Tips Jack Ma: Cara Merekrut Pegawai Agar Perusahaan Tumbuh Besar
A
A
A
RIGHT man in the right place. Kita kerap mendengar istilah itu, mempekerjakan orang yang tepat di tempat yang tepat membuat perusahaan tumbuh menjadi besar. Namun bagaimana caranya? Orang dibelakang kesukesan raksasa teknologi asal China, Alibaba, Jack Ma mengatakan untuk membuat perusahaan menjadi besar memang butuh proses, namun tidak kalah penting adalah proses perekrutan.
Mengutip dari CNBC, Jumat (19/10/2018), Jack Ma berbagi cerita soal kesalahan merekrut pegawai yang ia buat di awal-awal berdirinya Alibaba.
"Ketika saya membentuk Alibaba, saya memiliki modal USD5 juta. Saya langsung merekrut banyak wakil direktur dari perusahaan multinasional. Salah satu wakil direktur pemasaran datang kepada saya, dia memberi saya sebuah proposal, dia berkata: 'Tuan, ini rencana pemasaran bisnis tahun depan kita,'" Ma berbagi kisah pada pertemuan tahunan IMF-World Bank 2018 di Nusa Dua, Bali.
Ternyata, sambung Jack Ma, rencana yang dirancang tersebut menghabiskan biaya USD12 juta, melebihi anggaran belanja yang dapat dibeli perusahaan saat itu. Dan si wakil direktur pemasaran bilang dirinya tidak pernah melakukan rencana bisnis di bawah USD10 juta.
"Jadi saya berkata: 'Baiklah, itu bukan salah dia, itu salah saya,"" terang Ma. Ia menyadari keputusannya mempekerjakan orang seperti itu sama dengan memasang mesin Boeing 747 ke dalam traktor. Alias bukan pilihan yang tepat. So, bagaimana memilih pegawai yang tepat?
Tidak ada orang "terbaik"
Jack Ma mengatakan dalam memulai sebuah usaha, untuk merekrut pegawai hindari orang-orang "terbaik" dan "pakar". "Saya benci mempekerjakan orang yang datang sebagai ahli karena tidak ada ahli masa depan, mereka selalu ahli kemarin," kata Ma.
Menurut Jack Ma tidak ada orang terbaik yang baru datang. Orang terbaik di perusahaan Anda adalah orang yang tumbuh bersama-sama dengan Anda membangun perusahaan menjadi besar.
Sejak itu, Alibaba telah tumbuh menjadi raksasa e-commerce dengan lebih dari 80.000 karyawan di seluruh dunia dan merupakan salah satu perusahaan idaman bagi warga di China, menurut data perusahaan konsultan Universum.
Jack Ma mengatakan tidak perlu mencari ahli atau pakar ke perusahaan Anda, tetapi merekrut orang yang siap belajar dan tidak takut melakukan kesalahan.
EQ dan IQ
Juara kelas alias prestasi akademik ciamik bukan syarat utama Jack Ma untuk merekrut pegawai. Bahkan, Ma memberi saran untuk menghindari orang terbaik masuk dalam perusahaan.
Dalam bukunya "Alibaba: The House That Jack Ma Built" karya Duncan Clark, Ma mengatakan lebih suka mempekerjakan orang-orang yang berkemampuan akademik biasa-biasa saja di sekolah mereka. Ma menjelaskan bahwa merekrut juara kelas dari perguruan tinggi ternama justru akan membuat mereka mudah frustasi ketika mereka menghadapi kesulitan di dunia nyata.
Meski demikian, kata Ma, bukan berarti merekrut orang yang bodoh. Kandidat atau calon pegawai harus memiliki kecakapan untuk menavigasi lingkungan bisnis yang selalu berubah.
Jack Ma mengatakan dia cenderung lebih menyukai orang-orang dengan kecerdasan emosional (EQ) yang baik karena menurutnya, orang tersebut bisa berkerja sama secara tim dengan lebih baik. Namun orang tersebut juga harus memiliki kecerdasan berpikir (IQ) agar tim bekerja lebih jauh.
"Anda harus memiliki EQ untuk bekerja sama dengan orang lain. Dan Anda harus memiliki IQ sehingga Anda tahu apa yang Anda lakukan dalam perusahaan," katanya.
Orang yang optimis
Ma menekankan pentingnya pegawai yang bersikap optimis, karena sifat ini membantunya membangun Alibaba menjadi raksasa teknologi seperti sekarang ini.
