PLN Terus Kejar Target EBT 23% dalam Bauran Energi Nasional
A
A
A
JAKARTA - PT PLN (Persero) terus mengejar target porsi energi baru dan terbarukan (EBT) sebesar 23% pada bauran energi nasional di 2025. Saat ini, porsi energi baru terbarukan dalam bauran energi nasional telah mencapai 11,68%.
PLN mencatat, sebanyak 6.516,3 megawatt (MW) pembangkit EBT telah beroperasi memasok listrik untuk masyarakat Indonesia. Program-program EBT PLN tersebut ditampilkan pada Pameran Indo EBTKE ConEx 2018 yang diselenggarakan di Balai Kartini, Jakarta, hari ini.
Wakil Presiden Jusuf Kalla yang membuka pameran tersebut menegaskan, energi telah menjadi kebutuhan pokok masyarakat. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, kata dia, energi baru dan terbarukan perlu terus dikembangkan.
"Kebutuhan energi akan meningkat terus menerus. Kira-kira setiap tahun diperlukan pertumbuhan energi sebanyak 12%. Untuk mencapai 23% energi baru dan terbarukan di 2025, setidaknya butuh tambahan 2.000 MW pembangkit EBT per tahun," ujar Wapres dalam keterangan tertulis, Rabu (29/8/2018).
Kepala Divisi Energi Baru dan Terbarukan PLN Zulfikar Manggau menyatakan bahwa total pembangkit EBT yang beroperasi akan terus meningkat. Hal ini juga telah tercantum dalam Rencana Upaya Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2018-2027 di mana pengembangan pembangkit EBT ditargetkan sebesar 14.911,2 MW untuk seluruh wilayah Indonesia.
"PLN terus fokus mengembangkan pembangkit EBT dari tenaga surya, bayu, air, biomassa, biogas, bioenergi, panas bumi, arus laut bahkan tenaga dari sampah. Ini tantangan bagi kami, namun harus diwujudkan demi energi yang lebih bersih," ujarnya.
Terlepas dari itu, Zulfikar mengatakan bahwa Indonesia juga memiliki banyak potensi EBT yang diperkirakan mencapai 21.398 MW. Dia mencontohkan salah satu pembangkit EBT dari tenaga bayu yang sukses beroperasi, yakni PLTB Sidrap 75 MW di Kabupaten Sidenreng Rappang, Sulawesi Selatan. Dengan total daya sebesar 75 MW, PLTB Sidrap berperan menopang 6% kebutuhan beban puncak Sulawesi Bagian Selatan (Sulbagsel) yang meliputi Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat dan Palu.
Kemudian salah satu pembangkit EBT yang saat ini dalam tahap pembangunan adalah PLTA Jatigede 2x55 MW yang berlokasi di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Saat ini pembangunannya sudah mencapai 38,43% dan target beroperasinya di Oktober 2019. Zulfikar menambahkan, tak hanya dari sisi manfaat, EBT juga menurunkan biaya pokok penyediaan (BPP) pembangkitan.
Menanggapi hal itu, Wapres mengatakan, terobosan ini harus terus dilakukan oleh pemerintah, PLN dan investor agar di masa yang akan datang Indonesia memiliki sumber energi yang bersih, berkelanjutan dan dengan harga yang konstan.
PLN mencatat, sebanyak 6.516,3 megawatt (MW) pembangkit EBT telah beroperasi memasok listrik untuk masyarakat Indonesia. Program-program EBT PLN tersebut ditampilkan pada Pameran Indo EBTKE ConEx 2018 yang diselenggarakan di Balai Kartini, Jakarta, hari ini.
Wakil Presiden Jusuf Kalla yang membuka pameran tersebut menegaskan, energi telah menjadi kebutuhan pokok masyarakat. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, kata dia, energi baru dan terbarukan perlu terus dikembangkan.
"Kebutuhan energi akan meningkat terus menerus. Kira-kira setiap tahun diperlukan pertumbuhan energi sebanyak 12%. Untuk mencapai 23% energi baru dan terbarukan di 2025, setidaknya butuh tambahan 2.000 MW pembangkit EBT per tahun," ujar Wapres dalam keterangan tertulis, Rabu (29/8/2018).
Kepala Divisi Energi Baru dan Terbarukan PLN Zulfikar Manggau menyatakan bahwa total pembangkit EBT yang beroperasi akan terus meningkat. Hal ini juga telah tercantum dalam Rencana Upaya Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2018-2027 di mana pengembangan pembangkit EBT ditargetkan sebesar 14.911,2 MW untuk seluruh wilayah Indonesia.
"PLN terus fokus mengembangkan pembangkit EBT dari tenaga surya, bayu, air, biomassa, biogas, bioenergi, panas bumi, arus laut bahkan tenaga dari sampah. Ini tantangan bagi kami, namun harus diwujudkan demi energi yang lebih bersih," ujarnya.
Terlepas dari itu, Zulfikar mengatakan bahwa Indonesia juga memiliki banyak potensi EBT yang diperkirakan mencapai 21.398 MW. Dia mencontohkan salah satu pembangkit EBT dari tenaga bayu yang sukses beroperasi, yakni PLTB Sidrap 75 MW di Kabupaten Sidenreng Rappang, Sulawesi Selatan. Dengan total daya sebesar 75 MW, PLTB Sidrap berperan menopang 6% kebutuhan beban puncak Sulawesi Bagian Selatan (Sulbagsel) yang meliputi Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat dan Palu.
Kemudian salah satu pembangkit EBT yang saat ini dalam tahap pembangunan adalah PLTA Jatigede 2x55 MW yang berlokasi di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Saat ini pembangunannya sudah mencapai 38,43% dan target beroperasinya di Oktober 2019. Zulfikar menambahkan, tak hanya dari sisi manfaat, EBT juga menurunkan biaya pokok penyediaan (BPP) pembangkitan.
Menanggapi hal itu, Wapres mengatakan, terobosan ini harus terus dilakukan oleh pemerintah, PLN dan investor agar di masa yang akan datang Indonesia memiliki sumber energi yang bersih, berkelanjutan dan dengan harga yang konstan.
(fjo)