Perluas Agen Laku Pandai, Bank BJB Bidik 5.000 Desa

Kamis, 25 Oktober 2018 - 03:05 WIB
Perluas Agen Laku Pandai,...
Perluas Agen Laku Pandai, Bank BJB Bidik 5.000 Desa
A A A
BANDUNG - PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (Bank Bjb) membidik pengelolaan dana desa dengan memperluas agen Laku Pandai di sekitar 5.000 desa di Jawa Barat. Hal ini juga dalam upaya memperkuat inklusi keuangan, dimana jaringan Laku Pandai telah mencapai 740 agen, dan tersebar dari perkotaan hingga ke pelosok desa, yang masuk kategori terpencil.

“Di Jawa Barat pertumbuhannya cukup bagus, jumlah accountnya sudah mencapai 36.150. Karena kami masuk ke BUMDes, yang tidak ada akses keuangan jadi kami sebarkan Laku Pandai. Sehingga dia bisa bertransaksi keuangan di desa-desa,” kata Ahmad Irfan di sela-sela Festival Inklusi Keuangan 2018 di Gedung Pusat bank bjb, Jalan Naripan, Kota Bandung, Rabu (24/10).

Menurut dia, pengelolaan dana Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) cukup besar. Di mana pemerintah mengucurkan dana Rp1 miliar satu desa. Sementara di Jawa Barat ada sekitar 5.000 desa. Artinya, potensi transaksi dari Bumdes di Jabar bisa mencapai Rp5 triliun.

Selain memperluas penetrasi Laku Pandai, upaya Bank Bjb meningkatkan inklusi keuangan juga dilakukan melalui tabungan Simpel (Simpanan Pelajar). Untuk program itu, Bank Bjb menggandeng sekolah-sekolah di Jawa Barat.

“Alhamdulillah kita kerja sama dengan sekolah-sekolah. Kita sudah saksikan bersama, ada sejumlah sekolah yang kerja sama (dengan bank bjb). Antusiasmenya bagus ya, mereka sudah kenal bagaimana cara menabung, itu yang kami harapkan,” imbuh dia.

Dari sisi jumlah pemegang account Simpel, hingga kini bank bjb mencatat 215.500 nasabah. Pengelolaan dana Simpel tercatat telah mencapai Rp20,2 miliar lebih. Sementara itu, Kepala OJK Jabar Sarwono mengaku, dari sisi jumlah bank yang menjadi agen Laku Pandai terus meningkat dengan jumlahnya mencapai puluhan.

Perkembangannya cukup bagus, karena dari bank-bank penyelenggara laku pandai banyak inisiatif dan kegiatan. “Pertumbuhannya bisa mencapai 5 hingga 7%. Kalau dulu sekitar 8 hingga 10 bank, sekarang jadi sekitar 15 bank,” kata Sarwono.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1332 seconds (0.1#10.140)