Harapan Brexit Membuat Pound Inggris Melonjak, USD Terpukul
A
A
A
TORONTO - Mata uang dolar Amerika Serikat mengalami kemunduran dalam perdagangan uang pada penutupan Kamis waktu setempat. Sementara, poundsterling Inggris naik tinggi dalam sembilan bulan terakhir, berkat laporan bahwa London hampir mencapai kesepakatan soal akses transaksi layanan keuangan dengan Brussels, sebagai bagian dari kesepakatan Brexit.
Melansir dari Reuters, Jumat (2/11/2018), seorang pejabat Inggris mengatakan London hampir menyetujui kesepakatan yang memberikan akses kepada perusahaan-perusahaan jasa keuangan yang berbasis di Inggris ke pasar Uni Eropa.
Kabar tersebut membuat poundsterling Inggris ditutup lebih tinggi menjadi USD1,3014 melawan dolar AS. Sementara euro naik 0,87% terhadap USD. Secara lebih luas, indeks USD terhadap enam mata uang utama lainnya, turun 0,88% menjadi 96,27, level terendah dalam sepekan.
"Dolar AS hari ini dibawah tekanan terutama terhadap mata uang G7. Tapi saya kira dolar akan kembali menyeimbangkan portofolionya dalam 36 jam," kata Dean Popplewell, wakil presiden analisis pasar di OANDA di Toronto, Kanada.
Secara keseluruhan, indeks USD telah naik 2% terhadap enam mata uang pesaingnya sepanjang Oktober, kinerja bulanan terbaiknya sejak Mei 2018.
Dan menurut Dean, dolar kembali akan mengambil keuntungan menjelang pengumuman laporan pekerjaan AS bulan Oktober, yang dijadwalkan akan dirilis pada Jumat ini waktu Amerika.
Sementara itu, dolar Australia naik 1,89% terhadap USD berkat peningkatan kuat dalam surplus perdagangan Negeri Kangguru. Dolar Selandia Baru naik 2,18% pada awal perdagangan November, namun secara keseluruhan telah jatuh 1,5% terhadap USD di bulan Oktober. Yuan China turun tipis pada Kamis ke level 6,9205 per USD.
Melansir dari Reuters, Jumat (2/11/2018), seorang pejabat Inggris mengatakan London hampir menyetujui kesepakatan yang memberikan akses kepada perusahaan-perusahaan jasa keuangan yang berbasis di Inggris ke pasar Uni Eropa.
Kabar tersebut membuat poundsterling Inggris ditutup lebih tinggi menjadi USD1,3014 melawan dolar AS. Sementara euro naik 0,87% terhadap USD. Secara lebih luas, indeks USD terhadap enam mata uang utama lainnya, turun 0,88% menjadi 96,27, level terendah dalam sepekan.
"Dolar AS hari ini dibawah tekanan terutama terhadap mata uang G7. Tapi saya kira dolar akan kembali menyeimbangkan portofolionya dalam 36 jam," kata Dean Popplewell, wakil presiden analisis pasar di OANDA di Toronto, Kanada.
Secara keseluruhan, indeks USD telah naik 2% terhadap enam mata uang pesaingnya sepanjang Oktober, kinerja bulanan terbaiknya sejak Mei 2018.
Dan menurut Dean, dolar kembali akan mengambil keuntungan menjelang pengumuman laporan pekerjaan AS bulan Oktober, yang dijadwalkan akan dirilis pada Jumat ini waktu Amerika.
Sementara itu, dolar Australia naik 1,89% terhadap USD berkat peningkatan kuat dalam surplus perdagangan Negeri Kangguru. Dolar Selandia Baru naik 2,18% pada awal perdagangan November, namun secara keseluruhan telah jatuh 1,5% terhadap USD di bulan Oktober. Yuan China turun tipis pada Kamis ke level 6,9205 per USD.
(ven)