Stop Perselisihan Dagang, AS-Eropa Bersatu Lawan China?
A
A
A
WASHINGTON - Setelah sepakat untuk menunda perselisihan atas persoalan tarif dengan Eropa, Amerika Serikat (AS) mengisyaratkan akan mendorong pembicaraan perdagangan dengan Kanada dan Meksiko. Kesepakatan itu dinilai membuka jalan bagi AS untuk memberi tekanan baru bagi China.
Seperti diketahui, terjadi kesepakatan yang mengejutkan antara AS dan Uni Eropa mengenai penangguhan pengenaan tarif baru, termasuk usulan 25% retribusi terhadap impor automotif, serta mengadakan pembicaraan mengenai tarif impor baja dan aluminium Eropa.
Kedua belah pihak mengklaim kemenangan dalam kesepakatan yang dicapai oleh Presiden AS Donald Trump dan Presiden Komisi Eropa Jean-Claude Juncker di Washington tersebut.
Kesepakatan itu dipuji para komentator di AS dan Eropa karena telah menurunkan eskalasi perang dagang yang mengancam untuk membawa dunia kembali ke masa proteksionisme seperti tahun 1930-an.
Jika bertahan, kesepakatan AS-UE tersebut memungkinkan keduanya untuk fokus menghadapi China, yang kekuatan ekonominya telah mengancam keduanya. Anggota parlemen di Washington pada hari Kamis (26/7) mengeluarkan undang-undang untuk memperlambat investasi Cina di perusahaan AS. Sementara di Eropa, lonceng alarm telah terdengar karena pengaruh ekonomi China yang tumbuh di wilayah tersebut.
"AS dan UE akan bersekutu dalam perang (dagang) melawan China yang telah merusak sistem perdagangan dunia, pada dasarnya," kata penasihat ekonomi Trump Larry Kudlow. "Presiden Juncker membuatnya sangat jelas kemarin bahwa dia bermaksud membantu kami, Presiden Trump, pada masalah China," tuturnya seperti dikutip dari Reuters, Jumat (27/7/2018).
Sementara, seorang pejabat Gedung Putih mengatakan kepada Reuters bahwa Juncker telah menunjukkan fleksibilitas yang lebih besar dari yang diharapkan dalam perundingan tersebut.
Salah satu aspek kunci dari perjanjian tersebut, menurut pejabat yang enggan disebutkan namanya itu, adalah bahwa kedua belah pihak sepakat untuk bekerja sama untuk mengatasi pelanggaran pasar yang dilakukan China.
"Mereka ingin bekerja sama dengan kami mengenai China dan mereka juga ingin membantu kami mereformasi WTO (Organisasi Perdagangan Dunia)," kata pejabat tersebut.
Trump telah mengumumkan serangkaian tarif impor terhadap China dalam upaya untuk menghentikan lonjakan negara itu di industri teknologi tinggi yang mengancam dominasi AS. Dalam hal ini, baik AS maupun Uni Eropa menuduh perusahaan China telah melakukan pencurian rahasia perusahaan.
Sementara itu, mengenai pembicaraan Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara dengan Kanada dan Meksiko, Menteri Keuangan AS Steve Mnuchin mengatakan dia berharap akan mencapai kesepakatan dalam waktu dekat.
"Apakah itu satu kesepakatan atau dua kesepakatan, selama kita mendapatkan perjanjian yang tepat, kita tidak peduli," ujar Mnuchin kepada CNBC.
Seperti diketahui, terjadi kesepakatan yang mengejutkan antara AS dan Uni Eropa mengenai penangguhan pengenaan tarif baru, termasuk usulan 25% retribusi terhadap impor automotif, serta mengadakan pembicaraan mengenai tarif impor baja dan aluminium Eropa.
Kedua belah pihak mengklaim kemenangan dalam kesepakatan yang dicapai oleh Presiden AS Donald Trump dan Presiden Komisi Eropa Jean-Claude Juncker di Washington tersebut.
Kesepakatan itu dipuji para komentator di AS dan Eropa karena telah menurunkan eskalasi perang dagang yang mengancam untuk membawa dunia kembali ke masa proteksionisme seperti tahun 1930-an.
Jika bertahan, kesepakatan AS-UE tersebut memungkinkan keduanya untuk fokus menghadapi China, yang kekuatan ekonominya telah mengancam keduanya. Anggota parlemen di Washington pada hari Kamis (26/7) mengeluarkan undang-undang untuk memperlambat investasi Cina di perusahaan AS. Sementara di Eropa, lonceng alarm telah terdengar karena pengaruh ekonomi China yang tumbuh di wilayah tersebut.
"AS dan UE akan bersekutu dalam perang (dagang) melawan China yang telah merusak sistem perdagangan dunia, pada dasarnya," kata penasihat ekonomi Trump Larry Kudlow. "Presiden Juncker membuatnya sangat jelas kemarin bahwa dia bermaksud membantu kami, Presiden Trump, pada masalah China," tuturnya seperti dikutip dari Reuters, Jumat (27/7/2018).
Sementara, seorang pejabat Gedung Putih mengatakan kepada Reuters bahwa Juncker telah menunjukkan fleksibilitas yang lebih besar dari yang diharapkan dalam perundingan tersebut.
Salah satu aspek kunci dari perjanjian tersebut, menurut pejabat yang enggan disebutkan namanya itu, adalah bahwa kedua belah pihak sepakat untuk bekerja sama untuk mengatasi pelanggaran pasar yang dilakukan China.
"Mereka ingin bekerja sama dengan kami mengenai China dan mereka juga ingin membantu kami mereformasi WTO (Organisasi Perdagangan Dunia)," kata pejabat tersebut.
Trump telah mengumumkan serangkaian tarif impor terhadap China dalam upaya untuk menghentikan lonjakan negara itu di industri teknologi tinggi yang mengancam dominasi AS. Dalam hal ini, baik AS maupun Uni Eropa menuduh perusahaan China telah melakukan pencurian rahasia perusahaan.
Sementara itu, mengenai pembicaraan Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara dengan Kanada dan Meksiko, Menteri Keuangan AS Steve Mnuchin mengatakan dia berharap akan mencapai kesepakatan dalam waktu dekat.
"Apakah itu satu kesepakatan atau dua kesepakatan, selama kita mendapatkan perjanjian yang tepat, kita tidak peduli," ujar Mnuchin kepada CNBC.
(fjo)