Naiknya Harga Minyak Dunia Bikin Investasi Hulu Migas Menurun
A
A
A
JAKARTA - Meski pendapatan sektor hulu migas meningkat namun hal itu tidak diikuti dengan investasi sektor hulu migas yang mengalami penurunan.
Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi menjelaskan penurunan investasi hulu migas disebabkan kenaikan harga minyak dunia, sehingga berkendala pada investasi seperti proses tender.
"Saat pelelangan tender sudah dilakukan dan didapatkan pemenangnya, bukan berarti semua bisa berjalan lancar," ujar Amien di Gedung SKK Migas, Jakarta, Jumat (6/7/2018).
Amien mencontohkan pada pengerjaan KKKS Husky-CNOOC Madura Limited (HCML) yang masih pada tahap negosiasi. Karena terkendala mengenai sewa tender yang masih belum bisa diselesaikan.
"Misal di tender pertama gagal. Waktu itu saya perintahkan ulang karena ada prosedur salah. Di samping itu kapalnya sudah ada izin. Saya kan enggak mau. Saya maunya bangun kapal di Indonesia. Ini kan jadi mundur," katanya.
Seperti diketahui, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat investasi di hulu migas terus merosot sejak 2014.
Pada 2013, realisasi investasi hulu migas masih USD20,384 miliar, lalu turun menjadi USD20,380 miliar pada 2014. Sementara pada 2015, investasi migas kembali menyusut menjadi USD15,34 miliar.
Pada 2016, investasi di sektor hulu migas Indonesia anjlok 27% menjadi USD11,15 miliar. Dengan kata lain, Indonesia kehilangan investasi sebesar USD4,19miliar atau Rp55 triliun dengan asumsi nilai kurs rupiah terhadap dolar AS di angka Rp13.500 dari hulu migas pada tahun lalu.
Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi menjelaskan penurunan investasi hulu migas disebabkan kenaikan harga minyak dunia, sehingga berkendala pada investasi seperti proses tender.
"Saat pelelangan tender sudah dilakukan dan didapatkan pemenangnya, bukan berarti semua bisa berjalan lancar," ujar Amien di Gedung SKK Migas, Jakarta, Jumat (6/7/2018).
Amien mencontohkan pada pengerjaan KKKS Husky-CNOOC Madura Limited (HCML) yang masih pada tahap negosiasi. Karena terkendala mengenai sewa tender yang masih belum bisa diselesaikan.
"Misal di tender pertama gagal. Waktu itu saya perintahkan ulang karena ada prosedur salah. Di samping itu kapalnya sudah ada izin. Saya kan enggak mau. Saya maunya bangun kapal di Indonesia. Ini kan jadi mundur," katanya.
Seperti diketahui, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat investasi di hulu migas terus merosot sejak 2014.
Pada 2013, realisasi investasi hulu migas masih USD20,384 miliar, lalu turun menjadi USD20,380 miliar pada 2014. Sementara pada 2015, investasi migas kembali menyusut menjadi USD15,34 miliar.
Pada 2016, investasi di sektor hulu migas Indonesia anjlok 27% menjadi USD11,15 miliar. Dengan kata lain, Indonesia kehilangan investasi sebesar USD4,19miliar atau Rp55 triliun dengan asumsi nilai kurs rupiah terhadap dolar AS di angka Rp13.500 dari hulu migas pada tahun lalu.
(ven)