Luhut: Dunia Akan Lebih Mengenal Indonesia Lewat AM IMF-WB
A
A
A
JAKARTA - Menjelang pertemuan Annual Meeting International Monetary Fund-World Bank (AM IMF-WB) 2018 yang akan diselenggarakan bulan depan di Bali, berbagai persiapan telah dilakukan pemerintah Indonesia demi kelancaran ajang pertemuan keuangan terbesar di dunia tersebut.
Pertemuan ini juga diyakini akan memberikan banyak manfaat bagi Indonesia sebagai tuan rumah, di bidang ekonomi, politik, perbankan, investasi dan pariwisata.
"Sebagai gambaran 1 juta penumpang sama dengan USD1 miliar. Dari dampak politik sangat banyak, dunia akan melihat kita nanti, mereka akan lebih kenal Indonesia serta memandang kepemimpinan Indonesia di kawasan," ujar Menko Kemaritiman Luhut Pandjaitan seusai Rakor Tingkat Menteri Panitia Nasional AM IMF-WB di Gedung Juanda, Kementerian Keuangan, Senin (17/9/2018).
Konsep yang dipilih dalam AM IMF WB 2018 adalah tagline "Voyage to Indonesia" yang artinya sebuah perjalanan menuju tempat penemuan baru. Luhut menjelaskan, tagline ini dipilih dikarenakan Indonesia adalah negara maritim terbesar di muka bumi dan Indonesia adalah pusat perhelatan dimana akan banyak negara-negara di dunia akan melabuhkan kapalnya ke negeri ini.
Lebih lanjut Menko Luhut mengatakan, ajang AM IMF- WB sekaligus dapat membantu memulihkan Lombok pascagempa, utamanya di bidang pariwisata. "Acara ini sekaligus akan membantu saudara-saudara kita di Lombok untuk pemulihan. Untuk Gili dan Mandalika, akan kita dorong pemulihan di sektor pariwisata di sana. Nanti kita juga akan mengadakan pertemuan di Mandalika," tuturnya.
Pada kesempatan itu, Menko Luhut juga berbicara mengenai isu pelemahan nilai rupiah atas dolar AS (USD). Menko Luhut meminta agar setiap pihak mesti bersabar dan mempercayai kemampuan pemerintah yang telah berhasil memitigasi pelemahan rupiah.
"Kita mesti sabar, seperti yang saya katakan tadi, kenapa dolar menguat karena dia (AS) punya kebijakan menarik dolarnya ke Amerika dan kita memitigasi. Nah, sekarang kita berhasil memitigasi itu. Menteri Keuangan juga Gubernur BI punya kredibilitas melakukan PR-nya. Mereka telah mengelola fiskal dan moneter dengan sangat baik. Secara teknis, sekarang kami giatkan TKDN, seperti misalnya biodiesel, pariwisata, B20 kemudian insentif-insentif ini sedang dibahas, dan sekarang sedang dalam tahap penyusunan dan eksekusi," pungkasnya.
Pertemuan ini juga diyakini akan memberikan banyak manfaat bagi Indonesia sebagai tuan rumah, di bidang ekonomi, politik, perbankan, investasi dan pariwisata.
"Sebagai gambaran 1 juta penumpang sama dengan USD1 miliar. Dari dampak politik sangat banyak, dunia akan melihat kita nanti, mereka akan lebih kenal Indonesia serta memandang kepemimpinan Indonesia di kawasan," ujar Menko Kemaritiman Luhut Pandjaitan seusai Rakor Tingkat Menteri Panitia Nasional AM IMF-WB di Gedung Juanda, Kementerian Keuangan, Senin (17/9/2018).
Konsep yang dipilih dalam AM IMF WB 2018 adalah tagline "Voyage to Indonesia" yang artinya sebuah perjalanan menuju tempat penemuan baru. Luhut menjelaskan, tagline ini dipilih dikarenakan Indonesia adalah negara maritim terbesar di muka bumi dan Indonesia adalah pusat perhelatan dimana akan banyak negara-negara di dunia akan melabuhkan kapalnya ke negeri ini.
Lebih lanjut Menko Luhut mengatakan, ajang AM IMF- WB sekaligus dapat membantu memulihkan Lombok pascagempa, utamanya di bidang pariwisata. "Acara ini sekaligus akan membantu saudara-saudara kita di Lombok untuk pemulihan. Untuk Gili dan Mandalika, akan kita dorong pemulihan di sektor pariwisata di sana. Nanti kita juga akan mengadakan pertemuan di Mandalika," tuturnya.
Pada kesempatan itu, Menko Luhut juga berbicara mengenai isu pelemahan nilai rupiah atas dolar AS (USD). Menko Luhut meminta agar setiap pihak mesti bersabar dan mempercayai kemampuan pemerintah yang telah berhasil memitigasi pelemahan rupiah.
"Kita mesti sabar, seperti yang saya katakan tadi, kenapa dolar menguat karena dia (AS) punya kebijakan menarik dolarnya ke Amerika dan kita memitigasi. Nah, sekarang kita berhasil memitigasi itu. Menteri Keuangan juga Gubernur BI punya kredibilitas melakukan PR-nya. Mereka telah mengelola fiskal dan moneter dengan sangat baik. Secara teknis, sekarang kami giatkan TKDN, seperti misalnya biodiesel, pariwisata, B20 kemudian insentif-insentif ini sedang dibahas, dan sekarang sedang dalam tahap penyusunan dan eksekusi," pungkasnya.
(fjo)