Indonesia Power UPJP Priok Beri 4 Unit Plasma Nano Bubble di Kali Item
A
A
A
JAKARTA - PT Indonesia Power UPJP Priok bekerja sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melakukan kegiatan sosial perusahaan (corporate sosial responsibility/CSR) dengan memberikan empat unit Plasma Nano Bubble di Kali Item Sentiong, Jakarta Pusat. Hal itu sebagai wujud nyata BUMN ikut serta membersihkan dan mengatasi bau tak sedap akibat banyaknya limbah dan tumpukan sampah di Kali Sentiong.
“Kewajiban kita adalah ikut serta menjaga lingkungan hidup di daerah operasi kita. Sebab itu sebagai wujud nyata, kami memberikan empat unit Plasa Nano Bubble supaya bermanfaat membantu membersihkan dan menghilangkan bau tidak sedap di Kali Sentiong ini,” ujar Direktur Operasi 1 Indonesia Power M Hanafi Nur Rifai saat acara Penerapan Aplikasi Plasma Nano Bubble di Kali Sentiong, Sunter, Jakarta.
Menurut dia kualitas air di Kali Sentiong dekat Wisma Atlet sangatlah buruk. Sebab itu pihaknya berinisiatif untuk membantu KLHK memperbaiki kualitas air dan bau tidak sedap di kali tersebut. “Langkah ini juga dalam rangka mendukung penyelenggaraan Asian Paralympic Games 2018, karena atlet-atletnya sebagian besar menginap di Wisma Atlet,” kata dia.
Hanafi melanjutkan anggaran sosial perusahaan dari empat Plasma Nano Bubble yang diaplikasikan di Kali Sentiong tersebut sebesar Rp200 juta. Adapun rinciannya dari satu unit Plasma Nano Bubble seharga Rp50 juta.
“Karena ini buatan dalam negeri yaitu LIPI tentu harganya lebih murah dibandingkan kita impor. Satu unit Plasma Nano Bubble itu sekitar Rp50 juta kami sumbangkan untuk Kali Sentiong,” kata dia.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan KLHK Karliansyah mengapresiasi langkah Indonesia Power telah ikut serta membantu memperbaiki kualitas lingkungan di Kali Item Sentiong dengan menyumbangkan empat unit Plasa Nano Bubble.
Sebelumnya, kata dia, KLHK juga telah mengaplikasikan empat unit Plasma Nano Bubble ditambah LIPI juga telah mengaplikasikan dua unit Plasma Nano Bubble. “Jadi sebelumnya ada enam unit Plasma Nano Bubble. Ditambah dari Indonesia Power ini total jumlahnya menjadi 10 unit,” kata dia.
Pihaknya meyakini, bertambahnya Plasa Nano Bubble yang diaplikasikan di Kali Item Sentiong kualitas air dan lingkungan akan semakin bagus. Bahkan bau tak sedap yang muncul dari Kali Item Sentiong, kata dia, menjadi berkurang secara signifikan.
“Dengan 10 unit Plasma Nano Bubble yang di aplikasikan ini, saya rasa sudah cukup untuk remediasi Kali Sentiong walaupun rekomendasi dari LIPI seharusnya 20 unit. Karena kalau di lihat dan dirasakan sekarang dampak dari aplikasi Plasma Nano Bubble ini cukup luar biasa,” tandasnya.
Dia menjelaskan dengan pemasangan Plasa Nano Bubble membuat nilai pH kadar air Kali Sentiong menjadi netral kembali, walaupun untuk bau tidak sedap belum bisa pulih secara maksimal. Sementara untuk kadar hidrogen sulfida (H2S) berhasil turun signifikan mencapai 71% dan amoniac turun 75%.
“Untuk kadar oksigennya naik 500%. Itu saya kira sangat luar biasa karena bakteri yang ada di dalam air sudag mulai bekerja dengan baik. Sebab itu kita harapkan dengan tambahan empat unit kondisi air di Kali Sentiong akan semakin baik,” ujar dia.
