Gojek Klaim Berkontribusi Rp1,7 Triliun Melalui UMKM
A
A
A
BANDUNG - Perusahaan penyedia jasa aplikasi Gojek mengklaim telah berkontribusi terhadap perekonomian Indonesia sebesar Rp1,7 triliun per tahun. Kontribusi itu didapat melalui usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang bermitra dengan Gojek.
“Itu berdasarkan riset yang diterbitkan Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia pada tahun 2017 lalu. Tak hanya itu, para mitra UMKM pun mengalami peningkatan volume penjualan sebesar tiga kali lipat setelah mereka bergabung di Gofood,” kata VP Public Affairs Gojek Astrid Kusumawardhani di Hotel Mercure Nexa, Jalan Supratman, Kotq Bandung, Kamis (25/10/2018).
Gojek, kata dia, hingga kini telah bermitra dengan lebih dari 250.000 UMKM di seluruh Indonesia. Mayoritas mitra UMKM bergerak pada bidang kuliner. Mereka menjadi merchant yang menjual berbagai makanan pada aplikasi Gofood.
Kendati telah banyak bermitra dengan UMKM, pihaknya terus berupaya agar penjualan para mitra terus meningkat. Salah satu caranya melalui pembekalan praktis. Mereka diajak sharing mengenai pengembangan pasar dan manajemen keuangan menggunakan teknologi.
“Selama ini, UMKM mungkin bisa bikin produk, tetapi susah memasarkan produknya. Makanya kami bikin acara seperti ini, agar mereka bisa tahu cara memasarkannya,” kata Astrid.
Menurut dia, sejak Gojek hadir di Bandung tahun 2015 lalu, salah satu cita-cita utama adalah meningkatkan kapasitas sektor usaha non formal dan UMKM. Dalam hal ini, Gojek memosisikan diri sebagai technology enabler untuk memperkuat pelaku UMKM. Karena ini adalah salah satu cara menciptakan dampak sosial.
Kepala Bidang Usaha Non Formal dari Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Pemkot Bandung, Achmad Tadjudin Sastrawinata mengaku, melalui pelatihan ini dia berharap para pengusaha UMKM Bandung bisa memperbesar pasar bisnisnya. “Dengan usaha UMKM yang semakin berkembang, saya percaya bisa memberikan dampak positif kepada kota kita tercinta ini,” jelas dia.
“Itu berdasarkan riset yang diterbitkan Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia pada tahun 2017 lalu. Tak hanya itu, para mitra UMKM pun mengalami peningkatan volume penjualan sebesar tiga kali lipat setelah mereka bergabung di Gofood,” kata VP Public Affairs Gojek Astrid Kusumawardhani di Hotel Mercure Nexa, Jalan Supratman, Kotq Bandung, Kamis (25/10/2018).
Gojek, kata dia, hingga kini telah bermitra dengan lebih dari 250.000 UMKM di seluruh Indonesia. Mayoritas mitra UMKM bergerak pada bidang kuliner. Mereka menjadi merchant yang menjual berbagai makanan pada aplikasi Gofood.
Kendati telah banyak bermitra dengan UMKM, pihaknya terus berupaya agar penjualan para mitra terus meningkat. Salah satu caranya melalui pembekalan praktis. Mereka diajak sharing mengenai pengembangan pasar dan manajemen keuangan menggunakan teknologi.
“Selama ini, UMKM mungkin bisa bikin produk, tetapi susah memasarkan produknya. Makanya kami bikin acara seperti ini, agar mereka bisa tahu cara memasarkannya,” kata Astrid.
Menurut dia, sejak Gojek hadir di Bandung tahun 2015 lalu, salah satu cita-cita utama adalah meningkatkan kapasitas sektor usaha non formal dan UMKM. Dalam hal ini, Gojek memosisikan diri sebagai technology enabler untuk memperkuat pelaku UMKM. Karena ini adalah salah satu cara menciptakan dampak sosial.
Kepala Bidang Usaha Non Formal dari Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Pemkot Bandung, Achmad Tadjudin Sastrawinata mengaku, melalui pelatihan ini dia berharap para pengusaha UMKM Bandung bisa memperbesar pasar bisnisnya. “Dengan usaha UMKM yang semakin berkembang, saya percaya bisa memberikan dampak positif kepada kota kita tercinta ini,” jelas dia.
(akr)