Ketidakpastian Permintaan Jadi Tantangan Industri Gas
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan, ketidakpastian permintaan jadi tantangan bagi di industri gas Indonesia, selain ketersediaan infrastruktur.
Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar mengatakan, tidak ada yang bisa memastikan secara tepat seberapa besar permintaan gas di Tanah Air.
"Permintaan? Siapa bisa garansi permintaan di Indonesia dalam 20 tahun lagi? Kita di kementerian komitmen apa yang harus dilakukan," ujarnya di Jakarta, Selasa (25/9/2019.
Arcandra menjelaskan, ketidakpastian permintaan ini tidak bisa didukung seperti dengan membangun infrastruktur untuk mengembangkan industri gas.
"Masalah ketidakpastian infrastruktur untuk kembangkan market di beberapa area. PGN susah bangun pipa kalau importir gas enggak ada infrastruktur, kecuali PGN mau bangun infrastrukturnya sendiri," katanya.
Sementara Arcandra mengungkapkan, ketika bicara harga gas di Indonesia terkait infrastruktur, sebenarnya di beberapa wilayah punya harga yang bagus di bawah USD4 per metrik ton.
"Ada tapi di Masela atau Bintuni, bandingkan antara Malaysia dan Indonesia, bisnis gas tidak kompetitif. Di Benoa USD12 per metrik ton benar ada, juga harga USD4 per metrik ton benar, apa tantangannya? Infrastruktur," pungkasnya.
Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar mengatakan, tidak ada yang bisa memastikan secara tepat seberapa besar permintaan gas di Tanah Air.
"Permintaan? Siapa bisa garansi permintaan di Indonesia dalam 20 tahun lagi? Kita di kementerian komitmen apa yang harus dilakukan," ujarnya di Jakarta, Selasa (25/9/2019.
Arcandra menjelaskan, ketidakpastian permintaan ini tidak bisa didukung seperti dengan membangun infrastruktur untuk mengembangkan industri gas.
"Masalah ketidakpastian infrastruktur untuk kembangkan market di beberapa area. PGN susah bangun pipa kalau importir gas enggak ada infrastruktur, kecuali PGN mau bangun infrastrukturnya sendiri," katanya.
Sementara Arcandra mengungkapkan, ketika bicara harga gas di Indonesia terkait infrastruktur, sebenarnya di beberapa wilayah punya harga yang bagus di bawah USD4 per metrik ton.
"Ada tapi di Masela atau Bintuni, bandingkan antara Malaysia dan Indonesia, bisnis gas tidak kompetitif. Di Benoa USD12 per metrik ton benar ada, juga harga USD4 per metrik ton benar, apa tantangannya? Infrastruktur," pungkasnya.
(fjo)