Meski begitu, kata dia, pemasangan aplikasi tersebut hanya efektif melakukan remediasi dalam jangka pendek. Sedangkan yang paling efektif adalah Pemerintah Daerah DKI Jakarta bersama-sama dengan masyarakat sekitar mampu mengelola limbah industri rumah tangga supaya tidak mencemari lingkungan.
“Kami sudah berkoordinasi dengan Pemda supaya ini benar-benar diperhatikan karena yang utama bagaimana Pemda bersama masyarakat dapat mengelola limbah industri rumah tangga. Jika limbah industri bisa dikelola bersama-sama dengan Pemda dijamin tidak akan terjadi pencemaran lingkungan seperti sekarang ini. Perubahan perilaku masyarakat menjadi kunci utama,” kata dia.
Sementara itu, Kepala Balai Pengembangan Instrumentasi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Anto Tri Sugiarto menambahkan, Plasma Nano Bubble memang dirancang utamanga untuk menghilangkan bau tidak sedap dari Kali Sentiong. Melalui alat tersebut, kata dia, kadar oksigen di dalam air akan bertambah dan disebarkan dalam bentuk gelembung-gelembung halus (nano bubble).
Selain itu, alat tersebut juga mengubah udara menjadi oksigen (O2) yang berfungsi untuk menambah kadar oksigen dalam air. “Plasma Nano Bubble menangkap udara kemduian udara tersebut diubah menjadi ozon (O3). Nah Ozon ini yang akan diinjeksikan ke dalam air melalui nano bubble,” terang dia.
Ia pun menjelaskan kebutuhan Plasma Nano Bubble memang seharusnya 20 unit untuk memulihkan kualitas air dan bau tak sedap dari Kali Sentiong. Jumlah tersebut di ukur dari panjang Kali Sentiong yang tercemar sepanjang 700 meter sedangkan setiap satu unit Plasa Nano Bubble fungsinya hanya bisa menjangkau sekitar 20 meter. “Jadi itu alasannya kenapa Kali Sentiong membutuhkan 20 unit Plasma Nano Bubble. Tapi setelah dipantani saya rasa dengan 10 unit ini bisa tercover,” ucapnya.
“Kewajiban kita adalah ikut serta menjaga lingkungan hidup di daerah operasi kita. Sebab itu sebagai wujud nyata, kami memberikan empat unit Plasa Nano Bubble supaya bermanfaat membantu membersihkan dan menghilangkan bau tidak sedap di Kali Sentiong ini,” ujar Direktur Operasi 1 Indonesia Power M Hanafi Nur Rifai saat acara Penerapan Aplikasi Plasma Nano Bubble di Kali Sentiong, Sunter, Jakarta.
Menurut dia kualitas air di Kali Sentiong dekat Wisma Atlet sangatlah buruk. Sebab itu pihaknya berinisiatif untuk membantu KLHK memperbaiki kualitas air dan bau tidak sedap di kali tersebut. “Langkah ini juga dalam rangka mendukung penyelenggaraan Asian Paralympic Games 2018, karena atlet-atletnya sebagian besar menginap di Wisma Atlet,” kata dia.
Hanafi melanjutkan anggaran sosial perusahaan dari empat Plasma Nano Bubble yang diaplikasikan di Kali Sentiong tersebut sebesar Rp200 juta. Adapun rinciannya dari satu unit Plasma Nano Bubble seharga Rp50 juta.
“Karena ini buatan dalam negeri yaitu LIPI tentu harganya lebih murah dibandingkan kita impor. Satu unit Plasma Nano Bubble itu sekitar Rp50 juta kami sumbangkan untuk Kali Sentiong,” kata dia.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan KLHK Karliansyah mengapresiasi langkah Indonesia Power telah ikut serta membantu memperbaiki kualitas lingkungan di Kali Item Sentiong dengan menyumbangkan empat unit Plasa Nano Bubble.
