BI Dorong Fintech Sasar Pelaku UMKM
BI Dorong Fintech Sasar Pelaku UMKM
A
A
A
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) mendorong financial technology (fintech) untuk menyasar pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) karena pasarnya besar. Saat ini, ada sekitar 59,6 juta UMKM yang terus berkembang.
Kepala Departemen Kebijakan dan Pengawasan Sistem Pembayaran (DKSP) BI Onny Widjanarko mengatakan, pasar itu diperkirakan bisa tumbuh besar untuk diberikan kredit, namun perbankan dinilai belum berani.
"Siapa yang berani? Fintech yang jumlahnya belum banyak. Kita dorong dengan OJK, OJK punya arah yang sama kembangkan pembiayaan digital," ujarnya di Jakarta, Kamis (13/9/2018).
Menurutnya, tren digital di industri manufaktur dengan robotik bisa diantisipasi dengan produk UMKM terkait peningkatan produktivitas di Indonesia.
"Kita punya UMKM 59,6 juta, ini yang besar hanya 0,01%, menengah 0,10%, kecil 1,15% dan mikro 98,74%," paparnya.
Karena itu, fintech dinilainya bisa mendorong ekonomi digital dari sisi pembiayaan untuk meningkatkan produktivitas yang celahnya masih besar karena banyak produk asing.
"Produk asing karena ada skala produksi kita belum bisa, bisa selesaikan dengan digital. Arah digital itu mendukung pertumbuhan, mendukung pembiayaan digital, pembayaran dan mendukung stabilitas," pungkasnya.
Kepala Departemen Kebijakan dan Pengawasan Sistem Pembayaran (DKSP) BI Onny Widjanarko mengatakan, pasar itu diperkirakan bisa tumbuh besar untuk diberikan kredit, namun perbankan dinilai belum berani.
"Siapa yang berani? Fintech yang jumlahnya belum banyak. Kita dorong dengan OJK, OJK punya arah yang sama kembangkan pembiayaan digital," ujarnya di Jakarta, Kamis (13/9/2018).
Menurutnya, tren digital di industri manufaktur dengan robotik bisa diantisipasi dengan produk UMKM terkait peningkatan produktivitas di Indonesia.
"Kita punya UMKM 59,6 juta, ini yang besar hanya 0,01%, menengah 0,10%, kecil 1,15% dan mikro 98,74%," paparnya.
Karena itu, fintech dinilainya bisa mendorong ekonomi digital dari sisi pembiayaan untuk meningkatkan produktivitas yang celahnya masih besar karena banyak produk asing.
"Produk asing karena ada skala produksi kita belum bisa, bisa selesaikan dengan digital. Arah digital itu mendukung pertumbuhan, mendukung pembiayaan digital, pembayaran dan mendukung stabilitas," pungkasnya.
(fjo)
Explore More