OJK: Kepemilikian Rekening di Indonesia Masih Rendah
A
A
A
BOGOR - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyanyangkan masih banyaknya masyarakat Indonesia yang belum membuka rekening bank. Kepala Departemen Penelitian dan Pengaturan Perbankan OJK, Antonius Hari, mencatat di Indonesia yang memiliki rekening bank hanya 48,8%.
Hal ini tentu lebih rendah dibandingkan beberapa negara Asia Tenggara lainnya yang sudah memiliki nomor rekening di bank.
"Data ini memperlihatkan yang punya rekening itu sekitar 48,8% di tahun 2017. Ini masih rendah dibandingkan negara lainnya di Asia Tenggara," ujar Antonius di Bogor, Sabtu (20/10/2018).
Dia pun membandingkan dengan masyarakat yang memiliki nomor handphone yang lebih tinggi dibandingkan yang memiliki rekening. Hal itu seharusnya diikuti perbankan dalam meningkatkan nasabahnya.
"Kepemilikan nomor hp itu melebih yang punya rekening dan itu sangat cepat sekali. Kalau bisa perbankan seperti itu. Kita masih tertinggal dengan negara lainnya," tandasnya.
Untuk itu, dia berharap layanan perbankan elektronik dikembangkan dengan mengoptimalkan pemanfaatan data nasabah dalam rangka melayani nasabah secara lebih cepat, mudah dan sesuai dengan kebutuhan (customer experience).
"Serta dapat dilakukan secara mandiri oleh nasabah, dengan memperhatikan aspek keamanan," jelasnya.
Hal ini tentu lebih rendah dibandingkan beberapa negara Asia Tenggara lainnya yang sudah memiliki nomor rekening di bank.
"Data ini memperlihatkan yang punya rekening itu sekitar 48,8% di tahun 2017. Ini masih rendah dibandingkan negara lainnya di Asia Tenggara," ujar Antonius di Bogor, Sabtu (20/10/2018).
Dia pun membandingkan dengan masyarakat yang memiliki nomor handphone yang lebih tinggi dibandingkan yang memiliki rekening. Hal itu seharusnya diikuti perbankan dalam meningkatkan nasabahnya.
"Kepemilikan nomor hp itu melebih yang punya rekening dan itu sangat cepat sekali. Kalau bisa perbankan seperti itu. Kita masih tertinggal dengan negara lainnya," tandasnya.
Untuk itu, dia berharap layanan perbankan elektronik dikembangkan dengan mengoptimalkan pemanfaatan data nasabah dalam rangka melayani nasabah secara lebih cepat, mudah dan sesuai dengan kebutuhan (customer experience).
"Serta dapat dilakukan secara mandiri oleh nasabah, dengan memperhatikan aspek keamanan," jelasnya.
(ven)