Batu Bara dan Keberlanjutan Energi Terbarukan

Sabtu, 15 September 2018 - 00:39 WIB
Batu Bara dan Keberlanjutan...
Batu Bara dan Keberlanjutan Energi Terbarukan
A A A
JAKARTA - Pada tahun 2050, kebutuhan batu bara akan meningkat lebih dari 5 kali lipat dari tahun 2015. Saat itu, diperkirakan pertumbuhan energi akan sebesar 7,1% per tahunnya.

Sekretaris Jenderal Masyarakat Ketenagalistrikan Indonesia (MKI) Heru Dewanto mengatakan, sektor yang paling tinggi mengonsumsi energi listrik berasal dari rumah tangga dan industri.

"Untuk itu, pengelolaan energi nasional harus berubah, dari energi sebagai komoditas ke energi sebagai penggerak roda ekonomi. Realitanya, energi dan terutama listrik kita masih sangat mengandalkan batu bara," ujarnya di Jakarta, Jumat (14/9/2018).

Heru menjelaskan, kondisi ini berat buat batu bara. Namun di sisi lain muncul stigma energi baru terbarukan (EBT) tidak bagus, padahal Indonesia sebagai negara berkembang ada masanya untuk energi fosil.

Energi fosil seperti batu bara dinilainya tidak memiliki keberanian, sehingga harus menatap masa depan dengan membicarakan EBT sejak dini.

"Di saat bersamaan, negara berkembang masih menghadapi masalah dasar kebutuhan listrik karena belum punya akses listrik," katanya.

Indonesia, kata Heru, butuh EBT untuk industri produktif, memutar roda perekonomian hingga masalah peradaban karena masyarakat butuh 24 jam selama tujuh hari tidak dalam kegelapan.

"Kita harus akui batu bara paling murah mudah didapat, ditransportasi dan sebagainya. Dengan khususnya EBT dan batu bara, negara maju sudah 100% elektrifikasi," tutur dia.

Demi kebutuhan pembangunan dan keberlanjutan maka keduanya dibutuhkan di Indonesia untuk terus jalan bersamaan karena kebutuhan kedepan diproyeksikan sudah ada penurunan pertumbuhan batu bara.

Kendati demikian, sampai 2040, batu bara masih menjadi mayoritas dibanding EBT, sehingga harus dikembangkan secara efisien mungkin di Indonesia.

"Kita harus lihat batu bara dikembangkan di Indonesia dengan cara efisien. Bagaimana membuat batu bara ini jadi efisien sangat ditentukan teknologi," pungkas Heru.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1052 seconds (0.1#10.140)