Bio Farma Bersiap Jajaki Pasar Vaksin di Benua Afrika
A
A
A
JAKARTA - Direktur Utama Bio Farma M. Rahman Roestan mengaku, tengah bersiap untuk mulai menjajaki pasar Afrika. Hal ini dalam upaya untuk meningkat ekspor vaksin perseroan.
"Kami terus kejar target ekspor, sebesar USD 71,6 juta. Kami sudah masuk ke pasar Asia, Timur Tengah, sebagian Afrika, dan beberapa negara amerika latin, tahun ini kami akan menjajaki untuk meningkatkan ekspor ke negara-negara Afrika" ujar Rahman di Jakarta, Selasa (15/10/2018).
Kata Dia, vaksin yang akan diekspor ke beberapa negara Afrika adalah vaksin bakteri seperti : Tetanus, Difteri, Pertusis, Harmophilus Infuenza Type B (HIB) serta Pentabio. "Sebelumnya, kami sudah mengekspor ke negara- negara seperti Pakistan, Afganistan, Sudan, Maroko dan negara lainnya," jelasnya.
Selain berbagi pengalaman, Bio Farma juga dipercaya untuk memamerkan keahlian produksi dan inovasi vaksin dalam pertemuan skala dunia High Level Meeting on Country-Led Knowledge Sharing (HLM4 on CKLS), yang diselenggarakan pada tanggal 15-17 Oktober 2018 di Bali. HLM4 on CLKS merupakan rangkaian acara pertemuan IMF – Bank Dunia 2018 yang sebelumnya diselenggarakan di Bali pada tanggal 8-14 Oktober 2018.
Direktur Utama Bio Farma menyampaikan M. Rahman Roesta menyambut baik program BAPPENAS sebagai penyelenggara untuk mendorong. Agar institusi negara dapat memberdayakan pengalaman dan inovasi lokal sehinga terjadi peningkatan di dalam negeri dan internasional.
“Bio Farma sebagai industri vaksin yang bersiap memasuki Life Science, menyambut baik, Inovasi dalam bidang Life Science merupakan suatu keharusan, terlebih lagi dalam era industri 4.0 dimana Informasi dan Teknologi menjadi sangat penting, saat ini kami sedang fokus pada perkembangan inovasi digital," jelasnya.
Rahman menambahkan untuk percepatan inovasi, industri sangat memerlukan kolaborasi, join riset maupun membiayaan baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Sebanyak 21 industri tergabung dalam Market Place ini, yang merupakan tempat berinteraksi seluruh stakeholder baik dalam dan luar negeri, untuk berbagi dan mempelajari inovasi serta solusi lokal.
Sementara itu, Sri Harsi Teteki, Direktur Pemasaran Bio Farma menambahkan “saat ini Produk akhir Vaksin yang didistribusikan melalui lembaga Internasional UNICEF, PAHO; dan melalui Bilateral dalam bentuk bulk vaksin atau intermediate produk yang nantinya akan di formulasi dan dikemas menjadi produk akhir vaksin. Saat ini hanya sekitar 30 produsen vaksin yang sudah mendapatkan kualifikasi dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) salah satunya Bio Farma.
"Kami terus kejar target ekspor, sebesar USD 71,6 juta. Kami sudah masuk ke pasar Asia, Timur Tengah, sebagian Afrika, dan beberapa negara amerika latin, tahun ini kami akan menjajaki untuk meningkatkan ekspor ke negara-negara Afrika" ujar Rahman di Jakarta, Selasa (15/10/2018).
Kata Dia, vaksin yang akan diekspor ke beberapa negara Afrika adalah vaksin bakteri seperti : Tetanus, Difteri, Pertusis, Harmophilus Infuenza Type B (HIB) serta Pentabio. "Sebelumnya, kami sudah mengekspor ke negara- negara seperti Pakistan, Afganistan, Sudan, Maroko dan negara lainnya," jelasnya.
Selain berbagi pengalaman, Bio Farma juga dipercaya untuk memamerkan keahlian produksi dan inovasi vaksin dalam pertemuan skala dunia High Level Meeting on Country-Led Knowledge Sharing (HLM4 on CKLS), yang diselenggarakan pada tanggal 15-17 Oktober 2018 di Bali. HLM4 on CLKS merupakan rangkaian acara pertemuan IMF – Bank Dunia 2018 yang sebelumnya diselenggarakan di Bali pada tanggal 8-14 Oktober 2018.
Direktur Utama Bio Farma menyampaikan M. Rahman Roesta menyambut baik program BAPPENAS sebagai penyelenggara untuk mendorong. Agar institusi negara dapat memberdayakan pengalaman dan inovasi lokal sehinga terjadi peningkatan di dalam negeri dan internasional.
“Bio Farma sebagai industri vaksin yang bersiap memasuki Life Science, menyambut baik, Inovasi dalam bidang Life Science merupakan suatu keharusan, terlebih lagi dalam era industri 4.0 dimana Informasi dan Teknologi menjadi sangat penting, saat ini kami sedang fokus pada perkembangan inovasi digital," jelasnya.
Rahman menambahkan untuk percepatan inovasi, industri sangat memerlukan kolaborasi, join riset maupun membiayaan baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Sebanyak 21 industri tergabung dalam Market Place ini, yang merupakan tempat berinteraksi seluruh stakeholder baik dalam dan luar negeri, untuk berbagi dan mempelajari inovasi serta solusi lokal.
Sementara itu, Sri Harsi Teteki, Direktur Pemasaran Bio Farma menambahkan “saat ini Produk akhir Vaksin yang didistribusikan melalui lembaga Internasional UNICEF, PAHO; dan melalui Bilateral dalam bentuk bulk vaksin atau intermediate produk yang nantinya akan di formulasi dan dikemas menjadi produk akhir vaksin. Saat ini hanya sekitar 30 produsen vaksin yang sudah mendapatkan kualifikasi dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) salah satunya Bio Farma.
(akr)