Alasan Keamanan, Perusahaan AS Dibatasi Jual Suku Cadang ke China
A
A
A
NEW YORK - Pemerintah Amerika Serikat (AS) membatasi perusahaan-perusahaan Negeri Paman Sam -julukan Amerika- untuk menjual suku cadang ke perusahaan China dengan alasan keamanan nasional. Departemen Perdagangan AS mengatakan ada "risiko signifikan" bahwa Fujian Jinhua dapat terlibat dalam kegiatan yang dapat melukai keamanan nasional AS.
Dilansir BBC, Selasa (30/10/2018) langkah ini menjadi eskalasi terbaru dalam upaya pemerintahan Trump untuk menghentikan dugaan pencurian kekayaan intelektual. Negara-negara lain juga telah membatasi menjual hal serupa kepada perusahaan China dengan alasan keamanan. Departemen Perdagangan AS mengungkapkan, bakal membatasi ekspor perangkat lunak dan barang-barang teknologi dari perusahaan-perusahaan Amerika ke produsen chip Fujian China Jinhua.
"Ketika sebuah perusahaan asing terlibat dalam aktivitas yang bertentangan dengan kepentingan keamanan nasional. Kami akan mengambil tindakan kuat untuk melindungi keamanan nasional AS," kata Menteri Perdagangan AS Wilbur Ross dalam sebuah pernyataan.
Dia menambahkan, bahwa pembatasan pada perusahaan Fujian Jinhua yang membuat chip memori dan perangkat lunak diyakini "membatasi kemampuannya untuk mengancam rantai pasokan untuk komponen penting dalam sistem militer AS". Perusahaan AS saat ini membutuhkan lisensi khusus untuk mengekspor ke Fujian Jinhua.
Keputusan itu muncul di tengah tuduhan bahwa perusahaan yang didukung pemerintah China itu telah mencuri kekayaan intelektual dari pembuat mikron AS, Micron Technology, menurut laporan yang ada. Langkah itu kemungkinan akan mengobarkan ketegangan konflik dagang antara AS dan China.
Saat dua ekonomi terbesar dunia itu berseteru, Beijing tengah berusaha membangun dominasinya dalam industri teknologi tinggi. Langkah Ini juga yang terbaru dalam serangkaian tindakan membatasi perdagangan perusahaan teknologi China. Awal tahun ini, AS memblokir ZTE China dari melakukan bisnis dengan perusahaan AS setelah ditemukan telah melanggar sanksi AS terhadap Iran dan Korea Utara.
Larangan itu, memaksa perusahaan menghentikan operasi besar, pada bulan Juli. Kekhawatiran kepada keamanan nasional juga telah menyebabkan pembatasan pada perusahaan-perusahaan China di negara lain.
Pada bulan Agustus, pemerintah Australia melarang raksasa telekomunikasi Huawei dan ZTE dari menyediakan teknologi 5G untuk jaringan nirkabel negara itu. Pengawas pertahanan cyber Inggris juga memperingatkan bahwa penggunaan peralatan dan layanan ZTE dapat menimbulkan risiko keamanan nasional.
Dilansir BBC, Selasa (30/10/2018) langkah ini menjadi eskalasi terbaru dalam upaya pemerintahan Trump untuk menghentikan dugaan pencurian kekayaan intelektual. Negara-negara lain juga telah membatasi menjual hal serupa kepada perusahaan China dengan alasan keamanan. Departemen Perdagangan AS mengungkapkan, bakal membatasi ekspor perangkat lunak dan barang-barang teknologi dari perusahaan-perusahaan Amerika ke produsen chip Fujian China Jinhua.
"Ketika sebuah perusahaan asing terlibat dalam aktivitas yang bertentangan dengan kepentingan keamanan nasional. Kami akan mengambil tindakan kuat untuk melindungi keamanan nasional AS," kata Menteri Perdagangan AS Wilbur Ross dalam sebuah pernyataan.
Dia menambahkan, bahwa pembatasan pada perusahaan Fujian Jinhua yang membuat chip memori dan perangkat lunak diyakini "membatasi kemampuannya untuk mengancam rantai pasokan untuk komponen penting dalam sistem militer AS". Perusahaan AS saat ini membutuhkan lisensi khusus untuk mengekspor ke Fujian Jinhua.
Keputusan itu muncul di tengah tuduhan bahwa perusahaan yang didukung pemerintah China itu telah mencuri kekayaan intelektual dari pembuat mikron AS, Micron Technology, menurut laporan yang ada. Langkah itu kemungkinan akan mengobarkan ketegangan konflik dagang antara AS dan China.
Saat dua ekonomi terbesar dunia itu berseteru, Beijing tengah berusaha membangun dominasinya dalam industri teknologi tinggi. Langkah Ini juga yang terbaru dalam serangkaian tindakan membatasi perdagangan perusahaan teknologi China. Awal tahun ini, AS memblokir ZTE China dari melakukan bisnis dengan perusahaan AS setelah ditemukan telah melanggar sanksi AS terhadap Iran dan Korea Utara.
Larangan itu, memaksa perusahaan menghentikan operasi besar, pada bulan Juli. Kekhawatiran kepada keamanan nasional juga telah menyebabkan pembatasan pada perusahaan-perusahaan China di negara lain.
Pada bulan Agustus, pemerintah Australia melarang raksasa telekomunikasi Huawei dan ZTE dari menyediakan teknologi 5G untuk jaringan nirkabel negara itu. Pengawas pertahanan cyber Inggris juga memperingatkan bahwa penggunaan peralatan dan layanan ZTE dapat menimbulkan risiko keamanan nasional.
(akr)