Pertamina Resmi Ambil Alih Blok East Kalimantan-Attaka

Kamis, 25 Oktober 2018 - 12:58 WIB
Pertamina Resmi Ambil Alih Blok East Kalimantan-Attaka
Pertamina Resmi Ambil Alih Blok East Kalimantan-Attaka
A A A
BALIKPAPAN - PT Pertamina (Persero) secara resmi telah mengambil alih kelola Blok East Kalimantan-Attaka di Kalimantan Timur. Blok migas tersebut diambil alih Pertamina setelah masa kontraknya berakhir dari Chevron Indonesia Company (CICo) pada 24 Oktober 2018.

"Alih kelola wilayah kerja dari Chevron ke Pertamina ini menjadi bagian cita-cita kami dalam mewujudkan world class energy company. Alih kelola ini juga diharapkan mampu meningkatkan perekonomian nasional," ujar Direktur Utama Pertamina Hulu Indonesia, Bambang Manumayoso di sela serah terima alih kelola kontrak Blok East Kalimantan-Attaka di Balikpapan, Kalimantan Timur, Kamis (25/10/2018).

Menurut dia, pengelolaan Blok East Kalimantan-Attaka di bawah entitas baru bentukan Pertamina yakni PT Pertamina Hulu Kalimantan Timur. Perusahaan ini terbentuk sejak kontrak gross split Blok East Kalimantan dan Blok Attaka ditandantangani Pertamina pada April silam.

Adapun PT Pertamina Hulu Kalimantan Timur menjadi bagian dari anak usaha PT Pertamina Hulu Indonesia dengan pengelolaan mulai 25 Oktober 2018 sampai 25 Oktober 2038.

"Secara efektif, Pertamina Hulu Kalimantan Timur mulai aktif beroperasi pada 25 Oktober 2018. Di bawah Pertamina Hulu Kalimantan Timur dua blok ini diunitisasi menjadi satu," kata dia.

Adapun Blok East Kalimantan-Attaka yang telah diunitisasi itu memiliki 15 lapangan yaitu Attaka, Melangin, Kerindingan, Serang, Sapi, Santan, Sepinggan, Sedandang, Seguni, Sejadi, Yakin, Mahoni, Bangkirai, Seturian, dan Pantai.

Berdasarkan data Pertamina sampai September 2018, produksi minyak dan kondensat Blok East Kalimantan-Attaka sebesar 13.220 barel minyak per hari (BOPD) dan gas sebesar 69,44 juta kaki kubik per hari (MMSCFD).

Sementara itu, total nilai investasi untuk komitmen pasti blok ini sebesar USD79,3 juta dengan bonus tanda tangan yang disetor Pertamina di blok ini sebesar USD1 juta. Dana investasi itu untuk studi eksplorasi, pemboran eksploitasi, workover dan well services, studi GRRP dan pemboran eksplorasi.

Sesuai rencana kerja dan anggaran (work, plan and budget/WP&B) Pertamina pada 2019 merencanakan pengeboran 3 sumur di Kuartal IV/2019 dengan 37 workover dan 308 well services yang di estimasi untuk produksi rata-rata perhari tahun depan untuk minyak 10.639 BOPD dan gas sebesar 59,4 MMSCFD.

"Kami akan terus berupaya menemukan cadangan baru karena usia sumur memang sudan tua. Tanpa cadangan baru sulit untuk meningkatkan produksi," tandasnya.

Pada kesempatan sama, Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi meminta Pertamina Hulu Kalimantan Timur sebagai operator baru dapat meningkatkan produksi serta menemukan cadangan baru. Tak hanya itu, pihaknya juga meminta biaya operasional yang dikeluarkan juga lebih efisien.

"Kalau produksi bagus, biayanya rendah maka penerimaan negara juga akan lebih besar. Pemda juga bagus karena dana bagi hasilnya juga meningkat," kata dia.

Dia melanjutkan, peralihan alih kelola ini tidak hanya semata-mata memberikan keuntungan tapi juga transfer kompetensi dan kemampuan bagi para karyawan.

"Sebagai pekerja hulu migas tantangan terbesar ialah bagaimana meningkatkan produksi. Sementara produksi dapat ditingkatkan jika ada penemuan cadangan baru," kata dia.

President Director Chevron Pacific Indonesia (CPI) Albert Simanjuntak mengatakan, selama dua tahun bermitra dengan Pertamina, SKK Migas dan pemerintah menunjukkan bahwa masa transisi sukses dilaksanakan termasuk nasib para karyawan. Sebanyak 727 karyawan Chevron di Blok East Kalimantan dan Attaka secara resmi telah bergabung dengan Pertamina.

Meskipun tidak seluruh karyawan Chevron di blok tersebut pindah ke Pertamina karena memang terdapat beberapa karyawan yang sudah memasuki masa pensiun. "Hak pensiunnya, dikelola oleh dana pensiun di bawah BUMN, seluruh karyawan kami pastikan mendapat hak-haknya," ujar dia.

Participating Interest
Terkait jatah daerah penghasil migas (Participating Interest/PI) untuk Kalimantan Timur, Direktur Utama Pertamina Hulu Indonesia Bambang Manumayoso mengatakan masih dalam pembahasan bersama pemerintah, SKK Migas, Pemda dan Pertamina. Sesuai Peraturan Menteri ESDM Nomor 37 Tahun 2016 tentang Ketentuan Penawaran Participating Interest (PI) 10% pada Wilayah Kerja Minyak dan Gas Bumi.

"Kami sedang membahas terkait porsi untuk daerah. Untuk mekanisme kerjasama dengan BUMD juga sedang dibahas," kata dia.

Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi manambahkan, aspek PI 10% akan segera diwujudkan. Sebab itu pihaknya meminta pemerintah daerah dapat membantu terkait perizinan dan isu sosial.

"Kami mohon bantuan untuk perizinan dan isu sosial kepada pemerintah daerah. Mohon supaya operator dibantu supaya lebih efisien, biaya operasi rendah sehingga dana bagi hasil akhir bisa dibagi lebih tinggi," kata dia.

Sementara itu, Asisten II Bidang Perekonomian Kalimantan Timur Irwansyah berharap Pertamina dapat bekerjasama langsung dengan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) agar proses PI 10% dapat terwujud tanpa ada kesulitan.

"Tujuan participating interest, supaya daerah dapat terlibat langsung memberikan dampak kepada daerah penghasil migas sehingga ekonomi lebih bisa berkembang dengan sebaik-baiknya," kata dia.

Sebagaimana diketahui bagi hasil minyak bagian pemerintah di blok tersebut sebesar 39% dan kontraktor 61%. Sementara bagi hasil gas pemerintah pada kontrak blok ini sebesar 34% dan kontraktor 66%.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6531 seconds (0.1#10.140)