi Pendapatan Tol Ruas Jagorawi, Project Bond Ruas JORR W2 Utara dan Global IDR Bond (Komodo Bond).
(akr)