BNI Targetkan DPK Individual Capai Rp280 Triliun
A
A
A
JAKARTA - PT Bank Negara Indonesia Tbk optimistis dapat menghimpun dana pihak ketiga (DPK) dari segmen individu mencapai Rp280 triliun hingga akhir tahun 2018. Hingga semester pertama tahun ini, perseroan telah mencatatkan lebih dari 40% dari yang ditargetkan.
VP Consumer Funding BNI Efita Praharani mengatakan, pihaknya menyasar empat segmen utama untuk menghimpun DPK, yaitu para pengusaha, pekerja, ibu rumah tangga dan pelajar. Secara jumlah rekening di dominasi oleh segmen ibu rumah tangga dan kalangan milenial. Meskipun nilainya kecil namun potensinya sangat besar terutama perseroan memiliki aplikasi pembayaran Yap! yang disukai anak muda.
"Tantangannya dari aktivitas ekonomi dan uang beredar masih sulit saat ini. Pasca lebaran lalu juga tingkat konsumsi tinggi sehingga simpanan masyarakat berkurang. Tapi kita optimistis melampaui target yang diberikan," ujar Efita di Jakarta, Rabu (22/8/2018).
Dia mengatakan, salah satu strateginya adalah menargetkan 10-20 pembukaan rekening baru untuk setiap outlet BNI. Perseroan juga mengarahkan target utama pada segmen ibu rumah tangga dan kaum milenial. Ibu rumah tangga sendiri berkontribusi 30% terhadap portofolio rekening individual.
Berikutnya, segmen ini akan digenjot dengan Agen 46 yang juga bersinergi dengan program Bank Sampah yang diinisiasi Pemda DKI Jakarta. "Program percontohan dari Jakarta Barat ini akan dikembangkan secara nasional untuk Jakarta Utara, Jakarta Selatan, Bandung, hingga Jawa Timur.
Fungsi bank kini untuk inklusi keuangan supaya gemar menabung sekaligus sadar kebersihan. Secara bisnis masih kecil tapi potensinya besar dari agen dan segmen individu seperti ibu rumah tangga, anak sekolah lalu mahasiswa," ujarnya.
CEO BNI Wilayah Jakarta Kota, Yessy Kurnia mengatakan, pihaknya menggandeng Bank Sampah Induk Satu Hati Kotamadya Jakarta Barat untuk menjadi Agen 46 yang akan melayani transaksi menabung dengan sampah dari beberapa nasabah bank sampah. Perseroan membuka 22.347 rekening siswa dari 102 sekolah di Jakarta Barat yang menjadi nasabah Bank Sampah.
Pengelolaan sampah dengan menggunakan Bank Sampah sebagai Agen 46 dan rekening tabungan bagi para nasabahnya, membuat pengelolaan sampah menjadi lebih modern, serta administrasi dan layanan akan menjadi lebih baik. "Sementara bagi Bank Sampah akan lebih meningkatkan accountability di mata masyarakat serta masyarakat dapat langsung merasakan benefit dari menabung sampahnya," ujar Yessy dalam kesempatan sama.
Dia mengatakan pihaknya telah melakukan peluncuran Kegiatan Ayo Menabung dengan Suku Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Barat sejak Agustus 2017 lalu. Dan melakukan Nota Kesepahaman dengan Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta. BNI juga menyerahkan apresiasi kepada para penggiat lingkungan kategori perorangan siswa, warga dan pegawai serta kategori Bank Sampah Unit (BSU) yang berlokasi di sekolah, perkantoran dan lingkungan dalam bentuk tabungan.
"Kami apresiasi total 18 penerima dari kategori tersebut. Sekarang anak sekolah tidak perlu lagi jauh jauh ke kantor cabang BNI karena di sekolahnya sudah ada. Mereka bisa menggunakan Tabungan Simpel untuk pelajar," ujarnya.
Pelaksana tugas (Plt) Wali Kota Jakarta Barat M Zen mengatakan, selama kurun waktu setahun ini bank sampah induk "Satu Hati" di Jakarta Barat mencatatkan omset Rp3,4 miliar. Perolehan ini dinilai suatu yang fantastis. Ini membuktikan adanya komitmen yang kuat dalam mengatasi permasalahan sampah.
Pihaknya juga melakukan peluncuran aplikasi website satuhatijakartabarat.online. "Kami mengapresiasi setinggi-tingginya atas launching aplikasi yang bisa membawa kemajuan, dan perubahan dalam mengatasi permasalahan sampah di Jakarta ini," ujar Zen.
Data Suku Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Barat menyebutkan wilayah Jakarta Barat memiliki bank sampah unit berjumlah 769 unit, sementara RW di Jakarta Barat berjumlah 560 RW. Selebihnya bank sampah unit terdapat di perkantoran dan sekolah.
