Rupiah Melemah, Investor Saham Diminta Tidak Panik
A
A
A
JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) yang melemah mendekati Rp15.000/USD menjadi sentimen negatif ke pasar saham. Kendati demikian, investor diminta tidak panik dengan kondisi tersebut.
Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (UI) Ari Kuncoro mengatakan, arus modal yang keluar dari pasar akibat kepanikan itu cukup besar hingga menggerus Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
"Ini sekali pagi timbulkan tekanan ke arus modal dari saham. Jadi, mulai lagi bergerak ke arah aset aman yakni USD," ujarnya di Jakarta, Selasa (18/9/2018).
Menurutnya, aset para investor sementara ada di USD dulu karena di obligasi arus dana yang masuk juga berkurang, sehingga mempengaruhi neraca perdagangan sampai defisit. "Asalkan enggak panik akan kembali ke Rp14.000-Rp14.700/USD. Ini menunjukkan manajemen jangka pendek BI penting," katanya.
Langkah ini, lanjut Ari, terbagi dalam tiga hal yakni suku bunga, cadangan devisa (cadev) dan intervensi dari BI yang harus dilakukan secara maksimal. "Ketiganya harus optimal, kita jangan koar-koar dulu, siaga. Akhirnya kembali (normal) lagi," pungkasnya.
Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (UI) Ari Kuncoro mengatakan, arus modal yang keluar dari pasar akibat kepanikan itu cukup besar hingga menggerus Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
"Ini sekali pagi timbulkan tekanan ke arus modal dari saham. Jadi, mulai lagi bergerak ke arah aset aman yakni USD," ujarnya di Jakarta, Selasa (18/9/2018).
Menurutnya, aset para investor sementara ada di USD dulu karena di obligasi arus dana yang masuk juga berkurang, sehingga mempengaruhi neraca perdagangan sampai defisit. "Asalkan enggak panik akan kembali ke Rp14.000-Rp14.700/USD. Ini menunjukkan manajemen jangka pendek BI penting," katanya.
Langkah ini, lanjut Ari, terbagi dalam tiga hal yakni suku bunga, cadangan devisa (cadev) dan intervensi dari BI yang harus dilakukan secara maksimal. "Ketiganya harus optimal, kita jangan koar-koar dulu, siaga. Akhirnya kembali (normal) lagi," pungkasnya.
(fjo)