Wall Street Terdepresiasi Karena Kejatuhan Saham Teknologi

Jum'at, 19 Oktober 2018 - 08:10 WIB
Wall Street Terdepresiasi...
Wall Street Terdepresiasi Karena Kejatuhan Saham Teknologi
A A A
NEW YORK - Pasar saham Amerika Serikat (Wall Street) turun tajam pada perdagangan Kamis waktu setempat akibat kejatuhan saham-saham teknologi berkapitalisasi besar. Selain itu, investor masih mencermati ketegangan perdagangan AS-China dan meningkatnya suku bunga.

Melansir dari CNBC, Jumat (19/10/2018), indeks Dow Jones Industrial Average turun 327,23 poin menjadi 25.379,45, dipimpin penurunan saham Caterpillar. Indeks S&P 500 rugi 1,4% menjadi 2.768,78 karena turunnya saham sektor konsumen dan teknologi. Begitu pula Nasdaq yang mundur 2,1% ke level 7.485,14.

Penurunan bursa menambah kerugian pasar di bulan Oktober ini. Dow Jones dan S&P 500 masing-masing telah rontok 4% sepanjang Oktober. Adapun Nasdaq turun hampir 7% di bulan ini.

Menurut investor, curamnya Wall Street disebabkan masih tingginya kekhawatiran ketegangan perdagangan AS dengan China. Sejak genderang "perang dagang" AS dengan China ditabuh di medio Maret 2018, bursa saham China terus turun.

Indeks Shanghai pada Kamis waktu Asia ditutup jatuh 2,9%, merupakan level terendah sejak November 2014. Dan dikhawatirkan ketegangan perdagangan akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi global.

Selain itu, masalah meningkatnya suku bunga oleh The Fed serta kelebihan saham teknologi. Beberapa saham teknologi berkapitalisasi besar seperti Facebook dan Amazon, keduanya turun lebih dari 2,5%. Alphabet--induk Google--merugi 2,63% dan Netflix anjlok hingga 4,93%.

Pasar juga khawatir atas rencana kenaikan suku bunga setelah risalah Federal Open Market Committee (FOMC) bulan September yang dirilis pada Rabu lalu, dimana The Fed kemungkinan kembali menaikkan suku bunga sehingga menekan indeks utama Wall Street.

"Masalah perang dagang dan rencana kenaikan suku bunga menjadi telah menekan pasar hari ini," kata Brendan Erne, direktur portofolio di Personal Capital San Francisco seperti dikutip Reuters.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5307 seconds (0.1#10.140)