Genjot Harga Jual, KKP Minta Ikan Hias Disortir Sebelum Diekspor
A
A
A
JAKARTA - Saat ini, volume atau jumlah ekspor ikan hias Indonesia tercatat yang tertinggi di dunia. Namun, secara nilai (value), ekspor ikan hias Indonesia masih di bawah Singapura.
Karena itu, Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Rifky Efendi Hardijanto meminta semua eksportir ikan hias memanfaatkan raiser agar ikan hias yang akan di ekspor diseleksi dulu. Dengan begitu, tegas dia, harganya bisa naik berkali-kali lipat.
"Secara volume kita nomor satu, tapi memang secara nilai masih kalah. Karena ikan Indonesia yang diekspor belum semuanya masuk seleksi. Seperti ikan hias yang diekspor ke Singapura, ikan yang masuk dipilih dan seleksi baru diekspor lagi dengan harga yang jauh berkali-kali lipat," ujar Rifky dalam keterangan resminya di Jakarta, Selasa (16/10/2018).
Rifky pun mengajak para pengusaha eksportir ikan hias maupun pembudidaya memanfaatkan raiser agar ekspor ikan hias bukan lagi unggul secara volume, tetapi nilainya juga lebih besar.
"Indonesia bisa jadi number one atau raja ikan hias dunia, asalkan ikan hias yang akan diekspor bisa diseleksi dulu jadi harganya jauh bisa lebih besar," tandasnya.
Jika sudah masuk seleksi dan kualitas ikan sama rata, tambah dia, langkah selanjutnya adalah promosi branding bahwa ikan tersebut adalah ikan Indonesia. Dengan begitu, jika masyarakat dunia mencari ikan hias akan langsung memilih Indonesia.
Adapun untuk pasar ikan hias dunia, pada 2017 nilai ekspor ikan hias tercatat mencapai USD350,12 Juta atau naik (0,86% dibanding 2016) yang didominasi ikan hias air tawar (71,85%).
Sementara, eksportir utama ikan hias air tawar global tahun 2017 adalah Singapura (15,03%), Jepang (12,96%), Myanmar (12,73%), sedangkan Indonesia menempati urutan ke-5 senilai USD20,41 juta (8,11%). Adapun eksportir utama ikan hias air laut global tahun 2017 adalah Spanyol (39,31%), Belanda (12,69%), dan urutan ke-3 adalah Indonesia dengan nilai USD 7,2 juta (7,75%).
Sedangkan pasar ikan dunia, atau importir ikan hias air tawar global adalah AS (20,01%), Inggris(7,15%), dan Jerman (6,01%. Sedangkan importir ikan hias air laut global adalah Belanda (14,06%), AS (13%) dan Italia (6%).
Sementara itu, nilai ekspor ikan hias Indonesia tahun 2017 sebesar USD27,7 juta (naik 12,27% dibanding 2016) yang didominasi ikan hias air tawar (74%) seperti arwana, botia dan ikan hias air tawar lainnya. Adapun Negara tujuan utama ekspor ikan hias air tawar adalah China (31,85%), Jepang (12,2%), Singapura (8,1%) dan AS (6,7%), sementara negara tujuan utama ikan hias air laut adalah AS (22%) dan China (15%).
"Jadi poin pentingnya jika kita ingin menguasai pasar ikan hias dunia, upaya yang harus dilakukan adalah meningkatkan nilai jualnya, bukan hanya sekadar main jumlah atau volume. Salah satu untuk meningkatkan nilai itu mari manfaatkan raiser, agar ada quality control yang bagus, jadi harganya bisa lebih mahal," cetus Rifky.
Karena itu, Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Rifky Efendi Hardijanto meminta semua eksportir ikan hias memanfaatkan raiser agar ikan hias yang akan di ekspor diseleksi dulu. Dengan begitu, tegas dia, harganya bisa naik berkali-kali lipat.
"Secara volume kita nomor satu, tapi memang secara nilai masih kalah. Karena ikan Indonesia yang diekspor belum semuanya masuk seleksi. Seperti ikan hias yang diekspor ke Singapura, ikan yang masuk dipilih dan seleksi baru diekspor lagi dengan harga yang jauh berkali-kali lipat," ujar Rifky dalam keterangan resminya di Jakarta, Selasa (16/10/2018).
Rifky pun mengajak para pengusaha eksportir ikan hias maupun pembudidaya memanfaatkan raiser agar ekspor ikan hias bukan lagi unggul secara volume, tetapi nilainya juga lebih besar.
"Indonesia bisa jadi number one atau raja ikan hias dunia, asalkan ikan hias yang akan diekspor bisa diseleksi dulu jadi harganya jauh bisa lebih besar," tandasnya.
Jika sudah masuk seleksi dan kualitas ikan sama rata, tambah dia, langkah selanjutnya adalah promosi branding bahwa ikan tersebut adalah ikan Indonesia. Dengan begitu, jika masyarakat dunia mencari ikan hias akan langsung memilih Indonesia.
Adapun untuk pasar ikan hias dunia, pada 2017 nilai ekspor ikan hias tercatat mencapai USD350,12 Juta atau naik (0,86% dibanding 2016) yang didominasi ikan hias air tawar (71,85%).
Sementara, eksportir utama ikan hias air tawar global tahun 2017 adalah Singapura (15,03%), Jepang (12,96%), Myanmar (12,73%), sedangkan Indonesia menempati urutan ke-5 senilai USD20,41 juta (8,11%). Adapun eksportir utama ikan hias air laut global tahun 2017 adalah Spanyol (39,31%), Belanda (12,69%), dan urutan ke-3 adalah Indonesia dengan nilai USD 7,2 juta (7,75%).
Sedangkan pasar ikan dunia, atau importir ikan hias air tawar global adalah AS (20,01%), Inggris(7,15%), dan Jerman (6,01%. Sedangkan importir ikan hias air laut global adalah Belanda (14,06%), AS (13%) dan Italia (6%).
Sementara itu, nilai ekspor ikan hias Indonesia tahun 2017 sebesar USD27,7 juta (naik 12,27% dibanding 2016) yang didominasi ikan hias air tawar (74%) seperti arwana, botia dan ikan hias air tawar lainnya. Adapun Negara tujuan utama ekspor ikan hias air tawar adalah China (31,85%), Jepang (12,2%), Singapura (8,1%) dan AS (6,7%), sementara negara tujuan utama ikan hias air laut adalah AS (22%) dan China (15%).
"Jadi poin pentingnya jika kita ingin menguasai pasar ikan hias dunia, upaya yang harus dilakukan adalah meningkatkan nilai jualnya, bukan hanya sekadar main jumlah atau volume. Salah satu untuk meningkatkan nilai itu mari manfaatkan raiser, agar ada quality control yang bagus, jadi harganya bisa lebih mahal," cetus Rifky.
(fjo)