Cetak Sejarah, IHSG Tumbuh Lewati 6.000% Setelah 41 Tahun
A
A
A
JAKARTA - Pada 10 Agustus 1977 menjadi awal yang bersejarah bagi pasar modal Indonesia. Setelah diaktifkan kembali 41 tahun silam, dari sisi nilai kapitalisasi telah tumbuh sebanyak 2,52 juta kali yakni pada tahun 1977 sebesar Rp2,73 miliar dan per 8 Agustus 2018 menembus Rp6.870,7 triliun.
Sementara itu, pada periode yang sama Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) telah tumbuh 6.119% dari 98 poin pada tahun 1977 menjadi 6.094.83 pada 8 Agustus 2018. Direktur Utama (Dirut) Bursa Efek Indonesia (BEI) Inarno Djajadi mengatakan, melalui koordinasi dan pengawasan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama dengan KPEI dan KSEI, pasar modal Indonesia diharapkan akan semakin efisien dari sisi sistem penunjang perdagangan efek yang terkini.
Ke depannya, pasar modal Indonesia juga akan menjawab tantangan di era ekonomi digital saat ini dengan mengembangkan produk pasar modal yang lebih modern, semakin matang untuk bersaing baik dalam segi literasi pasar modal, menciptakan produk yang inovatif dan berkembang.
"Maupun dalam menjalin kerja sama antar pemangku kepentingan (stakeholders), serta menerapkan tata kelola perusahaan yang baik atau good corporate governance," ujarnya di Jakarta, Jumat (10/8/2018).
Sampai dengan pertengahan tahun 2018, BEI terus mencatatkan pencapaian-pencapaian melampaui tahun-tahun sebelumnya. Fund raising dari 31 pencatatan saham baru hingga 7 Agustus 2018 telah mencapai Rp12 triliun, melebihi total pencapaian pada tahun 2017.
Frekuensi perdagangan saham harian terus meningkat mencapai 392 ribu kali dan merupakan yang tertinggi di ASEAN. Hal ini didukung dengan aktivitas investor yang juga mencapai nilai tertinggi hingga 43 ribu investor per hari.
Adapun, dalam mewujudkan penyelenggaraan perdagangan efek yang teratur, wajar, dan efisien, BEI telah sukses melakukan upgrade sistem perdagangan dan meningkatkan kapasitas perdagangan hingga 2 kali lipat atau 15 juta order dan 7,5 juta transaksi per hari. Selain itu, availability sistem perdagangan juga meningkat menjadi 99.982% yang didukung oleh data center level tier-3.
Sementara itu, pada periode yang sama Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) telah tumbuh 6.119% dari 98 poin pada tahun 1977 menjadi 6.094.83 pada 8 Agustus 2018. Direktur Utama (Dirut) Bursa Efek Indonesia (BEI) Inarno Djajadi mengatakan, melalui koordinasi dan pengawasan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama dengan KPEI dan KSEI, pasar modal Indonesia diharapkan akan semakin efisien dari sisi sistem penunjang perdagangan efek yang terkini.
Ke depannya, pasar modal Indonesia juga akan menjawab tantangan di era ekonomi digital saat ini dengan mengembangkan produk pasar modal yang lebih modern, semakin matang untuk bersaing baik dalam segi literasi pasar modal, menciptakan produk yang inovatif dan berkembang.
"Maupun dalam menjalin kerja sama antar pemangku kepentingan (stakeholders), serta menerapkan tata kelola perusahaan yang baik atau good corporate governance," ujarnya di Jakarta, Jumat (10/8/2018).
Sampai dengan pertengahan tahun 2018, BEI terus mencatatkan pencapaian-pencapaian melampaui tahun-tahun sebelumnya. Fund raising dari 31 pencatatan saham baru hingga 7 Agustus 2018 telah mencapai Rp12 triliun, melebihi total pencapaian pada tahun 2017.
Frekuensi perdagangan saham harian terus meningkat mencapai 392 ribu kali dan merupakan yang tertinggi di ASEAN. Hal ini didukung dengan aktivitas investor yang juga mencapai nilai tertinggi hingga 43 ribu investor per hari.
Adapun, dalam mewujudkan penyelenggaraan perdagangan efek yang teratur, wajar, dan efisien, BEI telah sukses melakukan upgrade sistem perdagangan dan meningkatkan kapasitas perdagangan hingga 2 kali lipat atau 15 juta order dan 7,5 juta transaksi per hari. Selain itu, availability sistem perdagangan juga meningkat menjadi 99.982% yang didukung oleh data center level tier-3.
(akr)