Wow! Saham-saham Perusahaan Ganja Melambung Tinggi
A
A
A
NEW YORK - Saham Tilray Inc. dan Cronos Group Inc, dua perusahaan asal Kanada yang mengendalikan bisnis ganja terus melambung tinggi pada penutupan perdagangan Senin kemarin di bursa saham Amerika Serikat alias Wall Street.
Melansir dari MarketWatch, Selasa (28/8/2018), saham Tilray dengan kode emiten TLRY di bursa Nasdaq ditutup naik 21,84% menjadi USD53,44 per lembar saham. Saham Cronos Group Inc (CRON) di Nasdaq ditutup naik 21,13% menjadi USD12,04 per lembar saham.
Senior mereka alias perusahaan yang lebih dulu melantai di bursa, Canopy Growth Corp (CGC) ditutup bertambah 3,02% ke level USD46,32 per lembar saham di New York Stock Exchange. Sementara, Aurora Cannabis (ACB) yang diperdagangkan di bursa Kanada, meninggi 7,68% ke level 9,25 dolar Kanada per lembar saham.
Tilray Inc. yang berbasis di British Columbia, Kanada, mulai melantai ke bursa Nasdaq pada 19 Juli 2018. Dalam penawaran publik perdana alias Initial Public Offering (IPO), harga awal saham yang ditawarkan sebesar USD17 alias sekitar Rp247.000 per lembar saham.
Begitu pula dengan Cronos yang melakukan IPO di bursa Nasdaq pada awal tahun ini. Kedua perusahaan bisnis ganja tersebut sudah reli lebih dari 50% sejak mencatatkan nama.
"Saham Tilray sudah seperti bitcoin. Pasar benar-benar tidak rasional. Kapitalisasi pasar Tilray sekarang lebih dari USD4,5 miliar. Benar-benar gila," ujar Jason Spatafora, seorang investor ganja pemilik Marijuanastocks.com. Bila dikonversi ke rupiah, maka nilai kapitalisasi pasar Tilray setara dengan Rp65,6 triliun (kurs Rp14.598 per USD).
Melambungnya saham-saham ganja seiring pengumuman dari Pemerintah Provinsi Nova Scotia di Kanada. Daerah yang berpopulasi 950.000 orang ini, telah mengumumkan pemesanan ganja untuk kesehatan sebesar 3,75 juta gram. Mereka juga menyatakan akan membeli 15 juta gram selama tahun depan.
Dan pada 17 Oktober mendatang, Pemerintah Kanada akan melegalkan penggunaan ganja di negaranya. Kanada akan menjadi negara kedua di benua Amerika yang melegalkan ganja setelah Uruguay.
Meningginya saham ganja membuat perusahaan alkohol tertarik untuk menginvestasikan uangnya atau bermitra dengan perusahaan ganja. Pasalnya, industri alkohol sedang terpuruk karena menurunnya penjualan. Awal Agustus ini, perusahaan alkohol Constellation Brands Inc. telah meneken kesepakatan dengan Canopy Growth Corp. senilai USD4 miliar atau Rp58,3 triliun.
Terkait melambungnya saham-saham perusahaan ganja, Chief Executive Canopy Bruce Linton mengatakan bahwa dunia kini telah berubah secara dramatis karena Canopy, perusahaan bisnis ganja pertama yang terjun ke bursa saham.
Melansir dari MarketWatch, Selasa (28/8/2018), saham Tilray dengan kode emiten TLRY di bursa Nasdaq ditutup naik 21,84% menjadi USD53,44 per lembar saham. Saham Cronos Group Inc (CRON) di Nasdaq ditutup naik 21,13% menjadi USD12,04 per lembar saham.
Senior mereka alias perusahaan yang lebih dulu melantai di bursa, Canopy Growth Corp (CGC) ditutup bertambah 3,02% ke level USD46,32 per lembar saham di New York Stock Exchange. Sementara, Aurora Cannabis (ACB) yang diperdagangkan di bursa Kanada, meninggi 7,68% ke level 9,25 dolar Kanada per lembar saham.
Tilray Inc. yang berbasis di British Columbia, Kanada, mulai melantai ke bursa Nasdaq pada 19 Juli 2018. Dalam penawaran publik perdana alias Initial Public Offering (IPO), harga awal saham yang ditawarkan sebesar USD17 alias sekitar Rp247.000 per lembar saham.
Begitu pula dengan Cronos yang melakukan IPO di bursa Nasdaq pada awal tahun ini. Kedua perusahaan bisnis ganja tersebut sudah reli lebih dari 50% sejak mencatatkan nama.
"Saham Tilray sudah seperti bitcoin. Pasar benar-benar tidak rasional. Kapitalisasi pasar Tilray sekarang lebih dari USD4,5 miliar. Benar-benar gila," ujar Jason Spatafora, seorang investor ganja pemilik Marijuanastocks.com. Bila dikonversi ke rupiah, maka nilai kapitalisasi pasar Tilray setara dengan Rp65,6 triliun (kurs Rp14.598 per USD).
Melambungnya saham-saham ganja seiring pengumuman dari Pemerintah Provinsi Nova Scotia di Kanada. Daerah yang berpopulasi 950.000 orang ini, telah mengumumkan pemesanan ganja untuk kesehatan sebesar 3,75 juta gram. Mereka juga menyatakan akan membeli 15 juta gram selama tahun depan.
Dan pada 17 Oktober mendatang, Pemerintah Kanada akan melegalkan penggunaan ganja di negaranya. Kanada akan menjadi negara kedua di benua Amerika yang melegalkan ganja setelah Uruguay.
Meningginya saham ganja membuat perusahaan alkohol tertarik untuk menginvestasikan uangnya atau bermitra dengan perusahaan ganja. Pasalnya, industri alkohol sedang terpuruk karena menurunnya penjualan. Awal Agustus ini, perusahaan alkohol Constellation Brands Inc. telah meneken kesepakatan dengan Canopy Growth Corp. senilai USD4 miliar atau Rp58,3 triliun.
Terkait melambungnya saham-saham perusahaan ganja, Chief Executive Canopy Bruce Linton mengatakan bahwa dunia kini telah berubah secara dramatis karena Canopy, perusahaan bisnis ganja pertama yang terjun ke bursa saham.
(ven)