KJRI Jeddah-Kemendag Adakan Pertemuan Kurangi Hambatan Dagang di Saudi
A
A
A
JAKARTA - Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) dan Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Jeddah menggelar pertemuan bisnis antara importir produk Indonesia dengan Saudi Food and Drug Authority (SFDA) pada 29 Juli 2018 di Jeddah, Arab Saudi. Pertemuan dilakukan sebagai upaya mengurangi hambatan perdagangan masuknya produk Indonesia ke pasar Arab Saudi. Sebelumnya, pertemuan yang sama telah dilakukan dua kali, yaitu pada 26 Juli 2018 dan 22 Juli 2018.
"Pertemuan ini merupakan langkah untuk membangun komunikasi yang intensif dengan pihak SFDA. Bertujuan agar produk-produk Indonesia semakin mudah mendapatkan akses pasar ke Arab Saudi. Selain itu, agar suplai makanan dan minuman untuk keperluan jamaah haji dan umrah asal Indonesia bisa mendapatkan perlakukan khusus," ujar Konsul Jenderal Indonesia di Jeddah, M. Hery Saripudin dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Selasa (7/8/2018).
Salah satu hambatan perdagangan yang terjadi adalah produk makanan dan minuman, farmasi, serta kosmetika Indonesia belum memenuhi persyaratan dari pihak SFDA dan Saudi Accreditation and Standardization Organization (SASO). Pada pertemuan bisnis ini, SFDA memberikan penjelasan kepada para importir produk Indonesia tentang kebijakan dan cara registrasi produk ke SFDA.
Pertemuan bisnis dipimpin Konjen RI Jeddah yang juga dihadiri Pelaksana Fungsi Ekonomi perwakilan SFDA, beserta lima importir dari Arab Saudi yang mengimpor produk Indonesia, diantaranya: Mizanain Trading and Marketing (kopi Santos, balsem Cap Lang dan balsem Geliga); Said Bawazir Trading Company (kecap dan saus Indofood, kerupuk dari Sidoarjo, tuna, jamur, Sarimie, Indomie, Pop Mie dan produk-produk Indofood).
Selanjutnya, Muhamaad Bawazir for Trading (ikan sarden, arang aktif, permen Kopiko, Bakmi Mewah, biskuit Danisa, dan beberapa produk dari Mayora); Al Ghammah Trading Est (kopi Selera Kita, kopi kemasan ABC, produk minuman Inaco, dan beberapa produk pertanian Indonesia); serta Sami Alkatiri (kecap, saus, dan jus ABC, produk Monosodium Glutamat (MSG) dan nonMSG dari PT Sasa Inti, serta berbagai produk gula merah dan rempah-rempah Indonesia).
Dalam pertemuan tersebut, perwakilan SFDA menyampaikan Indonesia harus mampu aktif menjalin komunikasi dengan pihak Gulf Standardization Organization (GSO) dan SASO yang berperan mengurus standar dan pelabelan di wilayah Gulf Cooperation Council (Perkumpulan Negara-negara Teluk).
"Kami berharap kerja sama antara Indonesia dan Arab Saudi semakin erat, sehingga produk Indonesia akan semakin mudah masuk ke Arab Saudi," imbuhnya.
"Pertemuan ini merupakan langkah untuk membangun komunikasi yang intensif dengan pihak SFDA. Bertujuan agar produk-produk Indonesia semakin mudah mendapatkan akses pasar ke Arab Saudi. Selain itu, agar suplai makanan dan minuman untuk keperluan jamaah haji dan umrah asal Indonesia bisa mendapatkan perlakukan khusus," ujar Konsul Jenderal Indonesia di Jeddah, M. Hery Saripudin dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Selasa (7/8/2018).
Salah satu hambatan perdagangan yang terjadi adalah produk makanan dan minuman, farmasi, serta kosmetika Indonesia belum memenuhi persyaratan dari pihak SFDA dan Saudi Accreditation and Standardization Organization (SASO). Pada pertemuan bisnis ini, SFDA memberikan penjelasan kepada para importir produk Indonesia tentang kebijakan dan cara registrasi produk ke SFDA.
Pertemuan bisnis dipimpin Konjen RI Jeddah yang juga dihadiri Pelaksana Fungsi Ekonomi perwakilan SFDA, beserta lima importir dari Arab Saudi yang mengimpor produk Indonesia, diantaranya: Mizanain Trading and Marketing (kopi Santos, balsem Cap Lang dan balsem Geliga); Said Bawazir Trading Company (kecap dan saus Indofood, kerupuk dari Sidoarjo, tuna, jamur, Sarimie, Indomie, Pop Mie dan produk-produk Indofood).
Selanjutnya, Muhamaad Bawazir for Trading (ikan sarden, arang aktif, permen Kopiko, Bakmi Mewah, biskuit Danisa, dan beberapa produk dari Mayora); Al Ghammah Trading Est (kopi Selera Kita, kopi kemasan ABC, produk minuman Inaco, dan beberapa produk pertanian Indonesia); serta Sami Alkatiri (kecap, saus, dan jus ABC, produk Monosodium Glutamat (MSG) dan nonMSG dari PT Sasa Inti, serta berbagai produk gula merah dan rempah-rempah Indonesia).
Dalam pertemuan tersebut, perwakilan SFDA menyampaikan Indonesia harus mampu aktif menjalin komunikasi dengan pihak Gulf Standardization Organization (GSO) dan SASO yang berperan mengurus standar dan pelabelan di wilayah Gulf Cooperation Council (Perkumpulan Negara-negara Teluk).
"Kami berharap kerja sama antara Indonesia dan Arab Saudi semakin erat, sehingga produk Indonesia akan semakin mudah masuk ke Arab Saudi," imbuhnya.
(ven)