Sebelumnya, kata dia, KLHK juga telah mengaplikasikan empat unit Plasma Nano Bubble ditambah LIPI juga telah mengaplikasikan dua unit Plasma Nano Bubble. “Jadi sebelumnya ada enam unit Plasma Nano Bubble. Ditambah dari Indonesia Power ini total jumlahnya menjadi 10 unit,” kata dia.
Pihaknya meyakini, bertambahnya Plasa Nano Bubble yang diaplikasikan di Kali Item Sentiong kualitas air dan lingkungan akan semakin bagus. Bahkan bau tak sedap yang muncul dari Kali Item Sentiong, kata dia, menjadi berkurang secara signifikan.
“Dengan 10 unit Plasma Nano Bubble yang di aplikasikan ini, saya rasa sudah cukup untuk remediasi Kali Sentiong walaupun rekomendasi dari LIPI seharusnya 20 unit. Karena kalau di lihat dan dirasakan sekarang dampak dari aplikasi Plasma Nano Bubble ini cukup luar biasa,” tandasnya.
Dia menjelaskan dengan pemasangan Plasa Nano Bubble membuat nilai pH kadar air Kali Sentiong menjadi netral kembali, walaupun untuk bau tidak sedap belum bisa pulih secara maksimal. Sementara untuk kadar hidrogen sulfida (H2S) berhasil turun signifikan mencapai 71% dan amoniac turun 75%.
“Untuk kadar oksigennya naik 500%. Itu saya kira sangat luar biasa karena bakteri yang ada di dalam air sudag mulai bekerja dengan baik. Sebab itu kita harapkan dengan tambahan empat unit kondisi air di Kali Sentiong akan semakin baik,” ujar dia.
Meski begitu, kata dia, pemasangan aplikasi tersebut hanya efektif melakukan remediasi dalam jangka pendek. Sedangkan yang paling efektif adalah Pemerintah Daerah DKI Jakarta bersama-sama dengan masyarakat sekitar mampu mengelola limbah industri rumah tangga supaya tidak mencemari lingkungan.
“Kami sudah berkoordinasi dengan Pemda supaya ini benar-benar diperhatikan karena yang utama bagaimana Pemda bersama masyarakat dapat mengelola limbah industri rumah tangga. Jika limbah industri bisa dikelola bersama-sama dengan Pemda dijamin tidak akan terjadi pencemaran lingkungan seperti sekarang ini. Perubahan perilaku masyarakat menjadi kunci utama,” kata dia.
Sementara itu, Kepala Balai Pengembangan Instrumentasi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Anto Tri Sugiarto menambahkan, Plasma Nano Bubble memang dirancang utamanga untuk menghilangkan bau tidak sedap dari Kali Sentiong. Melalui alat tersebut, kata dia, kadar oksigen di dalam air akan bertambah dan disebarkan dalam bentuk gelembung-gelembung halus (nano bubble).
Selain itu, alat tersebut juga mengubah udara menjadi oksigen (O2) yang berfungsi untuk menambah kadar oksigen dalam air. “Plasma Nano Bubble menangkap udara kemduian udara tersebut diubah menjadi ozon (O3). Nah Ozon ini yang akan diinjeksikan ke dalam air melalui nano bubble,” terang dia.
Ia pun menjelaskan kebutuhan Plasma Nano Bubble memang seharusnya 20 unit untuk memulihkan kualitas air dan bau tak sedap dari Kali Sentiong. Jumlah tersebut di ukur dari panjang Kali Sentiong yang tercemar sepanjang 700 meter sedangkan setiap satu unit Plasa Nano Bubble fungsinya hanya bisa menjangkau sekitar 20 meter. “Jadi itu alasannya kenapa Kali Sentiong membutuhkan 20 unit Plasma Nano Bubble. Tapi setelah dipantani saya rasa dengan 10 unit ini bisa tercover,” ucapnya.
(akr)