Kembangkan Tiga Pelabuhan, Pelindo III Investasi Rp1,02 Triliun
A
A
A
SURABAYA - PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III akan melakukan perpanjangan dermaga di Pelabuhan Bagendang (Sampit), dermaga di Pelabuhan Bumiharjo (Kumai) serta design and build terminal Kalibaru Barat tahap I (Semarang). Ketiga proyek tersebut menelan dana sebesar Rp1,02 triliun. Untuk pengerjaan proyek tersebut, perusahaan kepelabuhanan pelat merah itu menggandeng PT Wika.
CEO PT Pelindo III Ari Askhara mengatakan, seluruh proyek pengembangan ini menggunakan sistem Building Information Modelling (BIM) dalam melakukan perencanaan pembangunan. “Diharapkan, penerapan model Architecture, Engineering, Construction, Operation dan Maintenance (AECOM) di BIM bisa mempercepat penyelesaian pekerjaan infrastruktur pelabuhan yang sedang dikembangkan,” katanya di Surabaya, Rabu (11/7/2018).
Pengembangan Pelabuhan Bagendang dilakukan karena arus barang perdagangan naik rata-rata sebanyak 106% dari tahun 2016 ke 2017. Kunjungan kapal naik dari 1.075 unit menjadi 1.673 unit, arus petikemas tumbuh 143% dari 40.673 TEU’s menjadi 58.165 TEU’s. Sedangkan pelayanan curah kering dari 927.261 ton naik menjadi 1.009.643 ton.
Peningkatan yang cukup signifikan juga terjadi di Pelabuhan Bumiharjo. Arus petikemas naik 141% dari tahun 2016 tercatat sebanyak 28.135 TEU’s menjadi 39.743 TEU’s pada tahun 2017. Begitu pula pelayanan curah kering tumbuh dari 958.799 ton menjadi 1.166.692 ton. Kunjungan kapal meningkat dari 1.042 unit menjadi 1.102 unit.
Sedangkan pengembangan Terminal Kalibaru tahap I yang masuk ke area Pelabuhan Tanjung Emas dilakukan guna penataan area pelabuhan dengan sistem zonasi; sebagai zona curah, zona peti kemas internasional, zona terminal penumpang, dan cruise. Terminal Kalibaru nantinya akan menjadi zona curah untuk Pelabuhan Semarang.
Menurut VP Corporate Communication PT Pelindo III, Lia Indi Agustiana, pengembangan semua pelabuhan ini dilakukan untuk memberikan kelancaran arus logistik melalui penyediaan fasilitas. Kemudian mengantisipasi perkembangan perekonomian suatu daerah. “Ini karena banyak komoditas ekspor yang keluar dari Kalimantan Tengah lalu dikirim ke luar negeri melalui Pelabuhan Semarang,” imbuhnya.
CEO PT Pelindo III Ari Askhara mengatakan, seluruh proyek pengembangan ini menggunakan sistem Building Information Modelling (BIM) dalam melakukan perencanaan pembangunan. “Diharapkan, penerapan model Architecture, Engineering, Construction, Operation dan Maintenance (AECOM) di BIM bisa mempercepat penyelesaian pekerjaan infrastruktur pelabuhan yang sedang dikembangkan,” katanya di Surabaya, Rabu (11/7/2018).
Pengembangan Pelabuhan Bagendang dilakukan karena arus barang perdagangan naik rata-rata sebanyak 106% dari tahun 2016 ke 2017. Kunjungan kapal naik dari 1.075 unit menjadi 1.673 unit, arus petikemas tumbuh 143% dari 40.673 TEU’s menjadi 58.165 TEU’s. Sedangkan pelayanan curah kering dari 927.261 ton naik menjadi 1.009.643 ton.
Peningkatan yang cukup signifikan juga terjadi di Pelabuhan Bumiharjo. Arus petikemas naik 141% dari tahun 2016 tercatat sebanyak 28.135 TEU’s menjadi 39.743 TEU’s pada tahun 2017. Begitu pula pelayanan curah kering tumbuh dari 958.799 ton menjadi 1.166.692 ton. Kunjungan kapal meningkat dari 1.042 unit menjadi 1.102 unit.
Sedangkan pengembangan Terminal Kalibaru tahap I yang masuk ke area Pelabuhan Tanjung Emas dilakukan guna penataan area pelabuhan dengan sistem zonasi; sebagai zona curah, zona peti kemas internasional, zona terminal penumpang, dan cruise. Terminal Kalibaru nantinya akan menjadi zona curah untuk Pelabuhan Semarang.
Menurut VP Corporate Communication PT Pelindo III, Lia Indi Agustiana, pengembangan semua pelabuhan ini dilakukan untuk memberikan kelancaran arus logistik melalui penyediaan fasilitas. Kemudian mengantisipasi perkembangan perekonomian suatu daerah. “Ini karena banyak komoditas ekspor yang keluar dari Kalimantan Tengah lalu dikirim ke luar negeri melalui Pelabuhan Semarang,” imbuhnya.
(akr)