Stabilkan Harga, Mentan SYL Minta Bulog Optimalkan Serap Beras Petani
loading...
A
A
A
MALANG - Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) mendorong Bulog membeli beras petani yang telah panen. Hal ini demi menstabilkan harga beras yang mulai berangsur-angsur naik di pasaran dan membantah adanya isu ketersediaan stok beras yang menipis.
"Tidak ada penipisan, yang ada mungkin yang dimaksud Bulog harus segera menyerap lebih besar. Kalau serapan Bulog sedikit ya stabilisasi harga tergoncang (mahal)," kata Mentan Syahrul Yasin Limpo, seusai acara Anugerah Humas Indonesia (AHI) di Kota Malang, pada Jumat malam (28/10/2022).
Menteri kelahiran Makassar ini berharap dengan adanya pembelian beras oleh pemerintah dimana-mana mampu menyetabilkan harga. Ia pun mendorong agar tidak hanya Bulog saja yang bergerak, melakukan pemerintah daerah di provinsi dan kabupaten kota untuk turut membeli stok beras petani, serta menyimpannya dalam bupper stock atau gudang penyimpanan.
"Jadi tumpukan yang ada harus segera diserap, tentu dilakukan bubber stock. Saya punya harapan juga para gubernur, para bupati, tidak hanya menunggu Bulog, tetapi masing-masing daerah harus punya bupper stock, masing-masing daerah harus ada gudang-gudang yang bisa melakukan in outer, terhadap beras beras yang ada," jelasnya.
Meski demikian, menteri berusia 67 tahun ini mengaku tak mengetahui berapa besaran serapan Bulog terhadap beras - beras dari petani. Apalagi setiap minggunya Mentan Syahrul menyebut, Presiden Joko Widodo juga menaruh perhatian terhadap serapan beras dari petani.
"Saya dengar kita dalam rapat, kan Presiden cek setiap minggu, kalau rapat kemarin dalam rapat sudah ada perintah presiden, untuk segera melakukan serapan, tinggal waktunya saja," tegasnya.
Sebab dikatakan Syahrul, dari data Badan Pusat Statistik (BPS) stok beras masih cukup, termasuk di penggilingan, ruang tangga, hingga di pasar. Selama ini Mentan Syahrul juga terus melakukan koordinasi dengan menteri perdagangan, Bulog, Menteri BUMN, dan badan ketahanan pangan nasional demi menjaga stok beras.
"Saya tidak akan bicara masalah harga karena itu bukan kompetensi saya, tapi kami kerjasama cukup intens dengan Menteri perdagangan, Bulog, menteri BUMN, dan badan ketahanan pangan nasional," ujarnya.
Mengenai adanya perbedaan harga beras antar wilayah di Indonesia dinilai Syahrul sebagai hal yang wajar. Apalagi Indonesia merupakan negara kepulauan yang masing-masing wilayah tentu memiliki karakteristik dan ongkos pengiriman yang berbeda-beda.
"Negara kita negara yang kepulauan, bukan negara yang kontinental, ada cost transportasi, cost logistik, ada daerah-daerah yang jauh jangkauannya dari sentra produksi. Ini semua harus di-manage secara bersama, nggak bisa sendiri saja," tukasnya.
"Tidak ada penipisan, yang ada mungkin yang dimaksud Bulog harus segera menyerap lebih besar. Kalau serapan Bulog sedikit ya stabilisasi harga tergoncang (mahal)," kata Mentan Syahrul Yasin Limpo, seusai acara Anugerah Humas Indonesia (AHI) di Kota Malang, pada Jumat malam (28/10/2022).
Menteri kelahiran Makassar ini berharap dengan adanya pembelian beras oleh pemerintah dimana-mana mampu menyetabilkan harga. Ia pun mendorong agar tidak hanya Bulog saja yang bergerak, melakukan pemerintah daerah di provinsi dan kabupaten kota untuk turut membeli stok beras petani, serta menyimpannya dalam bupper stock atau gudang penyimpanan.
"Jadi tumpukan yang ada harus segera diserap, tentu dilakukan bubber stock. Saya punya harapan juga para gubernur, para bupati, tidak hanya menunggu Bulog, tetapi masing-masing daerah harus punya bupper stock, masing-masing daerah harus ada gudang-gudang yang bisa melakukan in outer, terhadap beras beras yang ada," jelasnya.
Meski demikian, menteri berusia 67 tahun ini mengaku tak mengetahui berapa besaran serapan Bulog terhadap beras - beras dari petani. Apalagi setiap minggunya Mentan Syahrul menyebut, Presiden Joko Widodo juga menaruh perhatian terhadap serapan beras dari petani.
"Saya dengar kita dalam rapat, kan Presiden cek setiap minggu, kalau rapat kemarin dalam rapat sudah ada perintah presiden, untuk segera melakukan serapan, tinggal waktunya saja," tegasnya.
Sebab dikatakan Syahrul, dari data Badan Pusat Statistik (BPS) stok beras masih cukup, termasuk di penggilingan, ruang tangga, hingga di pasar. Selama ini Mentan Syahrul juga terus melakukan koordinasi dengan menteri perdagangan, Bulog, Menteri BUMN, dan badan ketahanan pangan nasional demi menjaga stok beras.
"Saya tidak akan bicara masalah harga karena itu bukan kompetensi saya, tapi kami kerjasama cukup intens dengan Menteri perdagangan, Bulog, menteri BUMN, dan badan ketahanan pangan nasional," ujarnya.
Mengenai adanya perbedaan harga beras antar wilayah di Indonesia dinilai Syahrul sebagai hal yang wajar. Apalagi Indonesia merupakan negara kepulauan yang masing-masing wilayah tentu memiliki karakteristik dan ongkos pengiriman yang berbeda-beda.
"Negara kita negara yang kepulauan, bukan negara yang kontinental, ada cost transportasi, cost logistik, ada daerah-daerah yang jauh jangkauannya dari sentra produksi. Ini semua harus di-manage secara bersama, nggak bisa sendiri saja," tukasnya.
(nng)