Enggar Sukses Selesaikan Perundingan Indonesia–EFTA CEPA
A
A
A
JAKARTA - Indonesia dan 4 negara yang tergabung dalam European Free Trade Association (EFTA) telah menyelesaikan Perundingan Indonesia-European Free Trade Association Comprehensive Economic Partnership Agreement (IE-CEPA) di Bali.
Perundingan berlangsung sangat intensif sejak 29 Oktober 2018 dan akhirnya berhasil disepakati kedua pihak pada 1 November 2018 di Bali. Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita secara langsung turut memantau perundingan untuk memastikan kesepakatan yang saling menguntungkan bagi kedua pihak.
"Saya mengucapkan selamat kepada kedua pihak. Setelah selama 7 tahun berunding, akhirnya pada 1 November 2018 perundingan IE-CEPA dapat diselesaikan secara substantif. Secara khusus saya dan mitra kerja saya, Menteri Ekonomi Swiss, Schneider-Amman yang juga selaku Ketua EFTA selama negosiasi minggu ini memantau perundingan agar terjadi kesepakatan yang menguntungkan kedua pihak. Kami melakukan konferensi jarak jauh ketika perundingan stuck," ujar Enggar dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Sabtu (3/11/2018).
Dengan diselesaikannya perundingan IE-CEPA, maka dalam satu tahun terakhir, Indonesia telah menyelesaikan tiga perundingan, yaitu IC-CEPA (Chile) pada Desember 2017, IA-CEPA (Australia) bulan Agustus 2018 dan IECEPA pada November 2018.
"Selesainya IE-CEPA merupakan capaian luar biasa bagi kedua pihak karena artinya Indonesia akan memiliki kesempatan lebih luas memasuki pasar EFTA yang memiliki kemitraan European Economic Area (EEA) dengan Uni Eropa. Akses pasar ke EFTA akan menjadi jembatan menuju pasar Uni Eropa yang lebih luas," imbuh Mendag.
Lebih lanjut Enggar menegaskan, seluruh isu perundingan telah diselesaikan, baik akses pasar, teks (rules) maupun cooperation. Langkah selanjutnya adalah melakukan legal scrubbing dan terjemahan. Menurut rencana, pengumuman secara resmi atas penyelesaian perundingan akan dilakukan di Jenewa pada akhir November, dimana 4 Menteri EFTA akan melakukan pertemuan tahunannya.
"Kami menekankan, perjanjian kemitraan IE-CEPA akan mendorong pembukaan akses pasar yang lebih luas, peningkatan ekspor barang dan jasa, menarik investasi, dan program-program kerja sama yang akan didapatkan dari negara-negara anggota EFTA. Semuanya itu diyakini akan meningkatkan daya saing Indonesia di wilayah Eropa dan bahkan di pasar global," tandasnya.
Perundingan berlangsung sangat intensif sejak 29 Oktober 2018 dan akhirnya berhasil disepakati kedua pihak pada 1 November 2018 di Bali. Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita secara langsung turut memantau perundingan untuk memastikan kesepakatan yang saling menguntungkan bagi kedua pihak.
"Saya mengucapkan selamat kepada kedua pihak. Setelah selama 7 tahun berunding, akhirnya pada 1 November 2018 perundingan IE-CEPA dapat diselesaikan secara substantif. Secara khusus saya dan mitra kerja saya, Menteri Ekonomi Swiss, Schneider-Amman yang juga selaku Ketua EFTA selama negosiasi minggu ini memantau perundingan agar terjadi kesepakatan yang menguntungkan kedua pihak. Kami melakukan konferensi jarak jauh ketika perundingan stuck," ujar Enggar dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Sabtu (3/11/2018).
Dengan diselesaikannya perundingan IE-CEPA, maka dalam satu tahun terakhir, Indonesia telah menyelesaikan tiga perundingan, yaitu IC-CEPA (Chile) pada Desember 2017, IA-CEPA (Australia) bulan Agustus 2018 dan IECEPA pada November 2018.
"Selesainya IE-CEPA merupakan capaian luar biasa bagi kedua pihak karena artinya Indonesia akan memiliki kesempatan lebih luas memasuki pasar EFTA yang memiliki kemitraan European Economic Area (EEA) dengan Uni Eropa. Akses pasar ke EFTA akan menjadi jembatan menuju pasar Uni Eropa yang lebih luas," imbuh Mendag.
Lebih lanjut Enggar menegaskan, seluruh isu perundingan telah diselesaikan, baik akses pasar, teks (rules) maupun cooperation. Langkah selanjutnya adalah melakukan legal scrubbing dan terjemahan. Menurut rencana, pengumuman secara resmi atas penyelesaian perundingan akan dilakukan di Jenewa pada akhir November, dimana 4 Menteri EFTA akan melakukan pertemuan tahunannya.
"Kami menekankan, perjanjian kemitraan IE-CEPA akan mendorong pembukaan akses pasar yang lebih luas, peningkatan ekspor barang dan jasa, menarik investasi, dan program-program kerja sama yang akan didapatkan dari negara-negara anggota EFTA. Semuanya itu diyakini akan meningkatkan daya saing Indonesia di wilayah Eropa dan bahkan di pasar global," tandasnya.
(ven)