G20 Cemaskan Pertumbuhan Global, Harga Minyak Turun
A
A
A
TOKYO - Harga minyak mentah dunia turun pada perdagangan awal pekan ini seiring meningkatnya kekhawatiran tentang permintaan bahan bakar. Hal itu dipicu peringatan para menteri keuangan dan gubernur bank sentral dari G20 bahwa risiko pertumbuhan ekonomi global meningkat di tengah memuncaknya ketegangan perdagangan dan geopolitik.
Minyak mentah Brent LCOc1 turun USD18 sen, atau 0,3% menjadi USD72,89 per barel. Sementara US West Texas Intermediate (WTI) futures CLc1 turun USD13 sen, atau 0,2% menjadi USD68,13 per barel.
Para menteri keuangan dan gubernur bank sentral mengakhiri pertemuan Kelompok 20 ekonomi terbesar di Buenos Aires pada akhir pekan menyerukan lebih banyak dialog untuk mencegah ketegangan perdagangan dan geopolitik yang berdampak negatif pada pertumbuhan ekonomi global.
"Pertumbuhan ekonomi global tetap kuat dan tingkat pengangguran pada satu dekade terendah," kata para pemimpin keuangan dalam pernyataan resmi seperti dikutip Reuters, Senin (23/7/2018).
Namun, belakangan ini pertumbuhan dinilai menjadi lebih kurang tersinkronisasi. Sedangkan risiko penurunan selama jangka pendek dan menengah makin meningkat.
Pertemuan G20 terjadi di tengah meningkatnya perang kata-kata dalam konflik perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan China. Kedua negara dengan ekonomi terbesar di dunia itu sejauh ini telah mengenakan tarif senilai USD34 miliar untuk barang ekspor satu sama lain.
Bahkan, pekan lalu Presiden AS Donald Trump mengancam akan memberlakukan tarif pada semua ekspor China ke Amerika Serikat senilai USD500 miliar, kecuali Beijing setuju untuk mengubah kebijakan transfer teknologi, subsidi industri serta kebijakan joint venture-nya.
"Dampak dari perang dagang dan bahwa Presiden Trump dan pemerintahannya serius tentang ancamannya akhirnya mulai memengaruhi pikiran para pedagang dan investor minyak dan pasar keuangan lainnya," kata Greg McKenna, kepala strategi pasar di AxiTrader.
Seperti diketahui, pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan permintaan minyak berkorelasi erat. Ekspansi ekonomi secara langsung mendorong konsumsi bahan bakar baik untuk perdagangan maupun untuk perjalanan serta kebutuhan kendaraan sehari-hari.
Minyak mentah Brent LCOc1 turun USD18 sen, atau 0,3% menjadi USD72,89 per barel. Sementara US West Texas Intermediate (WTI) futures CLc1 turun USD13 sen, atau 0,2% menjadi USD68,13 per barel.
Para menteri keuangan dan gubernur bank sentral mengakhiri pertemuan Kelompok 20 ekonomi terbesar di Buenos Aires pada akhir pekan menyerukan lebih banyak dialog untuk mencegah ketegangan perdagangan dan geopolitik yang berdampak negatif pada pertumbuhan ekonomi global.
"Pertumbuhan ekonomi global tetap kuat dan tingkat pengangguran pada satu dekade terendah," kata para pemimpin keuangan dalam pernyataan resmi seperti dikutip Reuters, Senin (23/7/2018).
Namun, belakangan ini pertumbuhan dinilai menjadi lebih kurang tersinkronisasi. Sedangkan risiko penurunan selama jangka pendek dan menengah makin meningkat.
Pertemuan G20 terjadi di tengah meningkatnya perang kata-kata dalam konflik perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan China. Kedua negara dengan ekonomi terbesar di dunia itu sejauh ini telah mengenakan tarif senilai USD34 miliar untuk barang ekspor satu sama lain.
Bahkan, pekan lalu Presiden AS Donald Trump mengancam akan memberlakukan tarif pada semua ekspor China ke Amerika Serikat senilai USD500 miliar, kecuali Beijing setuju untuk mengubah kebijakan transfer teknologi, subsidi industri serta kebijakan joint venture-nya.
"Dampak dari perang dagang dan bahwa Presiden Trump dan pemerintahannya serius tentang ancamannya akhirnya mulai memengaruhi pikiran para pedagang dan investor minyak dan pasar keuangan lainnya," kata Greg McKenna, kepala strategi pasar di AxiTrader.
Seperti diketahui, pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan permintaan minyak berkorelasi erat. Ekspansi ekonomi secara langsung mendorong konsumsi bahan bakar baik untuk perdagangan maupun untuk perjalanan serta kebutuhan kendaraan sehari-hari.
(fjo)