Grab Dikritik Pengemudi Ojek Online

Rabu, 18 Juli 2018 - 19:16 WIB
Grab Dikritik Pengemudi Ojek Online
Grab Dikritik Pengemudi Ojek Online
A A A
JAKARTA - Para mitra pengemudi ojek online berencana beraksi terhadap Grab, bertepatan dengan pembukaan Asian Games 2018 di Jakarta dan Palembang. Momen ini dipilih karena aplikator penyedia jasa ride-hailing asal Malaysia itu menjadi prestige sponsor pada ajang olahraga bergengsi bangsa Asia tersebut.

Hal tersebut diungkapkan anggota Presidium Gerakan Aksi Roda Dua (Garda) Igun Wicaksono. "Pernyataan kami mengenai aplikator transpotasi online internasional yang mendapatkan keuntungan dari keringat dan kerja keras pengemudi ojek online Indonesia itu sudah jelas. Saya yakin pemerintah sudah paham konteks aplikator yang menjadi sponsorship Asian Games itu adalah Grab, mereka seharusnya tidak boleh mengabaikan kami selaku stakeholder," ujar Igun saat memberikan keterangan kepada media, Rabu (18/7/2018).

Rencana aksi yang diwakili Garda berupaya untuk menyampaikan aspirasi dengan tujuan menarik perhatian pemerintah, selaku regulator, agar menindaklanjuti pembahasan aturan mengenai kendaraan roda dua sebagai moda transportasi publik dan ketentuan tarif ojek online.

"Pembahasannya berlarut-larut. Keringat dan kerja keras kami tersedot oleh perusahaan kapitalis internasional seperti Grab. Jadi aksi kami itu ingin membuka mata dan hati nurani pemerintah untuk memperhatikan nasib ojek online," jelas Igun.

Garda menilai Grab terkesan sekadar mengeksploitasi SDM Indonesia. Untuk menyamakan persepsi, Igun menjelaskan seluruh pengemudi ojek online ingin melakukan aksi simpatik dan melakukan langkah persuasif untuk mendiskusikan payung hukum dan tarif ojek online.

Penyelenggaraan Asian Games di Jakarta dan Palembang, menurut Igun, merupakan momentum yang tepat untuk menyuarakan pendapat pengemudi ojek online. Garda berharap pembahasan tentang hal itu menemui titik terang sebelum pembukaan Asian Games pada 18 Agustus 2018.

"Semoga dalam 30 hari ke depan ada dialog dan diskusi yang menghasilkan solusi. Saya tegaskan, rencana aksi kami itu sifatnya bukan untuk mengganggu penyelenggaraan Asian Games. Kami melakukan aksi simpatik yang menyuarakan kesejahteraan ojek online," paparnya.

Lebih lanjut, Igun menduga, tingkat kesejahteraan para mitra terancam karena terjadinya perang tarif yang cenderung jual rugi (predatory pricing) seperti dilakukan Grab. "Kami menyesalkan terjadinya predatory pricing. Untuk itu, kami melakukan langkah persuasif yang berdialog dengan kedua perusahaan aplikator, Kementerian Perhubungan, DPR, dan berdialog dengan Presiden Joko Widodo," ucapnya.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5488 seconds (0.1#10.140)