Kementan Dinilai Konsisten Jaga Pasokan Beras dan Stabilitas Harga
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) dianggap telah cukup optimal dalam upaya mendongkrak produktivitas petani di seluruh sektor pertanian. Di antaranya seperti perkebunan, tanaman pangan, hortikultura, peternakan dan lainnya.
Termasuk juga terus mendorong meningkatnya jumlah komoditas beras sebagai sektor pertanian yang strategis di Indonesia walaupun tidak mudah praktiknya. Hal itu dikemukakan anggota Komisi IV DPR I Made Urip. "Jadi di semua pulau di Indonesia hampir jumlah (produksi) beras kita meningkat. Jadi untuk memenuhi kebutuhan domestik kita saat ini saya rasa cukup," ujar Made Urip.
Terkait dengan harga beras di pasaran dan tingkat petani, menurutnya sejauh ini Kementan telah komitmen mengikuti arahan Presiden Joko Widodo agar dalam stabilitasnya terjaga serta tidak mengalami gejolak yang signifikan. Bahkan, bukan hanya pada harga komoditas beras yang dijaga, Made Urip berpendapat, juga tampak pada stabilitas nilai produk hortikultura, petenakan dan subsektor lainnya.
"Ya sebagai yang membantu Presiden, terutama Menteri Pertanian, supaya terus dapat meningkatkan produktivitas pertanian di dalam negeri," paparnya. Soal lainnya Made Urip menilai, salah satu bentuk kinerja Kementan untuk meningkatkan produktivitas pertanian padi adalah dilaksanakannya program pompanisasi, pembangunan embung serta penambahan jumlah irigasi persawahan
Ditambahkan olehnya, program seperti itu merupakan cara strategis menjaga produktivitas pertanian padi sehingga mampu menjaga ketersediaan stabilitas beras nasional. "Itu bagus. Usaha yang tepat untuk meningkatkan produktivitas pertanian walaupun di musim kemarau saat ini," ucap Made Urip.
Made Urip menuturkan, gebrakan kerja Kementan selama ini dirasakan memberikan kontribusi penting kepada produksi beras nasional. Infrastruktur pertanian menjadi sorotan utama pemerintahan Presiden Joko Widodo agar tetap menjaga produksi dan stabilitas harga beras nantinya. "Cuma kalau ada isu misalnya bagaimana harga beras bisa naik, itu kan di lapangan tidak demikian. Yang kita lihat di lapangan produksi riilnya seperti apa implementasinya," kata Made Urip.
Diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) ekspor beras Indonesia kategori premium dan khusus terus melonjak selama empat tahun terakhir. Data BPS mencatat, pada tahun 2017 ekspor beras premium dan khusus mencapai 3.433 ton atau naik 130 ton dari 2014.
Menyoal kabar naiknya harga beras di pasaran yang belum lama ini mengemuka, menurut Sekretaris Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementan Maman Suherman, merupakan mekanisme alamiah pasar sebab antara pasokan dan kebutuhan permintaan. Ditambah lagi juga pengaruh tahapan rantai pasokan beras mulai dari produksi, pengolahan hingga distribusi ke pasaran.
Termasuk juga terus mendorong meningkatnya jumlah komoditas beras sebagai sektor pertanian yang strategis di Indonesia walaupun tidak mudah praktiknya. Hal itu dikemukakan anggota Komisi IV DPR I Made Urip. "Jadi di semua pulau di Indonesia hampir jumlah (produksi) beras kita meningkat. Jadi untuk memenuhi kebutuhan domestik kita saat ini saya rasa cukup," ujar Made Urip.
Terkait dengan harga beras di pasaran dan tingkat petani, menurutnya sejauh ini Kementan telah komitmen mengikuti arahan Presiden Joko Widodo agar dalam stabilitasnya terjaga serta tidak mengalami gejolak yang signifikan. Bahkan, bukan hanya pada harga komoditas beras yang dijaga, Made Urip berpendapat, juga tampak pada stabilitas nilai produk hortikultura, petenakan dan subsektor lainnya.
"Ya sebagai yang membantu Presiden, terutama Menteri Pertanian, supaya terus dapat meningkatkan produktivitas pertanian di dalam negeri," paparnya. Soal lainnya Made Urip menilai, salah satu bentuk kinerja Kementan untuk meningkatkan produktivitas pertanian padi adalah dilaksanakannya program pompanisasi, pembangunan embung serta penambahan jumlah irigasi persawahan
Ditambahkan olehnya, program seperti itu merupakan cara strategis menjaga produktivitas pertanian padi sehingga mampu menjaga ketersediaan stabilitas beras nasional. "Itu bagus. Usaha yang tepat untuk meningkatkan produktivitas pertanian walaupun di musim kemarau saat ini," ucap Made Urip.
Made Urip menuturkan, gebrakan kerja Kementan selama ini dirasakan memberikan kontribusi penting kepada produksi beras nasional. Infrastruktur pertanian menjadi sorotan utama pemerintahan Presiden Joko Widodo agar tetap menjaga produksi dan stabilitas harga beras nantinya. "Cuma kalau ada isu misalnya bagaimana harga beras bisa naik, itu kan di lapangan tidak demikian. Yang kita lihat di lapangan produksi riilnya seperti apa implementasinya," kata Made Urip.
Diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) ekspor beras Indonesia kategori premium dan khusus terus melonjak selama empat tahun terakhir. Data BPS mencatat, pada tahun 2017 ekspor beras premium dan khusus mencapai 3.433 ton atau naik 130 ton dari 2014.
Menyoal kabar naiknya harga beras di pasaran yang belum lama ini mengemuka, menurut Sekretaris Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementan Maman Suherman, merupakan mekanisme alamiah pasar sebab antara pasokan dan kebutuhan permintaan. Ditambah lagi juga pengaruh tahapan rantai pasokan beras mulai dari produksi, pengolahan hingga distribusi ke pasaran.
(akr)