Nilai Tukar Rupiah Versus USD Dihantam Dua Sisi
A
A
A
JAKARTA - Nilai tukar rupiah bergerak melemah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) hingga ke level Rp14.616/USD siang ini. Pelemahan mata uang Garuda dikarenakan terhantam dari dua sisi yakni global dan domestik.
Pengamat Pasar Modal Reza Priyambada mengatakan, dari sisi global, terjadinya perseteruan antara Turki dengan Amerika Serikar menimbulkan kekhawatiran terhadap keberlangsungan negara pimpinan Presiden Recep Tayyip Erdogan tersebut.
Kemungkinan terbesar yakniTurki dilanda masa resesi atau pertumbuhan ekonomi menjadi minus. "Dari global dengan adanya konflik AS dan Turki yang berujung terhadap potensi resesi negara tersebut," ujarnya kepada SINDOnews di Jakarta, Senin (13/8/2018).
Konflik ini, kata Reza, berakibat ke pergerakan nilai tukar euro yang melemah 0,10% terhadap USD. Apalagi Turki juga mempunyai potensi penting dari sisi hutang ke Eropa. "Imbasnya euro turun karena dikhawatirkan eksposure utang Turki ke Eropa akan meningkat hingga potensi default," katanya.
Kemudian, melemahnya euro turut berimbas terhadap rupiah dengan diiringi kuantitas cadangan devisa (cadev) Indonesia yang makin tergerus. Tak hanya itu, melebarnya defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) menambah mimpi buruk bagi rupiah di awal pekan ini.
"Euro turun, maka USD menguat dan imbasnya ke rupiah. Apalagi dari dalam negeri terdapat imbas dari penurunan cadev dan melebarnya CAD yang dirilis pekan kemarin," pungkasnya.
Pengamat Pasar Modal Reza Priyambada mengatakan, dari sisi global, terjadinya perseteruan antara Turki dengan Amerika Serikar menimbulkan kekhawatiran terhadap keberlangsungan negara pimpinan Presiden Recep Tayyip Erdogan tersebut.
Kemungkinan terbesar yakniTurki dilanda masa resesi atau pertumbuhan ekonomi menjadi minus. "Dari global dengan adanya konflik AS dan Turki yang berujung terhadap potensi resesi negara tersebut," ujarnya kepada SINDOnews di Jakarta, Senin (13/8/2018).
Konflik ini, kata Reza, berakibat ke pergerakan nilai tukar euro yang melemah 0,10% terhadap USD. Apalagi Turki juga mempunyai potensi penting dari sisi hutang ke Eropa. "Imbasnya euro turun karena dikhawatirkan eksposure utang Turki ke Eropa akan meningkat hingga potensi default," katanya.
Kemudian, melemahnya euro turut berimbas terhadap rupiah dengan diiringi kuantitas cadangan devisa (cadev) Indonesia yang makin tergerus. Tak hanya itu, melebarnya defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) menambah mimpi buruk bagi rupiah di awal pekan ini.
"Euro turun, maka USD menguat dan imbasnya ke rupiah. Apalagi dari dalam negeri terdapat imbas dari penurunan cadev dan melebarnya CAD yang dirilis pekan kemarin," pungkasnya.
(akr)