"Menjadi optimis dapat membantu orang mengubah situasi yang menantang menjadi situasi yang menguntungkan. Sebagai pengusaha, jika Anda tidak optimis, Anda dalam masalah. Jadi orang yang saya pilih, mereka harus optimis."
Mengutip dari CNBC, Jumat (19/10/2018), Jack Ma berbagi cerita soal kesalahan merekrut pegawai yang ia buat di awal-awal berdirinya Alibaba.
"Ketika saya membentuk Alibaba, saya memiliki modal USD5 juta. Saya langsung merekrut banyak wakil direktur dari perusahaan multinasional. Salah satu wakil direktur pemasaran datang kepada saya, dia memberi saya sebuah proposal, dia berkata: 'Tuan, ini rencana pemasaran bisnis tahun depan kita,'" Ma berbagi kisah pada pertemuan tahunan IMF-World Bank 2018 di Nusa Dua, Bali.
Ternyata, sambung Jack Ma, rencana yang dirancang tersebut menghabiskan biaya USD12 juta, melebihi anggaran belanja yang dapat dibeli perusahaan saat itu. Dan si wakil direktur pemasaran bilang dirinya tidak pernah melakukan rencana bisnis di bawah USD10 juta.
"Jadi saya berkata: 'Baiklah, itu bukan salah dia, itu salah saya,"" terang Ma. Ia menyadari keputusannya mempekerjakan orang seperti itu sama dengan memasang mesin Boeing 747 ke dalam traktor. Alias bukan pilihan yang tepat. So, bagaimana memilih pegawai yang tepat?
Tidak ada orang "terbaik"
Jack Ma mengatakan dalam memulai sebuah usaha, untuk merekrut pegawai hindari orang-orang "terbaik" dan "pakar". "Saya benci mempekerjakan orang yang datang sebagai ahli karena tidak ada ahli masa depan, mereka selalu ahli kemarin," kata Ma.
Menurut Jack Ma tidak ada orang terbaik yang baru datang. Orang terbaik di perusahaan Anda adalah orang yang tumbuh bersama-sama dengan Anda membangun perusahaan menjadi besar.
Sejak itu, Alibaba telah tumbuh menjadi raksasa e-commerce dengan lebih dari 80.000 karyawan di seluruh dunia dan merupakan salah satu perusahaan idaman bagi warga di China, menurut data perusahaan konsultan Universum.
Jack Ma mengatakan tidak perlu mencari ahli atau pakar ke perusahaan Anda, tetapi merekrut orang yang siap belajar dan tidak takut melakukan kesalahan.
EQ dan IQ
Juara kelas alias prestasi akademik ciamik bukan syarat utama Jack Ma untuk merekrut pegawai. Bahkan, Ma memberi saran untuk menghindari orang terbaik masuk dalam perusahaan.
Dalam bukunya "Alibaba: The House That Jack Ma Built" karya Duncan Clark, Ma mengatakan lebih suka mempekerjakan orang-orang yang berkemampuan akademik biasa-biasa saja di sekolah mereka. Ma menjelaskan bahwa merekrut juara kelas dari perguruan tinggi ternama justru akan membuat mereka mudah frustasi ketika mereka menghadapi kesulitan di dunia nyata.
Meski demikian, kata Ma, bukan berarti merekrut orang yang bodoh. Kandidat atau calon pegawai harus memiliki kecakapan untuk menavigasi lingkungan bisnis yang selalu berubah.
Jack Ma mengatakan dia cenderung lebih menyukai orang-orang dengan kecerdasan emosional (EQ) yang baik karena menurutnya, orang tersebut bisa berkerja sama secara tim dengan lebih baik. Namun orang tersebut juga harus memiliki kecerdasan berpikir (IQ) agar tim bekerja lebih jauh.
"Anda harus memiliki EQ untuk bekerja sama dengan orang lain. Dan Anda harus memiliki IQ sehingga Anda tahu apa yang Anda lakukan dalam perusahaan," katanya.
Orang yang optimis
Ma menekankan pentingnya pegawai yang bersikap optimis, karena sifat ini membantunya membangun Alibaba menjadi raksasa teknologi seperti sekarang ini.
"Menjadi optimis dapat membantu orang mengubah situasi yang menantang menjadi situasi yang menguntungkan. Sebagai pengusaha, jika Anda tidak optimis, Anda dalam masalah. Jadi orang yang saya pilih, mereka harus optimis."
(ven)