Terbitkan Komodo Bond, IFC Raup USD134 Juta

Senin, 08 Oktober 2018 - 15:12 WIB
Terbitkan Komodo Bond, IFC Raup USD134 Juta
Terbitkan Komodo Bond, IFC Raup USD134 Juta
A A A
JAKARTA - IFC untuk pertama kalinya menerbitkan surat utang berwawasan lingkungan (green bond) berdenominasi rupiah untuk pasar internasional (Komodo bond). Obligasi ini sukses menarik minat investor dan berhasil mengumpulkan dana Rp2 triliun atau sekitar USD134 juta untuk mengatasi perubahan iklim.

Penerbitan green Komodo bond di pasar luar negeri berdenominasi rupiah ini merupakan yang pertama dilakukan oleh bank pembangunan multilateral untuk investasi ke proyek-proyek terkait perubahan iklim di Indonesia. Tingginya minat dari berbagai kelompok investor internasional disebut sebagai bukti meningkatnya ketertarikan akan investasi yang bertanggung jawab sosial di Indonesia.

Obligasi berwawasan lingkungan berjangka lima tahun yang akan didaftarkan ke Bursa Efek London dan Bursa Efek Singapura ini akan mendukung pasar mata uang lokal di Indonesia dan mendanai obligasi berwawasan lingkungan pertama yang diterbitkan di Indonesia oleh klien IFC, yakni Bank OCBC NISP. Hasil penjualan obligasi ini akan membiayai infrastruktur juga proyek-proyek yang mengatasi perubahan iklim, sesuai dengan prinsip-prinsip Obligasi Hijau (Green Bond Principles).

"Penerbitan green Komodo bond ini menegaskan komitmen IFC untuk mendukung Indonesia dalam mencapai pertumbuhan ekonomi berkelanjutan yang ramah lingkungan," kata Vice President IFC untuk Asia dan Pasifik Nena Stoiljkovic, dalam keterangan pers, Senin (8/10/2018).

Dia menjelaskan, obligasi ini memungkinkan IFC memobilisasi pendanaan internasional ke dalam proyek-proyek ramah iklim di Indonesia. "Kami bermaksud untuk mereplikasi dan meningkatkan skala dari model ini guna mengatasi tantangan iklim negara ini," sambungnya.

Vice President dan Treasurer IFC Jingdong Hua menambahkan, obligasi hijau Komodo pertama yang diterbitkan dalam mata uang rupiah untuk investasi iklim di Indonesia ini adalah tonggak penting bagi IFC dan bagi Indonesia. Penerbitan obligasi ini menurutnya juga membantu sektor swasta mengelola risiko valuta asing melalui pembiayaan dengan mata uang lokal, sekaligus menumbuhkan bisnis yang cerdas iklim.

John Lee Tin, Kepala SSA DCM, JP Morgan mengatakan, investor bereaksi positif terhadap obligasi Komodo IFC yang pertama. Mengingat tingkat volatilitas di pasar negara berkembang, kata dia, kelebihan permintaan pada transaksi ini merupakan keberhasilan yang besar.

Sementara, Henrik Raber, Kepala Global, Pasar Kredit, Standard Chartered Bank mengatakan, pihaknya bangga bermitra dengan IFC dalam penerbitan obligasi ini. Respons yang kuat dari investor atas transaksi IFC menurutnya menunjukkan meningkatnya fokus dan pentingnya komunitas investor global dalam mendukung solusi pembiayaan berkelanjutan guna membantu mengatasi perubahan iklim.

Sejak meluncurkan Program Obligasi Hijau, IFC telah berhasil mengumpulkan miliaran dolar untuk energi bersih, bangunan berwawasan lingkungan (green building) dan keuangan berwawasan lingkungan (green finance).

IFC telah menerbitkan 32 obligasi berwawasan lingkungan senilai USD1,8 miliar dalam tahun fiskal yang berakhir pada 30 Juni 2018. Jumlah proyek yang didukung oleh Program Obligasi Berwawasan Lingkungan IFC meningkat menjadi 52 proyek di tahun fiskal 2018, dari 32 proyek di tahun fiskal 2017.

Portofolio ini diharapkan akan dapat mengurangi emisi gas rumah kaca setiap tahun sebesar setara dengan 6,3 juta metrik ton karbon dioksida, meningkat dari 2,2 juta metrik ton pada tahun fiskal 2017. Pada penutupan tahun fiskal 2018, obligasi hijau dari IFC telah mendukung sebanyak 177 proyek investasi.
(fjo)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9241 seconds (0.1#10.140)