Produksi Gabah Petani Dinilai Memuaskan
A
A
A
Produksi serapan jumlah gabah dari petani secara nasional dinilai masih memuaskan. Hal tersebut tentu mempengaruhi kaitannya dengan pengaruh stok beras yang juga aman. Berdasarkan data yang dihimpun dari Kementerian Pertanian (Kementan), menunjukkan produksi gabah petani mencapai angka 80 juta ton atau setara dengan 46,5 juta ton beras.
Merilis data Kementan, anggota Komisi IV DPR RI Andi Akmal Pasluddin beranggapan, dapat disimpulkan bahwa cadangan beras pemerintah (CBP) hingga saat ini belum kurang. Tercukupinya ketersediaan beras nasional yang disebabkan melimpahnya produksi gabah untuk komoditas beras dari Kementan, menuai pujian dari Akmal.
“Dari sisi produksi dalam negeri kita surplus 12 juta ton, karena dari data Kementan kita punya produksi 45 juta ton beras, sedangkan konsumsi masyarakat mencapai 33 juta ton. Berarti ada 12 juta ton surplusnya,” ucap Akmal.
Kendati begitu, Akmal meminta agar distribusi beras ke pasaran dan penyerapan produksi gabah dari petani semakin terus ditingkatkan. Sedangkan anggota Komisi IV DPR RI lainnya, Bambang Haryo Sukartono menuturkan, tatanan sektor pertanian yang saat ini sudah rapih jangan sampai terganggu oleh bentuk kinerja lain soal pemenuhan ketersediaan beras di luar produksi nasional yang sebenarmya cukup.
Ia menambahkan, selama ini kondisi panen petani dapat dikategorikan tak ada kendala. Apalagi menurutnya, musim kemarau yang berlangsung tidak terlalu lama waktunya. Sambung dia, upaya pemerintah melalui Kementan dan Kementrian PUPR dalam program kerja menjaga hasil pertanian telah dilakukan maksimal.
Manfaatnya terang dia saat ini negara telah mengalami swasembada pangan. "Telah banyak membuat program pertanian mulai dari embung, irigasi dan bantuan alat mesin pertanian," ujar Bambang.
Sebagai informasi, tahun 2016 dan 2017 ekspor hasil pertanian mencakup komoditas tanaman pangan, perkebunan, peternakan dan hortikultura tecatat mengalami lonjakan. Menurut data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS), beras, bawang merah dan jagung menjadi salah satu komoditas sektor pertanian yang mengalami peningkatan ekspor.
Rincian volume ekspor hasil pertanian tahun 2016 adalah 35,49 juta ton dengan nilai USD26,73 milliar kemudian naik pada 2017 menjadi 41,26 juta ton atau setara USD 33,05 milliar. Untuk volume dan nilai neraca perdagangan sektor pertanian juga mengalamu surplus yakni tahun 2016 sebanyak 97,06% dan 2017 sebesar 45,85%.
Merilis data Kementan, anggota Komisi IV DPR RI Andi Akmal Pasluddin beranggapan, dapat disimpulkan bahwa cadangan beras pemerintah (CBP) hingga saat ini belum kurang. Tercukupinya ketersediaan beras nasional yang disebabkan melimpahnya produksi gabah untuk komoditas beras dari Kementan, menuai pujian dari Akmal.
“Dari sisi produksi dalam negeri kita surplus 12 juta ton, karena dari data Kementan kita punya produksi 45 juta ton beras, sedangkan konsumsi masyarakat mencapai 33 juta ton. Berarti ada 12 juta ton surplusnya,” ucap Akmal.
Kendati begitu, Akmal meminta agar distribusi beras ke pasaran dan penyerapan produksi gabah dari petani semakin terus ditingkatkan. Sedangkan anggota Komisi IV DPR RI lainnya, Bambang Haryo Sukartono menuturkan, tatanan sektor pertanian yang saat ini sudah rapih jangan sampai terganggu oleh bentuk kinerja lain soal pemenuhan ketersediaan beras di luar produksi nasional yang sebenarmya cukup.
Ia menambahkan, selama ini kondisi panen petani dapat dikategorikan tak ada kendala. Apalagi menurutnya, musim kemarau yang berlangsung tidak terlalu lama waktunya. Sambung dia, upaya pemerintah melalui Kementan dan Kementrian PUPR dalam program kerja menjaga hasil pertanian telah dilakukan maksimal.
Manfaatnya terang dia saat ini negara telah mengalami swasembada pangan. "Telah banyak membuat program pertanian mulai dari embung, irigasi dan bantuan alat mesin pertanian," ujar Bambang.
Sebagai informasi, tahun 2016 dan 2017 ekspor hasil pertanian mencakup komoditas tanaman pangan, perkebunan, peternakan dan hortikultura tecatat mengalami lonjakan. Menurut data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS), beras, bawang merah dan jagung menjadi salah satu komoditas sektor pertanian yang mengalami peningkatan ekspor.
Rincian volume ekspor hasil pertanian tahun 2016 adalah 35,49 juta ton dengan nilai USD26,73 milliar kemudian naik pada 2017 menjadi 41,26 juta ton atau setara USD 33,05 milliar. Untuk volume dan nilai neraca perdagangan sektor pertanian juga mengalamu surplus yakni tahun 2016 sebanyak 97,06% dan 2017 sebesar 45,85%.
(akr)