Antisipasi Dampak Kemarau, Bulog Siap Intervensi Pasar
A
A
A
JAKARTA - Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso kembali menegaskan kesiapan Bulog menghadapi musim kemarau panjang tahun ini. Komitmen ini disampaikan setelah mengikuti rapat dengan presiden dan sejumlah menteri di Istana Negara.
"Gudang-gudang Bulog di seluruh wilayah juga sudah mulai penuh. Artinya kita siap menghadapi kekeringan itu. Stok beras ada lebih dari 2 juta ton," Ujar Budi Waseso di Jakarta, Selasa (14/8/2018).
Hingga saat ini Bulog telah bekerja sangat intensif untuk melakukan penyerapan gabah dan beras, berkerja sama dengan Kementerian Pertanian. Lokasi penyimpanan beras di gudang Bulog seluruh Indonesia terus terisi dengan rata-rata penyerapan beras petani sebanyak 7.000 ton/hari.
Sebagaimana diketahui, beras adalah salah satu pangan pokok yang akan terkena dampak secara langsung pada saat terjadi musim kemarau panjang. Hal ini umumnya dipengaruhi oleh permintaann dan penawaran dari pasar, yang mana pasokan akan cenderung berkurang akibat gagal panen oleh petani yang meningkat, sedangkan permintaan terus ada dari pasar.
Sebagai upaya intervensi pasar ketika harga beras melambung pada saat musim kemarau panjang, Bulog melakukan Operasi Pasar (OP) dengan menggelontorkan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) sebanyak-banyaknya sehingga pasokan beras ke pasar dapat terjaga.
Bulog terus melakukan pantauan harga pasar di seluruh daerah tidak hanya melalui pantauan situasi harga beras per hari yang dikelola Bank Indonesia, namun juga melalui survei langsung ke lapangan. "Kami akan terjun langsung ke lapangan, supaya dapat segera melakukan intervensi jika diketahui ada gejolak kenaikan harga," tambah Budi.
Adapun berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS), pada Juli 2018, rata-rata harga beras kualitas premium di penggilingan sebesar Rp9.520/kg, naik sebesar 0,44% dibandingkan bulan sebelumnya. Sementara itu, rata-rata harga beras kualitas medium di penggilingan sebesar Rp9.198/kg, naik sebesar 0,68 %.
"Gudang-gudang Bulog di seluruh wilayah juga sudah mulai penuh. Artinya kita siap menghadapi kekeringan itu. Stok beras ada lebih dari 2 juta ton," Ujar Budi Waseso di Jakarta, Selasa (14/8/2018).
Hingga saat ini Bulog telah bekerja sangat intensif untuk melakukan penyerapan gabah dan beras, berkerja sama dengan Kementerian Pertanian. Lokasi penyimpanan beras di gudang Bulog seluruh Indonesia terus terisi dengan rata-rata penyerapan beras petani sebanyak 7.000 ton/hari.
Sebagaimana diketahui, beras adalah salah satu pangan pokok yang akan terkena dampak secara langsung pada saat terjadi musim kemarau panjang. Hal ini umumnya dipengaruhi oleh permintaann dan penawaran dari pasar, yang mana pasokan akan cenderung berkurang akibat gagal panen oleh petani yang meningkat, sedangkan permintaan terus ada dari pasar.
Sebagai upaya intervensi pasar ketika harga beras melambung pada saat musim kemarau panjang, Bulog melakukan Operasi Pasar (OP) dengan menggelontorkan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) sebanyak-banyaknya sehingga pasokan beras ke pasar dapat terjaga.
Bulog terus melakukan pantauan harga pasar di seluruh daerah tidak hanya melalui pantauan situasi harga beras per hari yang dikelola Bank Indonesia, namun juga melalui survei langsung ke lapangan. "Kami akan terjun langsung ke lapangan, supaya dapat segera melakukan intervensi jika diketahui ada gejolak kenaikan harga," tambah Budi.
Adapun berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS), pada Juli 2018, rata-rata harga beras kualitas premium di penggilingan sebesar Rp9.520/kg, naik sebesar 0,44% dibandingkan bulan sebelumnya. Sementara itu, rata-rata harga beras kualitas medium di penggilingan sebesar Rp9.198/kg, naik sebesar 0,68 %.
(fjo)