Banyaknya jumlah bank sampah unit itu setidaknya mencerminkan adanya komitmen yang kuat antara pemerintah, swasta, dan masyarakat dalam mengelola sampah. "Berdasarkan data tadi, Jakarta Barat mampu mengurangi volume sampah sekitar 1.000 ton per hari, yang dibuang ke TPA Bantar Gebang," paparnya.
VP Consumer Funding BNI Efita Praharani mengatakan, pihaknya menyasar empat segmen utama untuk menghimpun DPK, yaitu para pengusaha, pekerja, ibu rumah tangga dan pelajar. Secara jumlah rekening di dominasi oleh segmen ibu rumah tangga dan kalangan milenial. Meskipun nilainya kecil namun potensinya sangat besar terutama perseroan memiliki aplikasi pembayaran Yap! yang disukai anak muda.
"Tantangannya dari aktivitas ekonomi dan uang beredar masih sulit saat ini. Pasca lebaran lalu juga tingkat konsumsi tinggi sehingga simpanan masyarakat berkurang. Tapi kita optimistis melampaui target yang diberikan," ujar Efita di Jakarta, Rabu (22/8/2018).
Dia mengatakan, salah satu strateginya adalah menargetkan 10-20 pembukaan rekening baru untuk setiap outlet BNI. Perseroan juga mengarahkan target utama pada segmen ibu rumah tangga dan kaum milenial. Ibu rumah tangga sendiri berkontribusi 30% terhadap portofolio rekening individual.
Berikutnya, segmen ini akan digenjot dengan Agen 46 yang juga bersinergi dengan program Bank Sampah yang diinisiasi Pemda DKI Jakarta. "Program percontohan dari Jakarta Barat ini akan dikembangkan secara nasional untuk Jakarta Utara, Jakarta Selatan, Bandung, hingga Jawa Timur.
Fungsi bank kini untuk inklusi keuangan supaya gemar menabung sekaligus sadar kebersihan. Secara bisnis masih kecil tapi potensinya besar dari agen dan segmen individu seperti ibu rumah tangga, anak sekolah lalu mahasiswa," ujarnya.
CEO BNI Wilayah Jakarta Kota, Yessy Kurnia mengatakan, pihaknya menggandeng Bank Sampah Induk Satu Hati Kotamadya Jakarta Barat untuk menjadi Agen 46 yang akan melayani transaksi menabung dengan sampah dari beberapa nasabah bank sampah. Perseroan membuka 22.347 rekening siswa dari 102 sekolah di Jakarta Barat yang menjadi nasabah Bank Sampah.
Pengelolaan sampah dengan menggunakan Bank Sampah sebagai Agen 46 dan rekening tabungan bagi para nasabahnya, membuat pengelolaan sampah menjadi lebih modern, serta administrasi dan layanan akan menjadi lebih baik. "Sementara bagi Bank Sampah akan lebih meningkatkan accountability di mata masyarakat serta masyarakat dapat langsung merasakan benefit dari menabung sampahnya," ujar Yessy dalam kesempatan sama.
Dia mengatakan pihaknya telah melakukan peluncuran Kegiatan Ayo Menabung dengan Suku Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Barat sejak Agustus 2017 lalu. Dan melakukan Nota Kesepahaman dengan Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta. BNI juga menyerahkan apresiasi kepada para penggiat lingkungan kategori perorangan siswa, warga dan pegawai serta kategori Bank Sampah Unit (BSU) yang berlokasi di sekolah, perkantoran dan lingkungan dalam bentuk tabungan.
"Kami apresiasi total 18 penerima dari kategori tersebut. Sekarang anak sekolah tidak perlu lagi jauh jauh ke kantor cabang BNI karena di sekolahnya sudah ada. Mereka bisa menggunakan Tabungan Simpel untuk pelajar," ujarnya.
Pelaksana tugas (Plt) Wali Kota Jakarta Barat M Zen mengatakan, selama kurun waktu setahun ini bank sampah induk "Satu Hati" di Jakarta Barat mencatatkan omset Rp3,4 miliar. Perolehan ini dinilai suatu yang fantastis. Ini membuktikan adanya komitmen yang kuat dalam mengatasi permasalahan sampah.
Pihaknya juga melakukan peluncuran aplikasi website satuhatijakartabarat.online. "Kami mengapresiasi setinggi-tingginya atas launching aplikasi yang bisa membawa kemajuan, dan perubahan dalam mengatasi permasalahan sampah di Jakarta ini," ujar Zen.
Data Suku Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Barat menyebutkan wilayah Jakarta Barat memiliki bank sampah unit berjumlah 769 unit, sementara RW di Jakarta Barat berjumlah 560 RW. Selebihnya bank sampah unit terdapat di perkantoran dan sekolah.
Banyaknya jumlah bank sampah unit itu setidaknya mencerminkan adanya komitmen yang kuat antara pemerintah, swasta, dan masyarakat dalam mengelola sampah. "Berdasarkan data tadi, Jakarta Barat mampu mengurangi volume sampah sekitar 1.000 ton per hari, yang dibuang ke TPA Bantar Gebang," paparnya.
(ven)