Diancam Resesi, Harga Minyak Dunia Mulai Tunduk

Senin, 20 Juni 2022 - 10:49 WIB
loading...
Diancam Resesi, Harga...
Harga minyak dunia mulai tertekan dengan ancaman resesi. Foto/Reuters
A A A
JAKARTA - Harga minyak mentah mengalami koreksi pada perdagangan awal pekan di sesi Asia, Senin (20/6/2022). Data bursa ICE Newcastle mencatat minyak brent kontrak Agustus 2022 keok 0,54% di USD112,51 per barel. Sedangkan brent September 2022 turun 0,55% di USD109,78 per barel.



Sementara itu minyak West Texas Intermediate (WTI) di New York Mercantile Exchange (NYMEX) Juli 2022 koreksi 0,51% di USD109,00 per barel, sementara kontrak Agustus 2022 merosot 0,40% di USD107,55 per barel.

Analis menilai pasokan minyak yang ketat masih mengkhawatirkan pasar di tengah ancaman resesi global yang dinilai dapat mengurangi permintaan.

"Selain itu, secara fundamental pasar minyak juga masih ketat di tengah perlambatan produksi Rusia," kata Analis ANZ dalam sebuah catatan, dilansir Reuters, Senin (20/6/2022).

Produksi minyak Rusia dinilai masih berada di luar jangkauan permintaan sebagian besar pasar global, akibat adanya sanksi Barat. Dampak tersebut sebelumnya telah dimitigasi dengan strategi pelepasan cadangan minyak strategis, yang dipimpin oleh Amerika Serikat, serta peningkatan produksi dari negara-negara pengekspor minyak bumi dan mitranya (OPEC+), meskipun upaya dinilai masih belum mampu mengatasi masalah pasokan lebih lanjut.

"Jika Washington tetap dalam kebijakannya saat ini, cadangan strategis AS akan mencapai level terendah selama 40 tahun mecapai 358 juta barel pada Oktober mendatang," kata ANZ.

Di tengah keraguan analis, produksi minyak dan gas AS justru dilaporkan meningkat. Data perusahaan jasa energi Baker Hughes Co melaporkan jumlah rig minyak dan gas, sebuah indikator awal untul melihat produksi di masa depan, naik sebanyak tujuh unit menjadi 740 per 17 Juni, tertinggi sejak Maret 2020.

Di Libya, produksi minyak tetap masih bergejolak menyusul krisis politik domestik. Menteri Perminyakan Libya Mohamed Oun mengatakan bahwa total produksi negara itu sekitar 700.000 barel per hari (bph). Pekan lalu, produksi minyak Libya berada pada 100.000-150.000 barel per hari.



Dari daratan Asia, nilai ekspor produk minyak dari China dilaporkan terus menurun, mengingat kebijakan pembatasan baru akibat Covid-19 yang dikhawatirkan mengganggu konsumsi minyak. Ekspor bensin di negara itu pada Mei 2022 turun 45,5% yoy dan ekspor solar anjlok 92,7% yoy. Data bea cukai China menunjukkan berkurangnya permintaan domestik juga sejalan dengan pengurangan kuota ekspor perusahaan.

(uka)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1398 seconds (0.1#10.140)