Penetrasi Asuransi Kesehatan Rendah, Zurich Bidik Warga Bandung

Rabu, 18 Juli 2018 - 04:22 WIB
Penetrasi Asuransi Kesehatan Rendah, Zurich Bidik Warga Bandung
Penetrasi Asuransi Kesehatan Rendah, Zurich Bidik Warga Bandung
A A A
JAKARTA - Penetrasi penggunaan asuransi kesehatan warga Bandung dinilai masih cukup rendah. Padahal penggunaan asuransi dapat menjadi penjamin untuk mengcover tingginya biaya pengobatan akibat penyakit kronis.

Chief Training & Recruitment Officer Zurich Topas Life Arnold Lihawa mengatakan, Bandung sejauh ini telah menjadi pusat kegiatan ekonomi yang cukup maju. Populasi penduduk Kota Bandung saat ini sekitar 2,4 juta jiwa. Sayangnya, kondisi itu belum diiringi kesadaran masyarakatnya dalam menjamin kesehatan menggunakan asuransi umum.

"Penetrasi asuransi di wilayah ini masih terbilang rendah, yaitu sekitar 2% hingga 3%. Ini merupakan tantangan sekaligus kesempatan bagi praktisi industri asuransi," kata Arnold di Lokasi Coffee & Cafe, Jalan Ir Djuanda, Kota Bandung, Selasa (17/7/2018).

Zurich sebagai penyedia asuransi kesehatan, mencoba menggarap market Bandung. Salah satu produk yang ditawarkan adalah Zurich Principal Care. Sebuah asuransi perlindungan yang akan mengcover dari penyakit kritis. Premi yang dibayar pun mulai Rp11.000 per hari.

Diakui dia, saat ini sekitar 10% dari jumlah premi tahunan Zurich di Indonesia merupakan kontribusi dari Jawa Barat. Untuk meningkatkan penetrasi pasar, pihaknya telah memiliki 400 agen. Namun tahun ini Zurich menargetkan dapat menambah menjadi 800 agen.

"Sampai kuartal pertama, kami tumbuh sangat baik. Jumlah agen akan kami tambah menjadi 800. Ya kami menargetkan pertumbuhan sebanyak-banyaknya, walaupun saat ini kami target edukasi dulu. Bahwa asuransi penyakit kritis mesti di pikirkan risikonya sejak awal," kata dia.

Penyakit kritis, kata dia, tak hanya menyerang kalangan tua. Tetapi juga usia produktif yang masih segar dan sehat. Data WHO menyebut, pada 2015 sebanyak 48.000 orang meninggal akibat kardiovaskular. Pada 2020, tiga perempat kematian di negara maju diperkirakan akan disebabkan penyakit kritis.

Dokter sekaligus aktris Lula Kamal mengatakan, faktor edukasi sangat penting agar masyarakat memiliki pengaman atas risiko penyakit kronis. Banyak kalangan muda sudah menganggap sehat, makanan bagus, dan olahraga. Tapi mereka lupa akan stress yang terkadang membuat penyakit kritis.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5043 seconds (0.1#10.140)